Pantai di Sukabumi Diterpa Gelombang Tinggi, 71 Perahu Nelayan Rusak hingga Karam
Merdeka.com - Pantai Minajaya di Surade, pesisir Selatan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dihantam gelombang tinggi. Akibatnya puluhan perahu milik nelayan mengalami kerusakan hingga menyebabkan nelayan tak bisa melaut.
Salah seorang pemilik perahu yang beroperasi di Pantai Minajaya, bernama Ambari, Selasa (24/5) mengatakan jika jumlah perahu yang terdampak bencana tersebut mencapai 71 unit.
"Dari data sementara jumlah perahu yang berada di Pantai Minajaya, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade rusak berat, karam, maupun hilang mencapai 71 unit. Untuk rinciannya yakni hilang sebanyak 36 unit dan rusak berat sekitar 35 unit dan kemungkinan jumlahnya masih akan terus bertambah," terangnya, dirujuk dari ANTARA
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kapan nelayan Pantura mulai terdampak? Pada tahun 1743 Masehi, daerah pesisir pantai utara Jawa yang sebelumnya masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam mulai dikuasai VOC.
-
Kenapa abrasi di Desa Cemarajaya parah? Kondisi ini karena permukaan pantainya landai, sedangkan lautnya dangkal. Lalu karakter laut juga sering mengalami pasang surut, bahkan sehari sampai dua kali,' kata dia.
-
Siapa yang terdampak banjir lahar? 'Semua korban harus diterima dan diberikan perawatan. Soal biaya, nanti pemerintah daerah akan mencarikan solusi,' katanya dihubungi dari Padang, Minggu.
-
Apa yang terjadi di Pelabuhan Merak? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
Hantaman Gelombang Terjadi Sejak Selasa Dini Hari
Ilustrasi
lawnstarter.com
Peristiwa gelombang laut sendiri mulai terjadi sejak Selasa pukul 03.00 WIB dini hari. Saat itu banyak perahu yang ditambatkan dan mayoritas para nelayan serta pemiliknya tengah terlelap tidur.
Para nelayan yang baru saja bangun dari tidurnya langsung dikejutkan dengan kondisi perahu mereka yang sudah hancur akibat diterjang gelombang. Sebagian nelayan lainnya langsung mencari perahunya yang hilang karena terseret arus laut ataupun karam karena ombak.
Hingga saat ini, nelayan setempat masih melakukan pendataan terkait dengan musibah itu, termasuk Ambari yang perahunya belum ditemukan sebanyak 4 unit.
"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, namun hampir seluruh nelayan tidak bisa mencari ikan disebabkan perahunya hilang dan rusak serta tidak berani melaut karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bahkan hingga siang ini gelombang laut di Pantai Minajaya masih tinggi," tambahnya.
Tinggi Gelombang Capai 4 sampai 6 Meter
Terpisah, Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD), Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri menjelaskan jika mengacu pada data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG). Perairan lepas di kawasan Sukabumi hingga Cianjur Selatan tengah masuk dalam kategori gelombang tinggi dengan diameter 4 sampai 6 meter.
Untuk tinggi gelombang di pantai mencapai 1,5-2 meter. Kondisi gelombang tinggi ditambah angin kencang dengan kecepatan 2-15 knot tentunya membahayakan nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan perahu kecil atau tradisional, salah satunya congkreng.
"Antisipasi terjadinya kecelakaan laut, kami pun sudah menyiagakan personel yang kapanpun siap diterjunkan untuk melakukan operasi SAR, serta berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya," katanya.
Nelayan Diimbau Tak Melaut
Okih pun mengimbau kepada para para nelayan di Minajaya dan sekitarnya agar tidak melaut terlebih dahulu sementara, demi keamanan dan keselamatan di tengah fase terjadinya gelombang tinggi dari laut lepas.
Namun bagi yang memiliki atau menggunakan kapal besar seperti rumpon, diesel, dan longland masih bisa tetap melaut, dengan meningkatkan kewaspadaannya dan melengkapi dengan perlengkapan keamanan seperti life jacket, kompas, GPS, dan alat komunikasi yang memadai.
Sebelum melaut, nelayan harus memeriksa kondisi mesin kapalnya terlebih dahulu apakah layak atau tidak digunakan untuk melaut, selanjutnya persediaan BBM harus benar-benar mencukupi dan saat sedang melaut agar terus berkomunikasi dengan petugas penanggung jawab pelayaran.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaBelasan makam di pesisir Pantai Muara Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terseret ke laut akibat diterjang ombak dan abrasi.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir lahar Semeru. Akibatnya, jembatan di perbatasan putus.
Baca SelengkapnyaSejak 1990-an, kawasan Pantai Muara Beting tergerus abrasi.
Baca SelengkapnyaJembatan penghubung di Perairan Sungai Lalan di Desa Sukajadi, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, ambruk usai dihantam tongkang batubara.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaGelombang besar air laut yang dihasilkan dari gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter itu juga telah menghancurkan pelabuhan.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaKapal yang memuat 40 ton beras dan 30 tabung elpiji tenggelam usai dihantam ombak saat berada di Perairan Selayar.
Baca SelengkapnyaDua kapal pengangkut BBM tujuan Mentawai terdampar di Pantai Padang setelah terseret ombak dari kawasan Batang Harau.
Baca Selengkapnya