Geramnya Ahok lihat warga bantaran ngeyel dipindah ke rusun
Merdeka.com - Berbagai cara dilakukan Pemprov DKI untuk mengurangi banjir yang menjadi momok menakutkan setiap tahunnya. Salah satunya dengan menormalisasi 13 kali di Jakarta.
Salah satu kali yang masuk dalam daftar normalisasi adalah Ciliwung. Sudah tiga tahun berjalan, proyek itu belum juga rampung.
Ada masalah utama yang membuat proyek itu sulit berjalan mulus. Yakni banyaknya hunian di bantaran kali. Meski berdiri ilegal, tak mudah meratakan bangunan semi permanen itu karena warga kompak menolak direlokasi.
-
Di mana Ciliwung jadi hunian? Di beberapa titik, bantaran Ciliwung kini telah berubah menjadi hunian.
-
Apa masalah utama di Ciliwung? Ciliwung memiliki persoalan kompleks yang musti segera diselesaikan.
-
Apa keluhan utama warga Cinungku? Kondisi ini diperparah dengan keadaan jalan lintas yang masih berupa bebatuan dan lumpur. Masyarakat di sana berharap agar pemerintah memperhatikan kondisi kampungnya sehingga kehidupan warga jauh lebih baik.
-
Bagaimana upaya mengembalikan Ciliwung? Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan wajah Ciliwung. Salah satunya dengan normalisasi.
-
Kenapa Ciliwung semakin sempit? Semakin sempit karena populasi.
-
Mengapa Tilik Warga dijalankan? Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
Memastikan kelanjutan proyek normalisasi Ciliwung, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tim Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan Rindam Jaya, memutuskan menyusuri Kali Ciliwung dengan perahu karet. Sejak Rabu pagi, rombongan memulai penyisiran dari Jembatan Gedong, Jakarta Timur menuju Kalibata, melewati kawasan Condet, Bidara Cina, Kampung Pulo, dan diakhiri di kawasan Manggarai.
Banyak hal yang ditemukan Ahok, sapaan Basuki, saat menyusuri aliran Kali Ciliwung. Antara lain, hunian bantaran yang kian padat, limbah industri hingga endapan tanah yang membuat dangkal.
Temuan itu membuatnya geleng-geleng kepala. Ahok marah besar, dan memastikan penertiban hunian di bantaran harus dibongkar meski warga menolak. Sebagai gantinya, dia menyediakan 20 unit rumah susun di Rawa Bebek dan Rusun Marunda. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaAnies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyebut Ahok gubernur paling banyak melakukan penggusuran, bahkan menyebut paling brutal.
Baca SelengkapnyaAhok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca SelengkapnyaWaktu berjalan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara pun menawarkan warga untuk pindah ke rumah susun lain.
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaAnies pernah memandatkan Jakpro membangun Kampung Susun Bayam (KSB) untuk warga Kampung Bayam.
Baca Selengkapnya"Menurut saya tega sekali ketika tempat itu sudah disiapkan tidak diberikan kepada warga kampung bayam," kata Anies.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengkritik langkah Pemerintah Provinsi Jakarta terkait penonaktifan puluhan ribu NIK KTP
Baca Selengkapnya