Dishub DKI Klaim Ganjil Genap Turunkan Angka Kemacetan Hingga 29,58 Persen
Merdeka.com - Sejak 1 September lalu, Pemprov DKI Jakarta mulai memberlakukan sistem ganjil genap di 25 ruas jalan. Setelah diberlakukan sekitar sebulan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengklaim pemberlakuan ganjil genap telah kelihatan hasilnya dalam mengatasi kemacetan ibu kota.
Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo menyampaikan, selama sebulan terakhir terjadi peningkatan jumlah penumpang angkutan umum sebesar 12 persen khusus untuk Transjakarta. Selain itu kecepatan kendaraan bertambah dari 25 km/jam menjadi 28,5 km/jam. Biasanya kecepatan kendaraan berada pada angka di bawah 1 km.
"Kemudian volume lalu lintas penurunannya 29,58 persen, hampir 30 persen," ujarnya dihubungi Selasa (8/10).
-
Bagaimana kualitas udara Jakarta diukur? Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
-
Bagaimana kualitas udara di Jakarta diukur? Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US. Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m3.
-
Mengapa kualitas udara Jakarta memburuk? Memang, belakangan kualitas udara Jakarta jadi sorotan. Sebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) juga mencatat dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
-
Kenapa kualitas udara Jakarta buruk? Belakangan ini, kualitas udara Jakarta jadi sorotan masyarakat. Kualitas udara di DKI Jakarta terpantau masuk kategori tidak sehat pada Senin (14/8/2023) pagi ini. Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Jakarta tidak sehat? Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m³. Data ini tercatat per pukul 08.00 WIB.
Angka ini menurut Syarif sangat luar biasa. Hal ini juga berpengaruh terhadap perbaikan kualitas udara Jakarta.
"Untuk kualitas udara untuk pm 2,5 terjadi penurunan yang signifikan untuk yang di Kelapa Gading rata-rata 22 persen," ujarnya.
Mengenai jumlah pelanggaran selama penerapan ganjil genap, Syarif mengatakan datanya ada di Polda Metro Jaya. Namun menurutnya ada penurunan kendati tak disebutkan persentasenya. Wilayah Jakarta Selatan menurutnya yang angka pelanggarannya menurun cukup signifikan.
"(Daerah) paling rendah (angka pelanggaran) hampir sama, rata-rata hampir sama. Tapi yang paling rendah itu selatan, cukup rendah," ujarnya.
Agar kemacetan terus ditekan dan pengguna transportasi publik meningkat, pihaknya akan menambah jumlah armada Transjakarta.
"Dalam waktu dekat ada penambahan dari 59 sedang on progress itu, kemudian beberapa proses yang terintegrasi juga akan menambah (armada)," jelasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI mengklaim perbaikan kualitas udara karena keberhasilan seluruh program untuk mengendalikan polusi udara.
Baca SelengkapnyaPolusi Jakarta sempat turun drastis pada tanggal 17 Agustus 2023. Apa penyebabnya ya?
Baca SelengkapnyaKonsep ini, bagi mantan sekretaris kabinet itu penting untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJalan berbayar atau EFP sejatinya telah dirancang beberapa tahun lalu, namun belum juga diterapkan.
Baca SelengkapnyaDitlantas Polda Metro Jaya kembali memberlakukan sanksi tilang bagi para pengendara yang tidak lolos uji emisi bagi kendaraannya hari ini.
Baca SelengkapnyaPengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.
Baca SelengkapnyaData ini diambil berdasarkan hasil pemantauan volume lalu lintas melalui 49 titik Sensor Traffic Counting.
Baca SelengkapnyaWarga DKI Jakarta yang menggunakan transportasi umum massal baru sekitar 30 persen.
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca SelengkapnyaKualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia dan Tidak Sehat
Baca Selengkapnya