Ini sosok cawagub PNS pilihan Ahok, ngaku punya hobi nembak bareng
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sudah menyiapkan opsi lain bila PDIP tidak merestui Djarot Saiful Hidayat kembali berpasangan dengannya. Ahok sapaan Basuki bakal memilih Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Heru Budi Hartono.
Budi mengaku siap berduet dengan Ahok. Meskipun dia tetap mendoakan Ahok bisa berpasangan kembali dengan Djarot.
"Saya siap, biasa juga diajak semobil bareng. Tapi saya doakan Pak Ahok, Pak Djarot direstui. Katanya kan sudah cocok, sudah berdampingan terus, jalan Pak Ahok mulus," kata Heru kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jumat (4/3).
-
Kapan putaran kedua Pilkada DKI 2017? Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 mempertemukan dua pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta Basuki Tjahaja Purnama bersama Djarot Saiful Hidayat.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Apa kata Habiburokhman tentang Ahok dukung Ganjar? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
Seperti apa kesiapan dan persiapan pria 50 tahun ini bila benar Ahok memilihnya di Pilgub DKI 2017 nanti, berikut pengakuan Heru:
Pak Ahok sudah pernah bilang secara resmi?
Sambil becanda nyerempet-nyerempet. Pas bulan November 2015. Pak Heru siap-siap pengorbanan banyak. Saya enggak bidangi politik yang penting kerja. Awal Januari ngomong lagi sambil senyum-senyum. Saya belum ke Pak Jokowi
Seperti apa kedekatan dengan Pak Ahok saat kerja?
Saya enjoy-enjoy aja kerja bareng Pak Gubernur. Saya enggak pernah ngomong ke Pak Ahok, eh tahu-tahunya sama pikirkan. Contoh ngeruk kali dari dulu aja. Di wilayah ngerasain enggak pernah selesai. Minta tambahin truk, kontrak pihak ketiga. Kebersihan juga gitu. Kontrak sama truk sampai ada kapasitas maksimalnya. Gak mau, pusing lah. Swakelola memang harus dilakukan. Pak Ahok lakukan konsep itu. Apapun di air kewajiban kebersihan. Tata air hanya fisik turap dan lain-lain.
Sosok Pak Ahok di mata Pak Heru?
Pak Ahok rasa kasihannya tinggi dan enggak tegaan. Contoh anak saya enggak sekolah, dibiayain semuanya. Spontan. Saya ditanya apa yang dibutuhin? Ngomong apa aja ke saya kalau butuh. Wali kota dibantu operasional dari gubernur. Kebijakan humanis.
Inovasi Pak Ahok selama memimpin di DKI?
Ngajak nonton PNS film-film Indonesia. Membangkitkan semangat anak buah. Bisa bergaul becanda sama anak buah. Saya sama anak buah Sabtu Minggu enggak mau ngomongin kerjaan.
Kalau Pak Ahok maju independen?
Enggak apa-apa, saya maunya transparan. Eksekutif punya niat memperbaiki Jakarta ya ajuin. Menjegal kepentingan umum ya enggak akan dipilih lagi. Intinya terbuka.
Hobi sama Ahok?
Iya nembak bareng.
Bapak siap mempertaruhkan jabatan saat ini?
Hitungan terjeleknya gini, sudah disampaikan kalau Pak Ahok enggak terpilih lagi saya mau pensiun dini. 2010 Saya tadinya mau ngundurin diri. Saya dulu Kabag, saya ditawarkan ke BUMN. Pak Jokowi terpilih garis tangan saya berubah.
Tapi siap pensiun dini?
Pensiun dini sebuah pilihan. Risiko yang saya ambil akan besar. Kalau di luar saya ada sosok PNS tapi saya juga komisaris Bank DKI dan PT Delta. Pak Ahok bilang pengorbanannya berat lho.
Komisaris Bank DKI mewakili saham terbesar. PT Delta kan perwakilan saham 25 persen, saya jadi komisaris. Itu harus lepas semua.
Pendapat keluarga dan teman seperti apa kalau gara-gara pilgub harus pensiun dini?
Ada yang bilang sayang, tapi ya enggak apa-apa. Makanya, kalau bisa Pak Ahok Djarot tetap duet lah. Pertama kan sudah klop. Tinggal melanjutkan. Hubungannya baik. Tapi semuanya dukung saya. Semoga bisa
Target kerja selama ini?
Untuk aset, sudah jalan lima wilayah sosialisasi. Jakarta Timur sudah mengamankan aset 11,3 hektar. Selatan juga gitu, program asetnya masih berjalan. Masalah sistem keuangan e-budgeting e-komponen, bendahara harus input per hari. Sudah jalan. Lelang-lelang juga mau kami kejar.
ERP PR saya. Saya selaku kepala BPKAD sangat siap. Tolong diback up bukan produk BPKAD sendiri, biro hukum harus paham. Perhitungan pun Dinas Perhubungan yang harus bicara ke investor dan pemerintah dan kepolisian. Ada jadwal mengumpulkan Duta besar. Se jabodetabek. Kota mitra juga harus tahu.
Komentar soal cagub lain lawan Ahok?
Pak Yusril Menkum HAM pernah berkomunikasi pas di Jakarta Utara. Beliau ganteng, necis, pintar ahli hukum ya cocok. Kalau Sandiaga Uno generasi muda yang penuh semangat, pengusaha berhasil, semuanya punya kelebihan. Ahmad Dhani ya di kalangan Artis. Dari segala ilmu penjuru boleh-boleh aja. Wali Kota Jakarta pertama seniman.
Jadi kalau mau nyaingin Pak Ahok, harus ambil dari PNS memang. 1-2 Belajar dilindes. Meminang PNS, dari dalem bisa cepet. Dari luar harus ada adaptasi.
Kalau terpilih?
Percepatan manajemen keuangan transparansi cashless harus jalan. Mengembalikan fungsi RTH. Cakung drain habis. Harus dikembalikan agar 14%. Konsisten terhadap blue print pembangunan kota Jakarta.
Jadi terlihat sangat siap ya pak?
Jadi sudah siap nih ya ikut Pilgub?
Belum deg-degan. Saya bukan politik. Pekerjaan oke, kampanye cuap-cuap saya enggak bisa bohong. Kalau ngomong di depan massa bukan saya banget lah. Saya sportif aja. temanAhok enggak kenal saya. Saya enggak butuh ketemu. Kalau sudah, baru jalin komunikasi. Saya enggak pernah telepon temanAhok. Kalau perintah pak Gubernur. Saya siap bismillah.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok secara terang-terangan bakal berjuang buat Ganjar-Mahfud di 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaJika wacana itu serius, Ganjar menantang Anies dan Ahok untuk bersama-sama mendaftarkan diri di Pilkada serentak 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenurut Bobby, seluruh partai berhak mencalonkan nama-nama di Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaHeru mengaku tidak tertarik maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok kini tengah fokus memberikan pendidikan bagi kader-kader PDIP terkait perekonomian.
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaGerindra tengah mempertimbangkan nama Bobby Nasution di Pilgub Sumut
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Hartono menanggapi santai, namanya masuk dalam radar bursa Pilgub oleh partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca Selengkapnya