Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini jawaban Ahok soal naiknya angka kemiskinan di Jakarta

Ini jawaban Ahok soal naiknya angka kemiskinan di Jakarta Ahok sidak di Pulogebang. ©2016 merdeka.com/raynaldo

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebut jumlah penduduk miskin di Jakarta mengalami kenaikan 0,14 poin. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdalih atas data tersebut.

Ahok sebenarnya mengaku tak ragu atas hasil audit yang dilakukan oleh BPS. Hanya saja, ada perbedaan konsep pandangan cara melakukan survei yang dilakukan oleh BPS dengan survei yang diinginkannya.

"Bukan meragukan, konsep memandang yang berbeda. Makanya kami juga meminta BPS melakukan survei kemiskinan yang berbeda," kata Ahok di Balai kota Jakarta, Kamis (21/7).

Orang lain juga bertanya?

Mantan Bupati Belitung Timur itu menuturkan, BPS melakukan survei dengan menggunakan tolak ukur 2500 kalori perhari. Siapa yang tinggal di Jakarta yang mampu mendapatkan kebutuhan 2500 kalori perhari maka dia dianggap hidup di atas garis kemiskinan. Untuk memenuhi kebutuhan 2500 kalori, tiap harinya seseorang membutuhkan sekitar Rp 450 ribu.

"Berarti kalau kamu penghasilannya Rp 500 ribu, kamu sudah hidup di atas garis kemiskinan. Lalu apa itu yang disurvei, 70 persen itu kebutuhan hidup sembako. Nah kalau semua kebutuhan beras, cabai, macam-macam pada naik, pasti kebutuhannya itu nambah. Makanya orang Jakarta yang hidup miskin cuma 3 persen lebih," beber Ahok.

BPS, kata Ahok juga melakukan survei terhadap semua orang yang ada di Jakarta. Mulai dari yang ber-KTP DKI hingga mereka yang ada di pinggir jalan, rel kereta dan sebagainya. Padahal Ahok menginginkan hanya mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta.

"Makanya saya minta BPS waktu itu kita bayar dan memang enggak ada dana jadinya pakai dana hibah, makanya saya bayar. Saya mau memakai standar kehidupan layak, seperti survei UMP," ungkap Ahok.

Hasil survei itu menemukan angka Rp 2,5 juta per bulan untuk Kebutuhan Hidup Lajang (KHL) yang kini disebut KHC atau Kebutuhan Hidup Cukup.

"Jadi komponennya persis dengan KHL. Waktu itu kita lakukan, orang miskin di Jakarta naik berapa persen? Tapi ini asli KTP DKI loh yang disurvei, bukan pendatang. Makanya naik 17 persen," ungkap Ahok.

Lebih lanjut Ahok memaparkan, bagi yang telah berkeluarga namun salah satunya tidak bekerja angka itu dilipatgandakan.

"Berarti kalau dia punya pasangan suami istri tidak kerja berarti kalau kali dua, orang Jakarta hidup pas ini berapa? 34 persen. Kalau dia punya anak, punya orangtua, anak kita anggap bagi setengah, ini kira-kira orang Jakarta yang hidup pas-pasan, hampir 50 persen," sambung Ahok.

"Makanya kami mulai membuat program kesehatan. Menampung hampir 50 persen orang Jakarta. Karena orang kalau gaji pas-pasan enggak mampu beli BPJS mandiri. Makanya itu ada peserta yang iurannya kami bayar, itu kita bikin. Termasuk KJP kita naikkan, termasuk kita habis-habisan berjuang untuk menekan harga inflasi bahan pokok," sambungnya lagi.

Hasilnya pada tahun 2015 Pemprov DKI berhasil meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta. Harga beras hampir tidak begitu naik dibandingkan 5 tahun yang lalu. Tetapi untuk harga daging, masih belum juga turun.

"Daging baru uji coba, masih naik. Cabai? Masih. Gula? Masih relatif naik. Nah ini yang mesti mikir, ayam telur sembilan bahan pokok ada minyak goreng," tuturnya.

Saat ini Ahok telah menugaskan Dharma Jaya, food station, dan Pasar Jaya untuk menekan harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Sebab dia memperkirakan ada 70 persen dari inflasi yang menyebabkan garis kemiskinan akan bertambah.

"Jadi kami sudah tahu siapa. Jadi beda survei kami oleh BPS juga dengan yang dibuat standar sekarang beda. Kalau yang punya mereka, tapi kita gusur terus kan, ini orang datang enggak bisa sewa murah-murah nih, datanya enggak jelas. Kalau kami surveinya jelas. Angka kemiskinan survei kami lebih tinggi dari survei BPS yang 2.500. UGHh jauh lebih tinggi," terangnya.

"Kami bicara 17 persen angka kemiskinan, dia bicara 3 persen. Lalu kami, net untuk menahan jaring kemiskinan ini berapa? Kami kali dua, kira2 kaki dua setengah, 40an persen. Jadi kami yakin orang di Jakarta kalau 40 persen lebih itu ga mampu berobat.Kenapa kami paksakan BPKS masuk tenaga kerja? Nah itu solusinya," tutupnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di Sidang PHPU MK, Muhadjir Jelaskan Cara Pemerintah Hitung Angka Kemiskinan di Indonesia
Di Sidang PHPU MK, Muhadjir Jelaskan Cara Pemerintah Hitung Angka Kemiskinan di Indonesia

Selain Muhadjir, tiga menteri yang menjadi saksi yakni Airlangga, Sri Mulyani dan Risma.

Baca Selengkapnya
Ahok Sebut Butuh Pendapatan Rp5 Juta hingga Rp10 Juta untuk Tinggal di Jakarta
Ahok Sebut Butuh Pendapatan Rp5 Juta hingga Rp10 Juta untuk Tinggal di Jakarta

"Tinggal di Jakarta tuh harusnya (pendapatan) Rp5juta sampai Rp10 juta lebih bagus," kata Ahok

Baca Selengkapnya
Standar Hidup Layak di Jakarta Rp15 Juta per Bulan, Pengeluaran Terbesar di Sewa Rumah dan Tagihan Listrik
Standar Hidup Layak di Jakarta Rp15 Juta per Bulan, Pengeluaran Terbesar di Sewa Rumah dan Tagihan Listrik

Pengeluaran terbesar lainnya ada di komoditas operasional kendaraan seperti bensin.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Pengeluaran Paling Besar yang Buat Biaya Hidup di Jakarta dan Bekasi Jadi Paling Mahal
Ternyata Ini Pengeluaran Paling Besar yang Buat Biaya Hidup di Jakarta dan Bekasi Jadi Paling Mahal

Nilai rata-rata konsumsi masyarakat di Jakarta mengalami lonjakan tinggi dari Rp13,54 juta per bulan menjadi Rp14,88 juta.

Baca Selengkapnya
Beras dan Rokok Jadi Komoditas Pengeluaran Terbesar Warga Jakarta
Beras dan Rokok Jadi Komoditas Pengeluaran Terbesar Warga Jakarta

Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Biaya Hidup di Jakarta Paling Mahal di Indonesia, Hampir Rp15 Juta per Bulan
Biaya Hidup di Jakarta Paling Mahal di Indonesia, Hampir Rp15 Juta per Bulan

DKI Jakarta berada dalam posisi yang pertama termahal kemudian diikuti oleh Bekasi.

Baca Selengkapnya
Hitungan BPS: Masyarakat Jakarta Habiskan Rp1 Juta untuk Makan Setiap Bulannya
Hitungan BPS: Masyarakat Jakarta Habiskan Rp1 Juta untuk Makan Setiap Bulannya

Sebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk membeli makanan dan minuman jadi, ikan, telur dan susu serta sayuran.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19

Namun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.

Baca Selengkapnya
BPS Catat Kemiskinan di Jakarta Turun & Perekonomian Tumbuh di Era Pj Heru
BPS Catat Kemiskinan di Jakarta Turun & Perekonomian Tumbuh di Era Pj Heru

BPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.

Baca Selengkapnya
Andika di Debat Pilkada Jateng: Indeks Pelayanan Publik 3 Tahun Terakhir Memburuk
Andika di Debat Pilkada Jateng: Indeks Pelayanan Publik 3 Tahun Terakhir Memburuk

Andika membuka data, ada 10,47 persen warga di Jateng miskin. Menurutnya, hal itu perlu ditekan sampai dengan nol.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tertinggi se-Indonesia, Biaya Hidup di Jakarta Hampir Rp15 Juta Sebulan
FOTO: Tertinggi se-Indonesia, Biaya Hidup di Jakarta Hampir Rp15 Juta Sebulan

Padahal, besaran UMP 2024 di DKI Jakarta hanyalah Rp 5,06 juta per bulan.

Baca Selengkapnya
10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia
10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia

Survei Biaya Hidup 2022 mencatat sepuluh kota di Indonesia dengan biaya hidup termahal per bulannya.

Baca Selengkapnya