Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Pembelaan Jokowi hadapi serangan DPRD

5 Pembelaan Jokowi hadapi serangan DPRD Jokowi beri arahan di Balai Kota. ©2013 Merdeka.com/M. Luthfi Rahman

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus kembali berhadapan dengan DPRD saat ini. Hal tersebut dipicu oleh 16 rumah sakit yang mengajukan keberatan terhadap sistem Kartu Jakarta Sehat (KJS). Mereka kemudian berbondong-bondong mengadu ke DPRD agar segera memperbaiki sistem KJS tersebut. Bak gayung bersambut, aspirasi ini langsung ditanggapi serius DPRD sampai terlontarlah wacana hak interpelasi sampai penggulingan Jokowi.

Tercatat kini, Rencana pengajuan hak interpelasi atau hak tanya telah ditandatangani oleh 32 anggota DPRD. Bahkan rencana tersebut diklaim telah sampai ke meja pimpinan DPRD.

"Sekarang sudah ada di meja pimpinan, setelah ini akan di Rapimkan dan keputusannya menunggu hasil dari Rapim. Kemarin sudah diajukan setelah rapat dengar pendapat," ujar salah satu anggota DPRD yang mengajukan hak tanya, Taufiqurrahman saat dihubungi, Jumat (24/5).

Sejak 16 rumah sakit menyatakan keberatan, isu KJS seakan menjadi bola panas yang bisa menumbangkan pemerintahan Jokowi sewaktu-waktu. Tak mau gentar, Jokowi terus menerus melakukan pertahanan terhadap program KJS buatannya. Sejumlah argumen dan tindakan pertahanan ditampilkan agar program ini tetap berlanjut.

Berikut lima usaha dan argumen Jokowi untuk mempertahankan KJS.

KJS jangan dipolitisasi

Jokowi terus berupaya menekankan bahwa program yang dia canangkan amat penting bagi warga Jakarta. Apalagi jika belum apa-apa, program ini sudah diganggu."Kalau ada yang masih perlu diperbaiki kita perbaiki. Kalau ada yang kecil-kecil perlu dibenahi kita benahi. Tapi jangan sampai apa yang sudah dinikmati oleh masyarakat kecil ini, apa yang sudah sekarang ini digunakan jangan sampai mencoba untuk mengganggu, membuat seolah-olah mempersepsikan seolah-olah KJS itu gagal. Tidak," ungkap Jokowi di RSUD Cengkareng, Jumat (24/5).Jokowi pun menunjukkan bahwa ada manfaat dari KJS dalam kunjungannya ke RSUD Cengkareng. Sehingga Jokowi mengingatkan jangan ada lagi yang mengganggu program dengan cara apapun."Jangan sampai ada yang ganggu-ganggu entah dengan cara politis, entah dengan cara-cara non politis," tegasnya.

Siap di-impeachement

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan DPRD DKI Jakarta untuk menggunakan hak impeachment dalam kisruh Kartu Jakarta Sehat (KJS). Sebab, dia tidak merasa KJS bermasalah selama ini."DPRD mau impeachment silakan. Saya siap saja kok kalau mau di-impeachment," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/5).Dia mengatakan semua sistem punya fungsi dan kebijakan. Di mana salah satu fungsi legislatif adalah melakukan pengawasan, termasuk mengajukan hak budgeting, hak interpelasi dan hak lainnya.Niatan impeachment sendiri sudah digulirkan DPRD sejak dua hari lalu. Kemarin anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Asraf Ali menegaskan ancaman pemakzulan itu. Dia mengatakan sudah terkumpul tandatangan dari anggota DPRD yang akan mengajukan pemakzulan.Penggalangan tandatangan ini didorong rencana mundurnya 16 rumah sakit pelaksana program KJS. Dewan merespon semua keluhan rumah sakit akibat sistem pembayaran INA CBG's yang diterapkan.

Evaluasi sistem INA CBGS

Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengatakan pihaknya sedang mencari solusi akan bedanya tarif rumah sakit, antara satu dengan yang lainnya dalam menangani pasien."Dicek karena memang tarif-tarif itu berbeda-beda. Yang benar yang mana? Nanti ditaruh rendah, yang gede menolak. Ini yang baru dicari solusinya," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (23/5).Jokowi mengakui jika Pemprov DKI Jakarta sudah tentu diajak musyawarah dalam menentukan tarif INA CBG's dengan Kementerian Kesehatan serta pihak dari rumah sakit.Terkait dengan sistem INA CBG's yang tarifnya dinilai rendah oleh sejumlah rumah swasta, Jokowi menegaskan bukan tarifnya yang rendah dan bukan salah KJS. Tetapi sistem INA CBG's yang perlu dievaluasi kembali."Ya keputusan gubernur. Tapi kita harus punya realitas, apakah cuci darah harus Rp 2 juta? Jebol kita," tandasnya.

Sindir rumah sakit yang cari untung

Jokowi mengaku tidak habis pikir terhadap sikap rumah sakit swasta yang tiba-tiba mundur dari program KJS. Apalagi ini melayani kesehatan masyarakat dan sisi sosial harus diutamakan dibandingkan mencari untung."Kalau ada masalah silakan datang kita selesaikan baik-baik. Enggak langsung mundar-mundur gitu," keluh Jokowi di Balai Kota."Ini (KJS) pekerjaan besar. Akan dipakai nasional oleh kementerian, kalau kita tentukan akan terlalu mahal. Kalau hitung-hitungannya enggak nutup, malah jadi masalah," sambungnya.Mantan wali kota Solo itu tetap bersikeras mundurnya 16 rumah sakit swasta dari pelayanan pasien pengguna KJS membuat kelabakan rumah sakit yang lainnya. Jokowi gregetan dan menilai mundurnya rumah sakit tersebut hanya mementingkan keuntungan saja."Semua RS punya itu punya tanggung jawab sosial kemanusiaan, jadi hanya gara-gara masalah, berkaitan untung dan rugi tau-tau muncul, mestinya bicarakan lebih dulu, menyampaikan riil apa keinginan mereka, kemudian fakta rill yang mungkin berkaitan dengan  sistem ekonomi untung rugi," jelas Jokowi  di Gedung Lemhanas, Jakarta, Rabu (22/5).Sejak KJS diluncurkan pada 10 November tahun lalu, jumlah pasien di rumah sakit dan Puskesmas meningkat. Hal ini karena masyarakat antusias dengan layanan kesehatan gratis tersebut."Yang paling penting menurut saya KJS sangat dibutuhkan masyarakat, ini untuk kepentingan masyarakat, dan dengan cara apapun akan saya lakukan agar ini tetap berjalan. Karena dibutuhkan terbukti melonjaknya sampai Rp 50 ribu lebih masyarakat yang ingin dapat pelayanan masyarakat itu. Jadi jangan ada coba-coba menghambat," tegas Jokowi.

Tidak mau besarkan premi KJS

Salah satu yang menjadi penyebab mundurnya rumah sakit swasta dalam melayani program KJS adalah terlalu kecilnya besaran premi, yakni Rp 23 ribu per bulan. Gubernur Jokowi bersikeras dan ogah menaikkan besaran premi sebesar Rp 50 ribu dalam setiap bulannya.Selain berdampak pada pembengkakan APBD 2013, menurut Jokowi, besaran premi juga terkait dengan sistem jaminan kesehatan nasional yang akan diberlakukan oleh pemerintah pusat."Kita masih itung-itungan, KJS ini akan dipakai sebagai acuan jaminan nasional. Kalau ini terlalu tinggi rupiahnya, preminya, nasional juga akan ikut, ini saling kait mengkait, ini 23 ribu itu udah di atas nasional, itungan Kemenkes," jelas Jokowi kepada wartawan, Jakarta, Rabu (22/5). (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Sikap Presiden Jokowi Soal Ganjar PDIP Ajukan Angket: Biarkan Saja, Itu Demokrasi
VIDEO: Sikap Presiden Jokowi Soal Ganjar PDIP Ajukan Angket: Biarkan Saja, Itu Demokrasi

Presiden Jokowi mempersilakan jika ada yang mengajukan hak angket tersebut.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Demonstran Kawal Putusan MK Segera Dibebaskan
Jokowi Minta Demonstran Kawal Putusan MK Segera Dibebaskan

Ada sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan.

Baca Selengkapnya
Moeldoko soal Koalisi Sipil Desak DPR Usut 'Data Intelijen' Jokowi: Jangan Berlebihan
Moeldoko soal Koalisi Sipil Desak DPR Usut 'Data Intelijen' Jokowi: Jangan Berlebihan

Moeldoko mengingatkan tidak usah berlebihan. Dia menyebut data yang dikantongi Jokowi bersumber dari hasil survei.

Baca Selengkapnya
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK

Presiden Jokowi buka suara mengenai rapat baleg DPR RI yang disorot karena diduga untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Pilkada

Baca Selengkapnya
PDIP: Hak Angket Pemilu Segera Meluncur, Tunggu Tanggal Mainnya
PDIP: Hak Angket Pemilu Segera Meluncur, Tunggu Tanggal Mainnya

Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus mengatakan, hak angket kecurangan Pemilu 2024 segera diusulkan ke DPR.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tanggapi Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Itu Sangat Baik
Jokowi Tanggapi Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Itu Sangat Baik

Jokowi memastikan pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Demo Depan DPR Makin Panas, Massa Bakar Baliho Wajah Jokowi
Demo Depan DPR Makin Panas, Massa Bakar Baliho Wajah Jokowi

Massa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Polda Metro Jaya Limpahkan Kasus Dugaan Penghinaan Rocky Gerung ke Bareskrim
Polda Metro Jaya Limpahkan Kasus Dugaan Penghinaan Rocky Gerung ke Bareskrim

Ada tiga laporan dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo dengan terlapor Rocky Gerung yang dilimpahkan Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri.

Baca Selengkapnya
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
Pecah! Ribut Antar Pendukung Jokowi di Media Sosial: Dari Operasi 3 Periode sampai Twit Bayaran
Pecah! Ribut Antar Pendukung Jokowi di Media Sosial: Dari Operasi 3 Periode sampai Twit Bayaran

Jelang Pemilu 2024, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan perpecahan. Mereka yang dulu loyal dan kompak, kini saling serang.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Kritik Debat, TPN Ganjar Catat Prabowo Kerap Serang Personal Anies
VIDEO: Jokowi Kritik Debat, TPN Ganjar Catat Prabowo Kerap Serang Personal Anies

Presiden Jokowi menilai banyak pihak kecewa melihat debat capres kedua

Baca Selengkapnya
Isu Demokrat Dapat Jatah Kursi Menteri, PDIP Singgung Sikap Oposisi Selama Pemerintahan Jokowi
Isu Demokrat Dapat Jatah Kursi Menteri, PDIP Singgung Sikap Oposisi Selama Pemerintahan Jokowi

Sikap politik Demokrat dalam beberapa tahun belakangan menjadi oposisi disoroti PDI Perjuangan apabila menerima tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya