Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tedampak Pandemi, Agen Travel di Bandung Ini Banting Setir Jual Kain Kafan Premium

Tedampak Pandemi, Agen Travel di Bandung Ini Banting Setir Jual Kain Kafan Premium Pengusaha travel banting setir jadi penjual kain kafan. ©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com

Merdeka.com - Industri tour and travel menjadi salah satu sektor yang paling terdampak saat dihantam gelombang Covid-19. Bahkan untuk sekedar bertahan hidup, mereka harus rela melakukan apapun, termasuk menjual kain kafan.

Usaha itu yang kini dijalankan Edwin Miftahudin, seorang pemilik agen perjalanan Umroh asal wilayah Bandung, Jawa Barat. Di mana ia terpaksa mengubah haluan dengan menjual produk kematian yang dikemas secara menarik sehingga terlihat lebih lengkap sesuai kebutuhan.

"Jadi bisa di bidang travel itu memanglah pasti awalnya normal, tapi setelah itu munculnya pandemi ini kemudian usaha travel harus ditutup," tutur Edwin kepada wartawan Senin (11/10), melansir dari kanal YouTube Liputan6 SCTV.

Usaha Travel Terjun Bebas ke Angka Nol

pengusaha travel banting setir jadi penjual kain kafan

Edwin, pengusaha travel yang banting setir jadi penjual kain kafan premium

©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com

Dalam kesempatan itu Edwin mengatakan, munculnya wabah yang diduga berasal dari Wuhan, China tersebut turut membuat usahanya tidak hanya turun, namun langsung terjun bebas hingga ke angka nol.

Keadaan tersebut membuatnya tidak punya cara lain untuk bisa tetap bertahan. Terlebih kebijakan pemerintah melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM makin membuat usaha perjalanan umrohnya kian mandeg total.

"Jadi dampaknya ketika usaha lain mungkin hanya turun, tapi sektor perjalanan seperti ini langsung switch off ke angka nol dan tidak ada penghasilan sama sekali," tutur Edwin, sembari mengingat masa-masa sulit awal wabah Covid-19.

Mempertahankan Karyawan Agar Tak Dirumahkan

Edwin mengungkapkan, upayanya menjual barang di luar kebutuhan travel semata bukan demi kepentingan pribadinya, melainkan menyangkut para karyawannya agar tidak harus dirumahkan dan tetap memiliki penghasilan. Dari situ dirinya bertekad memutar setir dengan menjual perlengkapan jenazah.

Selain membuka usaha tersebut, ia juga mencoba melebarkan sayap dengan mengajak mantan chef dan pegawai hotel yang dirumahkan untuk membuka bisnis kuliner seperti sate dan nasi goreng di kawasan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Kegiatan ini berjalan berdasarkan hasil diskusi, serta bimbingan dari mentor bisnis. Selain itu ketika memulai menjual kain kafan premium ini juga kasus kematian akibat wabah sedang tinggi. Untuk restoran sendiri kami mulai di bulan Juli tahun lalu, jadi efek baik kita buka cabang baru dengan mengajak karyawan hotel yang dirumahkan," ungkapnya.

Membantu Geliat Industri Lain yang Terdampak

pengusaha travel banting setir jadi penjual kain kafan

Produk kuliner yang dijual Edwin, seperti sate dan nasi goreng.

©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com

Usaha kain kafan premiumnya sendiri selama ini juga turut membantu pengusaha lain di sekitar Jawa Barat untuk bertahan dari dampak wabah.

Ia menyebutkan salah satunya perajin tikar di Tasikmalaya yang kembali bergeliat, usai pihaknya memesan berskala besar di sana. Kemudian ada juga industri koper dan UMKM kapas yang akhirnya bisa tetap bertahan memenuhi pesanan dari perusahaannya.

"Dari kain kafan premium ini kita coba multiplier effect ke beberapa sektor ya seperti industri koper, UMKM kapas, sampai tikar dari Tasikmalaya yang sebelumnya kekurangan order dan sekarang banyak order juga dari kita. Intinya kita mencoba memberikan efek ini juga ke para vendor," terangnya. 

Paket Kain Kafan Premium

Sementara itu, salah seorang karyawan di tempat usaha Edwin, Hanifah menjelaskan jika produk kain kafan premium tersebut dirasa amat membantu masyarakat saat kasus kematian akibat Covid-19 meningkat. Pasalnya warga tidak perlu mencari bahan lain ke beda tempat, karena di sini sudah tersedia lengkap.

Dalam satu paket kain kafan premium sudah tersedia koper sebagai tempat, tikar, serbuk bidara, kapas, kapur barus, minyak dan lainnya.

"Awal saya gabung ke sini memang ngerasa takut juga, tapi setelah itu saya menemukan sisi yang unik. Karena biasanya warga atau masyarakat itu harus membeli kain kafan harus ke toko kain. Nah tapi di sini peralatannya sudah disediakan dengan lengkap, dan itu jadi salah satu yang bisa dikenalkan ke masyarakat dan motivasi untuk saya bekerja," terangnya.

Maksimalkan Penjualan Online dan Offline

pengusaha travel banting setir jadi penjual kain kafan

©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com

Produk kain kafan milik Edwin dijual secara masif dengan dua metode, yakni online dan offline. Untuk yang offline ia memanfaatkan sejumlah rekanan di mitra travel, tokoh agama hingga para ibu rumah tangga.

Terakhir, Edwin sempat membagikan resep suksesnya berdasarkan ilmu dari mentor bisnisnya sehingga bisa bertahan di masa pandemi.

"Untuk hal ini saya dapet nasihat lah dari guru bisnis. Ketika masa normal, karyawan itu bekerja buat kita. Ketika masa pandemi mungkin kita lah sebagai owner yang bekerja untuk karyawan lebih keras lagi. Akhirnya muncul lah peluang-peluang tadi," tandasnya.  (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bangkit Pasca Pandemi, ASITA Bali Hadapi Tantangan Digitalisasi
Bangkit Pasca Pandemi, ASITA Bali Hadapi Tantangan Digitalisasi

Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah adanya digitalisasi dalam pemasaran dengan adanya layanan pembelian tiket secara online.

Baca Selengkapnya
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan

Untuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir

Aturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.

Baca Selengkapnya
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung

Beberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Pandemi, Banyak Alat Pengeboran Migas Rusak, Langka dan Mahal
Gara-Gara Pandemi, Banyak Alat Pengeboran Migas Rusak, Langka dan Mahal

SKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023

Pemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil

Lesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.

Baca Selengkapnya
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Jerit Kuli Panggul Tak Punya Penghasilan Karena Pasar Tanah Abang Sepi
Jerit Kuli Panggul Tak Punya Penghasilan Karena Pasar Tanah Abang Sepi

Padahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Warga Jabodetabek Tetap Berwisata ke Puncak Meski Sudah Jadi Langganan Macet
Ternyata Ini Alasan Warga Jabodetabek Tetap Berwisata ke Puncak Meski Sudah Jadi Langganan Macet

Puncak dianggap sebagai alternatif tempat wisata yang murah dan terjangkau.

Baca Selengkapnya
Marak Penjual Online, Pria Ini Rela Keliling Pelosok Kampung Jualan Tikar dan Topi
Marak Penjual Online, Pria Ini Rela Keliling Pelosok Kampung Jualan Tikar dan Topi

Perkembangan teknologi menghadirkan banyak aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk berbelanja dari jarak jauh.

Baca Selengkapnya