Direlokasi ke Tempat Aman, Warga Dusun Mati di Majalengka Malah Risaukan Masalah Ini
Merdeka.com - Dusun Tarikolot yang terletak di Desa Sidamukti, Majalengka merupakan salah satu wilayah yang rawan longsor di Jawa Barat. Bahkan dusun tersebut sering kali menjadi titik pergeseran tanah.
Pemerintah daerah setempat pun telah merelokasi warga dusun tersebut ke tempat yang lebih aman, salah satunya ke Dusun Buahlega. Ditinggal penduduknya, Tarikolot seakan menjadi dusun mati.Rumah-rumah penduduk ditinggal dalam keadaan kosong. Bahkan, ada beberapa rumah yang tidak dikunci.
Meski telah direlokasi ke tempat yang lebih aman, masih ada warga yang melakukan aktivitas kesehariannya di dusun lama dengan alasan mata pencaharian.
-
Mengapa permukiman kuno dibangun di daerah tersebut? Meskipun sebagian A66 mengikuti jalur jalan Romawi kuno dari Scotch Corner ke Penrith, jalan raya ini memiliki sejarah yang lebih panjang lagi, telah digunakan selama sekitar 10.000 tahun. 'Persimpangan dan penyeberangan jalan dan sungai yang signifikan masih ditandai dengan monumen prasejarah, benteng Romawi, dan kastil abad pertengahan, sementara lembah subur telah mendukung masyarakat sejak akhir Zaman Es terakhir,' jelas Stephen Rowland, manajer proyek di Oxford Cotswold Archaeology.
-
Bagaimana warga Desa Sukamanah tetap menjaga hijaunya desa? Kondisi ini didukung dengan banyaknya hutan, sawah dan ladang yang hijau dan menyegarkan seperti yang tampak di Desa Sukamanah, Cibeber.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Bagaimana kehidupan warga di pemukiman padat? Saat memasuki area perkampungan lebih dalam, kehidupan warganya pun masih begitu terasa.
-
Bagaimana masyarakat sekitar memanfaatkan lahan di Desa Wisata Danau Diateh? Dengan suhu yang relatif dingin, masyarakat sekitar sangat memanfaatkan lahan hijaunya untuk dijadikan pertanian. Hampir 80% dari kawasan ini masih dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
"Sebagian besar memang petani ada yang kelola kebun Mangga Gedong Gincu. Karena lahan kebun dan pertaniannya dekat dengan dusun lama jadi masih bolak balik," ujar Herlina salah satu warga Dusun Tarikolot yang saat ini menjadi kepala Dusun Buahlega Majalengka seperti dilansir dari Liputan6.
Kendati merasa nyaman tinggal di rumah baru bersama warga lainnya, Herlina mengaku masih merisaukan sejumlah hal. Berikut informasi selengkapnya.
Hak Kepemilikan Tanah Masih Belum Jelas
Warga dusun mati Majalengka di tempat tinggal baru
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Herlina mengaku sampai saat ini status kepemilikan tanah di Dusun Buahlega masih belum pasti. Saat program relokasi berjalan, kepemilikan tanah di tempat baru tersebut diketahui masih berstatus aset Pemerintah Desa Sidamukti.
Di program relokasi tersebut pemerintah menyediakan tanah seluas 120 meter persegi lengkap dengan bangunannya. Bahkan banyak terlihat rumah yang telah direnovasi seiring dengan berjalannya aktivitas keseharian masyarakat.
"Ekonomi lancar banyak warga yang punya rezeki mengembangkan rumah hasil relokasi jadi lebih bagus. Tapi memang satu sisi kami masih ada kegelisahan," ujar Herlina.
Tanah Hanya Bersifat Hak Guna Pakai
Herlina menjelaskan, untuk status tanah di dusun baru ini statusnya masih mengambang dan hanya bisa dipinjam melalui hak guna. Ia pun berharap agar pemerintah bersikap tegas dan memahami kondisi psikologis warga dengan memberikan sertifikat tanah yang jelas di lokasi yang baru.
"Untuk status tanah di sini kami baru punya SPPT jadi masih hak guna pakai. Inginnya warga pegang sertifikat tanah agar kami tenang," ujar dia.
Herlina pun mengatakan jika dirinya siap untuk menukarkan sertifikat tanah lamanya, agar kepemilikan tanah di Dusun Buahlega jelas dan sepenuhnya menjadi milik warga.
Upaya Pemerintah Desa Sidamukti
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Sidamukti Karwan mengaku terus mengupayakan keinginan warga eks Dusun Tarikolot terkait kepemilikan tanah di dusun baru tersebut. Ia berharap status kepemilikan tanah di Buahlega menjadi jelas dan sepenuhnya jadi milik warga.
"Saya terus kejar soal pelepasan hak tanah dan mudah-mudahan mendapat respons baik dari Pemkab Majalengka," tandas Karwan.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaDari hasil pengukuran yang dilakukan melalui aplikasi di telepon pintar, kemiringan jalan motor di sana mencapai 25 sampai 33 derajat.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaJalanan yang sempit dan terjal sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.
Baca SelengkapnyaArti dari Melangun sendiri adalah bepergian untuk berpindah tempat apabila salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDengan perahu rakit yang ia buat dari drum, Ibu Pasijah mengarungi perairan hutan mangrove untuk menanam bibit pohon tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga menyaksikan bekas tempat tinggal mereka dari tengah waduk.
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca Selengkapnya