Alasan Pemprov DKI Tetap Terapkan PTM 100 Persen Meski Ada Kasus Hepatitis Akut
Merdeka.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menilai kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring kembali meskipun muncul kasus hepatitis akut misterius. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Lies Dwi Oktavia menilai warga Jakarta sudah terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat.
"Untuk mengalihkan kembali PTM (pembelajaran tatap muka) ke PJJ (pembelajaran jarak jauh) belum tepat, karena kalau kita lihat perkembangan kasus secara umum oke ada, tapi belum sampai begitu perlu untuk mengembalikan ke PJJ," kata Lies, Rabu (18/5).
Dwi mengatakan, yang terpenting saat ini edukasi terhadap pentingnya protokol kesehatan dan hidup bersih ke warga Jakarta, termasuk usia anak-anak. Setiap keluarga diimbau menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
-
Kenapa muncul wabah misterius ini? Para pejabat China dengan cepat memberikan penjelasan, menekankan masyarakat tidak perlu panik. Para pejabat mengaitkan peningkatan kasus penyakit mirip pneumonia ini dengan kombinasi patogen umum selama musim dingin pertama tanpa pembatasan Covid-19 yang ketat.
-
Siapa yang berisiko terkena liver? Penyakit liver pada anak, meskipun jarang dibandingkan dengan orang dewasa, tetap menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian medis segera dan penanganan yang tepat.
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Bagaimana penyakit misterius ini menyebar? 'Tidak jelas kapan wabah ini dimulai karena akan tidak biasa bagi begitu banyak anak untuk terpengaruh begitu cepat,' Dan Silver, seorang pelapor ProMED.
-
Bagaimana penyakit liver bisa terjadi? Kondisi tersebut biasanya terjadi karena peradangan hati yang terus-menerus atau berkelanjutan, hingga pada akhirnya menyebabkan penumpukan kolagen dan protein lain di hati.
-
Siapa saja yang rentan terkena Hepatitis B? Hepatitis B dan C, misalnya, dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi melalui transfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman, dan bahkan dari ibu ke bayi selama proses kelahiran.
"Untuk makanan mengolah makanan dengan sempurna, sebelum makan cuci tangan, yang masak cuci tangan, itu secara umum sekaligus bisa mengurangi tipes, diare dan untuk penyakit yang lain seperti itu. Saat ini masih harus menjga protokol kesehatan karena tadi masih misterius masih berbagai dugaan," jelasnya.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, hingga Rabu 18 Mei 2022, sebanyak 24 orang diduga merupakan pasien hepatitis akut misterius. Dari jumlah tersebut 5 orang meninggal.
Lies juga menyampaikan, jumlah penderita hepatitis akut misterius ini tersebar di seluruh wilayah kota Jakarta, terkecuali di Kepulauan Seribu.
"Berdasarkan data per 18 Mei 2022 pukul 08.00 WIB, probable 3 orang, pending 20 orang, suspek 1 orang," kata Dwi.
Sementara rincian pasien hepatitis akut misterius berasal dari pasien probable, dan pending 4 orang.
Dwi menjelaskan, menentukan klasifikasi pasien hepatitis akut misterius ada di kelompok probable, pending dan suspek ada di SGOT/SPT. Jika SGOT/SPT pasien berada di atas 500 maka pasien diduga hepatitis akut misterius. Indikator lainnya, jika penderita hepatitis terkonfirmasi menderita Hepatitis A, B, C atau G.
Namun, ia kembali menegaskan, belum ada indikator yang menjadi rujukan utama untuk mengonfirmasi hepatitis akut yang saat ini masih dianggap misterius.
"Karena kan ini belum tahu jadi yang kita lakukan pemeriksaan saat ini adalah menyingkirkan apakah ada kemungkinan hepatitis yang sudah kita ketahui, kemudian penyakit lain enggak ada," jelas Dwi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaLebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis
Baca SelengkapnyaKemenkes mencatat 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) apabila dalam 1x24 jam terdapat kasus Mycoplasma Pneumonia segera melaporkan.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca Selengkapnya