Dikritik tak unggah video rapim, Sandi ajak ICW lihat rekaman ke Balai Kota
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, memutuskan tidak lagi mengunggah video rapat pimpinan yang digelar di Balai Kota karena hanya dijadikan baik oleh pendukung ataupun antimereka. Rupanya keputusan tersebut mendapat kritik dari LSM Indonesia Corruption Watch (ICW).
Menanggapi kritik ICW, Sandi, mengajak untuk datang ke Balai Kota jika ingin melihat langsung rekaman rapat pimpinan.
"Saya undang ICW untuk datang ke kadis kominfo untuk melihat sendiri," ujar Sandi di Balaikota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (15/12).
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Apa reaksi netizen? Melihat sikap Ayu, netizen merasa iba. Banyak yang juga memuji kekuatan hatinya. 'Hebat kamu tuh,' puji seorang netizen di kolom komentar foto Ayu di Instagram. 'Udah diterpa angin kencang masih bisa ketawa dan menjawab pertanyaan wartawan dengan elegan,' lanjutnya.
-
Bagaimana reaksi netizen? Postingan ini bikin kehebohan di kalangan netizen, terutama di antara para penggemar dan rekan artis.
-
Apa yang diklaim video tersebut? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
-
Apa yang membuat video viral? Aksi wanita yang berangkatkan semua karyawannya pergi umrah ini pun sukses mencuri perhatian warganet.
Pengusaha muda itu bersikeras video unggahan hanya membawa nilai negatif saja. Ia menyebut video itu mengundang keributan antar warganet yang pro atau kontra kepada pemprov sekarang.
"Alasan kami ingin tidak mecah belah warga, kami melihat banyak sekali mudaratnya, ICW bilang kemunduran," ucap dia.
Sebelumnya, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husada mengkritik pemprov DKI yang tidak lagi mengunggah video rapat ke Youtube. Malah kalau ingin melihat masyarakat harus bersurat ke Kadis Kominfo DKI. ICW menilai langkah tersebut sebagai kemunduran lantaran dikhawatirkan ada upaya filter informasi yang bisa diakses masyarakat
"Itu artinya ada diskresi yang diberikan Anies kepada bawahannya untuk menyortir informasi," kata Adnan di Jakarta.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi juga melakukan profiling atas akun yang mengunggah video tersebut.
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan klaim kunjungan Ketua DPR RI Puan Maharani ditolak warga Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut diunggah pada YouTube oleh kanal NEGARA POLITIK pada Sabtu (16/9).
Baca SelengkapnyaRektor Unika menceritakan dihubungi orang mengaku polisi untuk membuat video mengapresiasi kinerja Presiden Joko
Baca Selengkapnya"Hasil sementara bahwa tempat tersebut bukan di area IKN," kata Artanto
Baca SelengkapnyaAde juga menyatakan bahwa setiap informasi yang beredar di bulan-bulan politik ini perlu ditanggapi dengan kritis.
Baca SelengkapnyaDisbudporapar Kota Surabaya mengusulkan pungutan retribusi pada masyarakat yang melakukan aktivitas fotografi dan video di Balai Pemuda.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman tak berkomentar lebih meskipun banyak kader Gerindra dalam video tersebut.
Baca SelengkapnyaPutra sulung Presiden Joko Widodo pun bergegas masuk ke mobil dinas untuk menunaikan salat Jumat.
Baca SelengkapnyaIA nekat menyebarkan video tersebut karena kesal ajakan bertemu ditolak oleh mantannya.
Baca SelengkapnyaTak terduga momen adu jotos ini akan berujung di atas ring. Begini pesan polisi.
Baca Selengkapnya