Perlu Diperhatikan, Ini Tips Aman Saat ke Dokter Gigi di Masa Pandemi Covid-19

merdeka.com Sekitar 3 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia awal Maret 2020 lalu, banyak orang mulai membatasi aktivitas di luar rumah karena takut terpapar Covid-19. Penerapan 5M seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas selalu diupayakan di mana pun berada.

Namun, perasaan takut terpapar pasti tetap ada dan tak jarang membuat masyarakat ragu saat mau bepergian salah satunya saat berkunjung ke dokter gigi.

Mengingat data dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia, sebanyak 39 dokter gigi meninggal terpapar Covid-19. Sampai tanggal 5 Februari 2021 dokter gigi yang terpapar Covid-19 berjumlah 396 orang, terdiri dari Puskesmas 199 orang, rumah sakit 92 orang, klinik 36 orang, praktek mandiri 35 orang, dan institusi pendidikan atau fakultas kedokteran gigi 13 orang.

Orang lain juga bertanya?

Sehingga penting adanya penyesuaian pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah penularan yang dapat menyelamatkan nyawa pasien maupun dokter gigi.

Saat ini sudah banyak tersedia layanan konsultasi dokter gigi online, tapi bagaimana jika kondisinya tetap tidak memungkinkan jika hanya lewat konsultasi online. Untuk itu, sebelum pergi ke dokter ada beberapa hal yang perlu dipastikan.

Mengutip Liputan6.com menurut Dokter Gigi dan peneliti Klinik Brawijaya, Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes memberikan tips aman ke dokter gigi di masa pandemi Covid-19.

“Langkah pertama yang perlu dilakukan yakni pastikan dokter yang praktik menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap, pastikan ruang dokter memiliki filter UV, usahakan tidak datang mendadak ke rumah sakit atau tempat praktek dokter gigi,” tutur dokter Amelia dalam acara Virtual Media Conference Pepsodent Active Defense Mouthwash, beberapa hari lalu.

Saat ini layanan telemedicine juga sudah berkembang pesat, jadi bisa booking terlebih dahulu.

"Jadi komunikasi dulu sama perawatnya atau sama dokternya, sebutkan dulu keluhannya apa, jadi nanti bisa dijadwalkan, tujuannya apa supaya pasien tidak numpuk di klinik atau rumah sakit," pungkas dokter Armelia. (mdk/anf)