Pasien Positif Corona di Sukabumi Membaik, Ini 4 Faktanya
Merdeka.com - Satu-satunya pasien asal Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang sempat dinyatakan positif Corona (Covid-19) oleh Pemkab Sukabumi kini dikatakan kondisinya mulai membaik. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab Sukabumi, Harun Alrasyid dalam jumpa persnya pada Rabu, 25/03 kemarin.
Harun menyebutkan bahwa pasien tersebut sudah membaik. Pasien tersebut diketahui berjenis kelamin laki-laki dan berusia sekitar 40 tahunan. Saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan terkait kondisi pasien tersebut dan harapannya bisa sembuh total.
Alat Bantu Pernapasan Dilepas
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang berhasil diturunkan di Kecamatan Buahbatu? Dengan kekompakan warga, masalah stunting di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung ini bisa diatasi.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
Dikatakan pula menurut Harun, bahwa pihak Rumah Sakit RSUD Sekarwangi Cibadak telah melepas alat penunjang medis berupa alat bantu pernapasan, seiring kondisi pernapasannya yang sudah pulih dan menunjukkan perkembangan ke arah yang bagus.
"Alat bantu pernapasan sudah dilepas. Jadi kondisinya sudah membaik," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid dalam jumpa pers di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19, Rabu (25/3/2020).
Melakukan Penelusuran Terkait Riwayat Kontak Pasien
NYTimes.com 2020 Merdeka.com
Dalam kesempatan tersebut ujar Harun, timnya akan berupaya melakukan penelusuran terhadap riwayat terakhir kontak pasien sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Sukabumi.
"Akan kita telusuri dan edukasi keluarga pasien yang positif Covid-19. Nanti pun akan ada pemeriksaan," ujarnya.
Memutus Mata Rantai Covid-19 di Wilayah Perbatasan
diy13/shutterstock
Dilansir dari website resmi Humas Pemerintah Kabupaten Sukabumi, sukabumi.go.id. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi bersama pihak pemerintah setempat berupaya memutus rantai penyebaran Corona (Covid-19) melalui tes massal atau Rapid Test di wilayah-wilayah yang dianggap tinggi tingkat penyebarannya, seperti wilayah-wilayah perbatasan.
"Di setiap daerah perbatasan Sukabumi dengan Banten, Cianjur, dan Bogor akan kita periksa. Salah satunya dengan penyemprotan disinfektan terhadap kendaraan yang akan masuk ke Kabupaten Sukabumi. Ini untuk mencegah masuknya lalu lintas penduduk," ungkapnya.
Terkait Rapid Test, pihaknya juga akan berupaya mengutamakan orang-orang dengan tingkat interaksi yang tinggi dengan Corona, seperti tenaga Kesehatan atau orang yang pernah berinteraksi secara langsung oleh Pasien positif (ODP dan PDP).
"Skala prioritasnya ialah orang yang paling banyak kontak," ujar Harun.
Perkembangan Corona (Covid-19) di Wilayah Sukabumi
Dari release resmi Pemkab Sukabumi juga ter-update perkembangan terkini Covid-19 di wilayah tersebut. Saat ini terdapat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 12 dari total 26 orang. Dari 26 orang tersebut, 14 telah dinyatakan selesai dan terakhir yang masih difokuskan berjumlah 12 orang PDP.
"Jumlah orang yang selesai pengawasan, statusnya turun menjadi ODP (orang dalam pemantauan). Sehingga jumlah ODP saat ini menjadi 160 orang dan selesai pemantauan sebanyak 30. Jadi jumlah orang yang masih dalam kategori ODP sebanyak 130 orang. Kalau yang positif tetap satu orang," papar Kadin Dinkes Sukabumi tersebut. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSementara kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya