Anies jangan seolah tak serius tutup Alexis
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan membatalkan rencana penutupan Hotel Alexis yang berada di kawasan Jakarta Utara. Penutupan ditangguhkan lantaran informasi tersebut telah diketahui wartawan dari 'orang dalam' di jajaran Pemprov DKI Jakarta. Padahal informasi penutupan tersebut diketahui di hari yang sama dengan waktu eksekusi penutupan Alexis, yakni Kamis (22/3).
Melalui Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencari informasi mengenai bocornya rencana penutupan tersebut. Bahkan mereka mencari bukti rekaman telepon antara media dengan Wakil Kepala Satpol PP Hidayatullah dan Kepala Bidang Industri Pariwisata, Disparbud DKI Toni Bako.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono heran dengan sikap Anies. Seharusnya rencana penutupan tersebut sudah diinformasikan kepada media, sebagai bentuk keterbukaan informasi. Dia menilai, seharusnya penutupan Alexis tetap harus direalisasikan sekalipun informasi tersebut diketahui media.
-
Kenapa Anies jadi target hoaks? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Apa hoaks tentang Anies? Beredar foto Anies Baswedan memakai kemeja merah berlogo PDIP.
-
Bagaimana Anies meminta agar masyarakat tidak menghukumnya? Oleh karena itu, Anies meminta agar masyarakat tidak menghukumnya dengan janji-janji pemimpin lain yang tidak dipenuhi.
-
Kenapa Anies meminta masyarakat agar tidak menghukumnya? Oleh karena itu, Anies meminta agar masyarakat tidak menghukumnya dengan janji-janji pemimpin lain yang tidak dipenuhi.
-
Siapa yang sebarkan hoaks Anies? Merdeka.com pun merangkung berita hoaks yang mencatut nama Anies: 1. Anies Diusung PKB Maju di Jakarta Beredar di media sosial undangan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
-
Siapa yang merasa dikhianati oleh Anies? 'Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan Piagam Koalisi yang telah disepakati ketiga parpol,' kata Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.
"Sebetulnya tugas media mewartakan apa yang tengah dan akan dilakukan Pemprov DKI. Jadi katakanlah informasi tentang penutupan bocor, apa hubungannya? Kan itu sudah menjadi keputusan, kalau tinggal eksekusi lakukanlah," katanya kepada merdeka.com, Jumat (23/3).
Dia mengingatkan, apakah prosedur yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sudah sesuai sebelum membuat surat keputusan penutupan Hotel Alexis. Jika memang ingin mengakomodir laporan dari masyarakat, Gembong menyarankan, agar Anies tetap melakukan verifikasi terlebih dahulu, jangan langsung mentah-mentah diterima.
"Apakah prosedur sudah dilalui dengan benar. Kalau prosedur benar harus dieksekusi dengan kewenangan gubernur. Saya khawatirnya ada maksud tertentu penutupan Alexis. Jangan sampai Anies membuat kebijakan seolah-olah. Seolah ingin merespon penutupan ternyata tidak," jelas Gembong.
Kemudian, Ketua Fraksi NasDem Bestari Barus mengatakan, di era keterbukaan sekarang ini sudah tidak perlu lagi ada kerahasiaan yang justru menimbulkan kehebohan. Bila secara administrasi Pemprov DKI sudah memenuhi syarat untuk melakukan penutupan Alexis, maka harus juga diketahui publik.
"Maka peran media menjadi penting untuk menginformasikan kepada publik tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Saya menyesalkan terjadinya disharmonisasi antara awak media dengan unit kerja Pemprov DKI terkait rencana penutupan Alexis," tutupnya.
Untuk diketahui, Anies mengaku geram lantaran surat edaran itu bocor sebelum eksekusi dilakukan. Namun, dia menyebut batalnya eksekusi Alexis kemarin bukan disebabkan surat edaran yang terlanjur bocor.
"Memang belum ada perintah dari saya. Belum ada perintah dari saya dan saya tidak mau eksekusi dengan cara-cara yang seperti itu. Kita ini menertibkan, bukan show a force," katanya di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Jumat (23/3).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengungkapkan, alasan ditundanya penutupan tempat hiburan malam itu lantaran belum ada perintah darinya. Selain itu, karena jumlah 325 personel yang diturunkan terlalu banyak layaknya perang.
"Itu cara kuno, cara salah, saya akan tertibkan dengan cara yang benar. Saya akan disiplinkan," ujarnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Bangga Anies Tutup Alexis Pakai Selembar Kertas saat Kampanye di Bone
Baca Selengkapnyakata Anies berbagai tahapan Pilpres 2024 belum rampung secara resmi.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Bayam curhat di depan Calon Presiden Anies Baswedan. Dengan nada tinggi pria itu mengaku tengah dikriminalisasi.
Baca SelengkapnyaGrace pun menyinggung Anies yang mudah menyalahkan sesuatu saat ada masalah
Baca SelengkapnyaIzin Lokasi "Desak Anies" di Yogyakarta Dicabut Sehari Sebelum Acara, Ini Respons Anies
Baca SelengkapnyaSurat itu dibuat Anies pada 25 Agustus 2023 dan disaksikan oleh dua orang.
Baca SelengkapnyaSejauh ini Anies masih mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan kecurangan Pemilu.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim Anies Baswedan larang mengucapkan selamat Natal saat menjabat Gubernur DKI Jakarta
Baca Selengkapnya