Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Minimalisir Kejahatan, Pengawasan di KRL Diminta Diperketat

Minimalisir Kejahatan, Pengawasan di KRL Diminta Diperketat KRL Yogyakarta-Solo di Hari Pertama Beroperasi. ©2021 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Seorang perempuan mengaku menjadi korban pelecehan seksual di KRL Commuter Line tujuan Cikarang. Kejadian dengan minimnya bukti itu terjadi pada beberapa waktu yang lalu.

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah ingin mesti diperketat lagi pengawasan di dalam moda transportasi tersebut. Karena, kasus pelecehan ini menurutnya, sudah kerap kali terjadi.

"Cuma kan ada yang ngelaporin, ada yang enggak kan masalahnya kan ini, ini kan yang melaporkan punya bukti kan, artinya punya rekaman. Kalau yang enggak punya bukti kan kadang-kadang ada orang dilecehkan di kereta api, di tempat umum enggak mau melaporkan juga, takut malu juga kan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (7/6).

Orang lain juga bertanya?

"Kalau menurut saya pengawasannya, kemudian juga enforcement harus ditegakkan juga loh itu," sambungnya.

Dipisah Gerbong Perempuan dan Laki-Laki

Selain itu, agar tak terulangnya kejadian pelecehan atau tindak kriminal yang lainnya. Menurutnya, perlu dipisahnya antara gerbong perempuan dan laki-laki.

"Jadi dipisah, gerbong untuk perempuan sendiri, gerbong laki-laki sendiri. Mesti ada pemisahan tempat duduk atau gerbong lah. Kalau di busway itu perempuan pindah ke depan, salah satu upayanya. Tapi sekarang kan di busway karena ada pembatasan-pembatasan yang cukup ketat, diperketat," ujarnya.

"Sehingga berita-berita pelecehan seksual di busway sudah menurun banyak, sudah hilang, sudah tertangani. Kriminal-kriminal di kereta api kan juga sangat tinggi, copet-copet, karena selalu padetnya penumpang," tutupnya.

Penambahan Gerbong

Tak hanya dipisahnya gerbong perempuan dan laki-laki, ia juga ingin agar PT KAI Commuter Line dapat menambah jumlah kapasitas tempat duduk atau penambahan gerbong kereta. Terutama disaat jam-jam sibuk.

"Yang lainnya menurut saya, mungkin langkah-langkahnya itu menambah tempat kapasitas. Karena kalau jam kerja itu mereka, berangkat atau pulang padat sekali, nah itu menurut saya kenapa enggak ditambah gerbongnya gitu, dikasih tempat duduk," ungkapnya.

Terlebih, saat ini Indonesia masih sedang dilanda pandemi Covid-19. Sehingga, dengan adanya penambahan gerbong tersebut menjadi salah satu dalam memutus penyebaran virus corona.

"Jadikan kereta itu kan bisa menambah gerbongnya khusus jam-jam sibuk ditambah gerbongnya, ini kan juga dalam rangka mendukung juga penegakkan protokol kesehatan. Karena kereta api ini disinyalir banyak sekali masalah moda transportasi yang mempengaruhi banyak penularan," jelasnya.

"Sehingga klaster perkantoran kan naek terus itu, karena salah satunya dari moda transportasi kereta itu. Karena selalu berjubel-jubel penumpangnya, kemarin kan dark Bogor, arah Serang, arah Balaraja kan penuh-penuh terus atau dari Cikarang itu juga penuh. Menurut saya harus ditambah gerbongnya, kapasitas tempat duduknya, itu yang harus dilakukan," tutupnya.

Diketahui, Seorang perempuan mengaku menjadi korban pelecehan seksual di KRL Commuter Line tujuan Cikarang. Namun, karena minimnya barang bukti, terduga pelaku pelecehan seksual tersebut tak diproses secara hukum.

Persoalan lain muncul setelah laporan dugaan pelecehan tersebut disampaikan akun Twitter @ZhaRaLa ke akun resmi KAI Commuter, yaitu @CommuterLine. Alih-alih laporannya ditindaklanjuti, akun @ZhaRala justru mendapat respons tak enak dari akun @CommuterLine.

"BTW kejadian nya di alami sama temen Mba kan.?? bukan sama mba nya ?? kenapa gak langsung Lapor Polisi aja Mbanya.? dan kalo lapor polisi si mba nya pun harus ada bukti," demikian respon @CommuterLine yang diunggah dari tangkapan layar akun @ZharaLa, Sabtu (5/6).

Akun Twitter pelapor dugaan pelecehan sudah terkunci. Namun respons tak simpatik tersebut membuat akun Twitter Commuter Line menjadi sorotan.

PT KAI Commuter Line meminta maaf atas respons terhadap pengguna KRL yang mengadu adanya dugaan pelecehan seksual. Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan admin yang merespon aduan korban diberikan telah diberikan sanksi.

"Untuk admin yang bertanggung jawab atas cuitan respons kasus pelecehan seksual di KRL itu kini telah dicabut aksesnya. Selanjutnya akan ada proses sanksi terhadap yang bersangkutan," ucap Anne dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/6). (mdk/fik)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lecehkan Jurnalis dan Penumpang Wanita di KRL, Pelaku Langsung Diblacklist
Lecehkan Jurnalis dan Penumpang Wanita di KRL, Pelaku Langsung Diblacklist

Ketika aksi si pria itu ketahuan, sempat terjadi kejar-kejaran.

Baca Selengkapnya
KAI Commuter dan Polisi Masih Buru Pelaku Pembuang Kasur Spring Bed di Jalur KRL
KAI Commuter dan Polisi Masih Buru Pelaku Pembuang Kasur Spring Bed di Jalur KRL

KCI juga telah bekerjasama dengan pihak kepolisian maupun TNI untuk memburu pelaku yang membuang kasur spring bed di lintas Tanah Abang-Rangkasbitung.

Baca Selengkapnya
Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Bakal Diblacklist Seumur Hidup
Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Bakal Diblacklist Seumur Hidup

Petugas di lapangan siap membantu laporan pengguna KRL terkait tindakan pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya
Kursi LRT Jabodebek Bolong Gara-Gara Ulah Penumpang
Kursi LRT Jabodebek Bolong Gara-Gara Ulah Penumpang

LRT Jabodetabek kepada seluruh pengguna LRT Jabodebek untuk ikut menjaga dan merawat sarana LRT.

Baca Selengkapnya
Cegah Peredaran Narkoba, BNN dan KCI Tingkatkan Pengawasan Penumpang KRL Bekasi-Jakarta
Cegah Peredaran Narkoba, BNN dan KCI Tingkatkan Pengawasan Penumpang KRL Bekasi-Jakarta

Dirut mengklaim hingga saat ini belum ada petugas atau pegawai PT KCI yang kedapatan menggunakan atau mengonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya
Kapolres Minta Maaf Usai Ricuh Warga Kosambi vs Truk Imbas Tabrak Anak Kecil hingga Tewas
Kapolres Minta Maaf Usai Ricuh Warga Kosambi vs Truk Imbas Tabrak Anak Kecil hingga Tewas

Di hadapan para jemaah salat Jumat, Zain mengaku bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang

Baca Selengkapnya
Tak Bisa Dibiarkan! Viral Pria Endus-Endus Kepala Perempuan di KRL, Perekam Video: CommuterLine Nggak Mau Nambah Gerbong Khusus Wanita?
Tak Bisa Dibiarkan! Viral Pria Endus-Endus Kepala Perempuan di KRL, Perekam Video: CommuterLine Nggak Mau Nambah Gerbong Khusus Wanita?

Perekam video meyakini keduanya tidak ada ikatan keluarga atau pasangan.

Baca Selengkapnya
Buntut Penangkapan Terduga Teroris di Solo, KAI Larang Barang-Barang Ini Dibawa Naik Kereta
Buntut Penangkapan Terduga Teroris di Solo, KAI Larang Barang-Barang Ini Dibawa Naik Kereta

KAI mengingatkan penumpang terkait larangan barang bawaan menyusul penangkapan terduga teroris di Stasiun Solo Balapan

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Truk Muatan Lebih Sering Kecelakaan di Jalan
Ternyata Ini Penyebab Truk Muatan Lebih Sering Kecelakaan di Jalan

Kementerian Perhubungan jangan hanya fokus di jalan raya, namun dapat mengoptimalisasi angkutan kereta api.

Baca Selengkapnya
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Melaju 350 Km/Jam, Ini Terjadi Jika Ada Benda Asing Mengganggu
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Melaju 350 Km/Jam, Ini Terjadi Jika Ada Benda Asing Mengganggu

KA cepat dialiri arus listrik sebesar 27,5 kilovolt (kV) yang akan menjadi sumber penggerak melalui media pantograf yang terdapat di bagian atas kereta.

Baca Selengkapnya
Empat Anak Meninggal Tertabrak Kereta Api saat Bermail di Rel, PT KAI Respons Begini
Empat Anak Meninggal Tertabrak Kereta Api saat Bermail di Rel, PT KAI Respons Begini

Dia mengingatkan akan potensi bahaya bagi keselamatan masyarakat yang berada di jalur kereta api.

Baca Selengkapnya
Viral Pria Ini Ketahuan Berbuat Cabul ke Wanita di KRL
Viral Pria Ini Ketahuan Berbuat Cabul ke Wanita di KRL

Seorang pria bikin gaduh di salah satu gerbong kereta rel listrik. Dia dituding menggesek-gesekkan alat kelamin ke penumpang wanita.

Baca Selengkapnya