Ancaman Djarot ke penunggak rusun dinilai upaya lepas tanggung jawab
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengancam akan mengusir warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang menunggak selama tiga bulan berturut-turut. Mengingat saat ini telah terjadi tunggakan sebesar Rp 32 miliar.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta mereka 'angkat kaki' dari rusun yang selama ini ditempati. Karena masih banyak warga Jakarta yang membutuhkan tempat tinggal. Sehingga, rusun itu benar-benar dibutuhkan.
Namun pandangan berbeda disampaikan Ketua Komisi D DPRD DKI Iman Satria. Iman mengatakan, warga sedari awal memang tidak ingin tinggal di rusunawa. Namun akhirnya mereka harus pindah atas dasar terpaksa karena direlokasi oleh Pemprov DKI Jakarta.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Bagaimana DKI Jakarta membuat program Kelurahan Sadar Hukum? 'Melalui pelaksanaan pembinaan kelompok keluarga sadar hukum (Kadarkum), pengembangan kelurahan binaan, sampai dengan terbentuknya kelurahan sadar hukum,' tambahnya.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
Dia mengungkapkan, seharusnya Djarot tidak ringan tangan saat mengatasi permasalahan warga. Karena ini menjadi momen bagi Pemprov DKI Jakarta bertanggungjawab terhadap program yang telah mereka canangkan kepada warga.
"Jangan begitu dong, bertanggung jawab dong. Masak main usir aja? Kalau main usir jadi gedung tua nanti itu rusun. Kalau pada keluar gimana?" katanya Iman kepada merdeka.com, Kamis (10/8).
Politisi Gerindra ini mempertanyakan juga rencana Pemprov DKI Jakarta memberdayakan warga rusunawa. Karena usai direlokasi, warga tidak lagi mendapatkan penyuluhan atau-pun pembinaan agar mereka mendapatkan pekerjaan.
"Kalau dulu mereka dagang, sekarang udah enggak. Terus gimana mau punya penghasilan. Dilihat dulu dong, jangan main usir," tegasnya.
Ancaman Djarot kepada warga rusunawa nantinya malah dapat berdampak buruk program relokasi nantinya. Sebab tiak menutup kemungkinan warga yang menempati rusunawa akan memilih untuk tidak membawa sewa hingga akhirnya diusir.
"Terus nanti diancem mereka bisa suka rela keluar, nunggak tiga bulan keluar, terus siapa yang tanggung jawab?" ujar Iman.
Iman menilai, kesalahan terjadi bukan saat warga menempati rusunawa lalu dibebankan biaya sewa. Karena pada saat relokasi pertama kali pun, Iman menilai, dilakukan secara terburu-buru.
"Sekarang momennya bertanggungjawab. Bagaimana mereka bisa hidup di sana. Apa yang mereka kerjakan? Berdagang. Jangan diancem warga DKI malah bisa bahaya," katanya.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan hak milik kepada warga. Sehingga status hak sewa suatu unit rusunawa menjadi rumah susun sederhana milik (rusunami).
"Pemerintah harus berani merubah konsep dari rusunawa jadi rusunami. Cicilannya dipanjangin, dibina dan dikasih pekerjaan," tutup Iman.
Data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, terdapat 9.500 unit rusun yang tersebar di 23 rusun di mana penghuninya masih menunggak pembayaran dari Januari-Juli 2017. Saat ini jumlah tarif sewa rusun Rp 300.000. Total tunggakan mencapai Rp 31 miliar.
Sebelumnya, Djarot akan mengeluarkan kebijakan agar penghuni yang benar-benar tidak mampu bayar, tak diusir dari rusun. "Makanya nanti kita lihat mana yang relokasi mana yang tidak. Jadi, warga relokasi akan kita kasih beberapa kebijakan. Tapi bagi mereka yang umum, ini (yang nunggak)," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok ingin agar RT/RW ke depannya bisa mengikuti konsepnya sewaktu dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengusulkan anggaran di setiap RW diberikan Rp100-Rp200 juta
Baca Selengkapnya"Respons bapak sangat mengecewakan dan zalim. Kasihan warga diberi ketidakpastian lagi," kata Sahroni
Baca SelengkapnyaWarga merasa resah menunggu kepastian rencana penggusuran yang berembus bakal melanda lahan yang mereka tempati.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana membangun rumah susun baru (rusun) bagi warga eks gusuran Jakarta Internasional Stadium (JIS)
Baca SelengkapnyaHeru curhat ke AHY soal banyaknya beban selama menjabat sebagai Pj Gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca SelengkapnyaPram dan Rano fokus pada program yang nyata dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPramono Anung berjanji bakal menindak pengembang nakal bila diberi mandat memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies mencontohkan saat kampanye di Pilgub DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaDia lantas menyindir apabila pemimpin yang tidak ingin masuk ke permukiman padat penduduk tidak layak untuk memimpin Jakarta.
Baca Selengkapnya