Walang disarankan buka usaha di kampung dari hasil ngemis
Merdeka.com - Walang bin Kliwon (54) dan Sa'aran (70), Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) asal Subang, Jawa Barat, kini berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jalan Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur. Mereka akan dibina selama beberapa saat setelah terjaring dalam razia yang dilakukan Dinas Sosial beberapa waktu lalu.
Kepala Panti Sosial, Purwono menuturkan, setelah pembinaan ini mereka dikembalikan ke keluarga di kampung halaman. Puwono menegaskan, uang puluhan juta hasil mengemis di ibu kota akan dikembalikan langsung ke keluarga.
"Kami berharap uang tersebut nantinya dibuat modal usaha bagi Pak Walang. Agar tidak menjadi pengemis lagi. Atau kami sarankan uang tersebut di tabung ke bank biar aman," katanya.
-
Dimana Mbah Subeno merantau sebelum tinggal di gubuk? Saat ditemui oleh pemilik YouTube Cerita Desa Indonesia, Mbah Subeno sedang melakukan aktivitas di dalam gubuknya. Mbah Subeno bercerita sebelum tinggal di gubuk itu, ia merantau ke Lampung.
-
Apa yang dilakukan Mbah Subeno sebelum tinggal di gubuk? Saat ditemui oleh pemilik YouTube Cerita Desa Indonesia, Mbah Subeno sedang melakukan aktivitas di dalam gubuknya. Mbah Subeno bercerita sebelum tinggal di gubuk itu, ia merantau ke Lampung.
-
Siapa yang dulunya tinggal di kontrakan? Namun, sedikit yang tahu bahwa suami Nagita Slavina ini dulunya tinggal di kontrakan sederhana.
-
Siapa pemilik awal rumah ini? Awalnya, rumah ini merupakan milik keturunan Han Kikko, mantan Kapitein derChineezen Pasuruan pada tahun 1771-1794.
-
Bagaimana Pegi pulang ke kampung halamannya? Setelah dinyatakan bebas, Pegi bisa kembali ke kampung halamannya dengan senyum yang sangat lebar. Di sana, ia juga disambut oleh warga dan diarak.
-
Siapa yang tinggal di rumah dengan dinding bambu sebelum sukses? Dahulu, dia tinggal di rumah dengan dinding bambu, tetapi sekarang bersama Rizky Billar dan putranya, mereka tinggal di sebuah rumah megah layaknya istana.
Purwono mengatakan, uang itu dikembalikan karena hak keduanya. Uang akan diserahkan kepada keluarga yang menjemput Walang dan Sa'aran.
"Itu kan hak mereka. Tapi, ada persyaratan yang harus dilengkapi untuk bisa mengambil uang itu," lanjutnya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh keluarga, yakni menyertakan surat keterangan dari RT, RW, kelurahan, Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, dan Dinas Sosial DKI Jakarta. Jika syarat itu dipenuhi keluarga, Walang dan uangnya bisa diambil kembali.
"Memang seperti itu persyaratan yang harus dipenuhi. Kalau sudah semua, baru kita serahkan mereka berserta uangnya," tandasnya.
Dengan terjaringnya pengemis yang mengantongi uang puluhan juta ini, Purwono berharap masyarakat sadar untuk tidak memberi sumbangan sembarang.
"Sumbangan infak, sedekah, dan lainnya sebaiknya disalurkan ke lembaga atau panti sosial yang memang menangani masalah sosial. Jangan percaya langsung mereka sakit atau miskin," katanya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah sukses seorang TKW di Arab Saudi bangun bisnis di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaPria ini merupakan penduduk asli desa Balingasal, Kebumen, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSule memiliki beberapa aset berupa tanah dan rumah. Dia berencana menambah usaha parkiran dan kontrakan.
Baca SelengkapnyaRaffi Ahmad siap memberikan modal untuk Nunung mencari tempat usaha. Sebab, selama ini, Nunung menjual produknya secara online.
Baca SelengkapnyaKampung batik merupakan sebuah nama untuk wilayah di Desa Nyalindung yang menjadikannya destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil ingin membangun penginapan (homestay) Kampung Wisata Betawi di Setu Babakan.
Baca Selengkapnya