Butuh biaya cerai, Suheri nekat rampok dan bunuh bos mebel
Merdeka.com - Suheri (28), salah satu pelaku perampokan sekaligus pembunuhan pengusaha mebel di Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara nekat melakukan aksinya karena terjepit kondisi ekonomi untuk biaya proses perceraian sebelum menikah lagi untuk yang kedua kalinya.
"Pelaku butuh uang untuk proses perceraian dengan istrinya, karena dia mau nikah lagi dengan wanita lain. Karena itu, dia mengingat bahwa mantan bosnya, ada peluang untuk dirampok. Pelaku mengajak tiga teman lainnya untuk melakukan aksinya," kata Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol M. Iqbal di Jakarta Utara, Senin (13(/5).
Iqbal menambahkan saat ini pihaknya sedang mengejar dua pelaku lainnya. Sedangkan Suheri bersama temannya berhasil menangkap hingga daerah Jawa Tengah.
"Dua pelaku yang ditangkap, Suheri (28), yang merupakan otak perampokan dan mantan pegawai Johandi, lalu Urip (45) ditangkap di Pemalang Jawa Tengah. Sedangkan dua pelaku lainnya, Harno dan Ratno masih dalam pengejaran," katanya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara 15 tahun penjara.
Sebelumnya, Seorang pengusaha mebel, Johandi (69) ditemukan tewas di rumahnya Jalan Pademangan VI, Pademangan Timur, Jakarta Utara. Korban ditemukan di kamarnya yang terletak di lantai dua oleh anaknya.
Saat ditemukan, mulut korban tertutup lakban. Tak hanya itu, kedua tangan juga terikat ke belakang, serta kedua kakinya dengan menggunakan lakban coklat. Sedangkan, barang berharga seperti sepeda motor dan uang di sebuah brankas yang diletakkan di kamarnya raib.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita ini membeberkan murahnya biaya saat dirinya menikah di KUA.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang prajurit TNI yang harus mengumpulkan uang ratusan juta untuk biaya pernikahan sampai sakit dua minggu.
Baca SelengkapnyaPernikahan Siti KDI dan Cem Perk harus berakhir di tengah jalan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, perumpamaan ini seolah pas dengan kemalangan yang dihadapi pasangan pengantin di Demak.
Baca SelengkapnyaPria ini tampak mengalami perubahan drastis setelah ia menikah dengan pujaan hatinya.
Baca SelengkapnyaSaking banyaknya, si pengantin bahkan menghitung mahar menggunakan mesin uang.
Baca SelengkapnyaSuami meninggal dunia di usia pernikahan belum genap 1 bulan. Kisahnya bikin haru.
Baca SelengkapnyaSiapa bilang menikah harus mahal dan menghabiskan banyak uang?
Baca SelengkapnyaIa tak mau melewatkan pernikahannya walaupun tengah dalam keadaan sakit.
Baca Selengkapnya