Gerebek Lumpur Pemprov DKI Dinilai Tak Optimal Tanggulangi Banjir Jakarta
Merdeka.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan mengkritik program gerebek lumpur yang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta tidak optimal dalam penanggulangan banjir. Alasannya, program tersebut dikerjakan dadakan dan tidak melibatkan masyarakat.
"Pelaksanaan dadakan dan belum melibatkan peran serta masyarakat sepenuhnya," katanya di Jakarta, Selasa (2/11).
Dia pesimis dengan target Anies, banjir di Jakarta tak lebih dari 6 jam sudah surut, akan terealisasi. Sebab menurut pantauannya, infrastruktur penanggulangan banjir masih belum cukup memadai.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Bagaimana cara mencegah banjir? Salah satu cara paling efektif untuk mencegah banjir, terutama di kawasan perkotaan, adalah dengan memiliki sistem drainase yang memadai.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Misalnya saja, pada banjir yang terjadi Senin (1/11) sore, di Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, mengalami banjir akibat banjir kiriman dan hujan lokal.
Melihat kondisi tersebut, August menyoroti drainase yang disediakan Pemprov tidak memenuhi kapasitas.
"Kalau hujan lokal (kemudian banjir) berarti sungai dan saluran drainase yang kapasitasnya tidak dapat menampung debit air di wilayah tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan Pemprov DKI Jakarta membuat target batas maksimal dalam menangani banjir di Jakarta. Batas maksimal yang dimaksud, jika curah hujan di atas 100 mm, banjir wajib surut tidak lebih dari 6 jam, jika di bawah 100 mm tidak ada genangan.
Namun, jika curah hujan di bawah 100 mm kemudian terjadi banjir atau genangan, Anies meyakini terdapat kesalahan manajemen.
"Kalau di bawah 100 mm hujannya maka seharusnya tidak terjadi banjir, tentunya ada sesuatu yang salah di dalam manajemen (jika terjadi banjir)," ucap Anies, di Balai Kota, Selasa (2/11).
Selain ukuran target curah hujan sebagai indikator banjir, Anies juga memasang batas maksimal tinggi muka air di sungai. Jika muka air sungai tak kunjung turun, maka target 6 jam daratan surut tidak terlaksana.
"Kalau air sungainya tidak turun turun maka banjirnya akan terus terjadi. Ini pengendalian kita menggunakan target," kata Anies.
Tentunya, ucap Anies, Pemprov DKI terus melakukan evaluasi setiap wilayah atau titik-titik di Jakarta yang mengalami banjir, untuk menentukan target ataupun metode paling cocok diterapkan di masing-masing wilayah.
"Kalau kita tidak memiliki itu ukuran target maka kita akan kerja tanpa ada ukuran capaian."
Target Anies berikutnya dalam penanggulangan banjir adalah tidak boleh ada korban jiwa.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI menetapkan waktu minimal banjir surut di wilayahnya kurang dari dua jam
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaPembangunan tanggul ini terkendala karena banyaknya permukiman liar warga.
Baca SelengkapnyaBanjir ini membuat status Pos Angke Hulu Siaga 3 (Waspada).
Baca SelengkapnyaJika upaya penanganan banjir tidak diatasi dan dijalankan dengan baik, menurut Heru Jakarta akan rawan terhadap air bersih.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, masih terdapat 38 persen pekerjaan rumah dalam menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, telah memantau penanganan banjir di Hek Kramat Jati. Dia mengeklaim, saat ini banjir sudah terkendali.
Baca SelengkapnyaHeru Budi bakal mengevaluasi fungsi Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur agar dapat mengurangi banjir
Baca SelengkapnyaBanjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaGenangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca Selengkapnya