Minta sumbangan buat masjid di JPO Harmoni, 2 bocah SD diamankan
Merdeka.com - Dua orang pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05, Sawah Besar, berinisial IR (10) dan IB (10), diamankan petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Jakarta Pusat. Keduanya terjaring petugas saat sedang meminta sumbangan di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Harmoni, Jl Gajah Mada, Gambir.
Julian (30), salah satu petugas P3S mengatakan, keduanya terjaring dalam patroli rutin. Dua bocah tersebut sedang meminta sumbangan untuk pembangunan Musala di Kelurahan Kartini, Sawah Besar. Kemudian petugas mengejar mereka.
"Saat diamankan, bocah ini sedang minta sumbangan dengan membawa bakul dan duit Rp 150 ribu," kata Julian. Demikian dikutip dari Beritajakarta, Selasa (2/5).
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Kenapa gelandangan itu diberi uang? 'Aku sangat menghargai kejujuranmu. Kamu bisa saja mengambilnya, tapi tidak. Berapa yang kamu butuhkan?' tanyanya.
-
Bagaimana gelandangan itu diberi uang? Diberi Imbalan 'Lima dollar cukup,' ujar sang tunawisma. 'Lima? Bagaimana kalau kamu ambil semuanya? Ini untukmu,' terangnya.
-
Siapa yang meminta sedekah? 'Nak, minta sedekahnya, Nak,' pinta si pengemis tersebut.
-
Kenapa bocah itu protes? Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Apa yang didapatkan gelandangan itu? Lebih lanjut, pejalan kaki tersebut menerangkan jika hal itu merupakan rezeki dari Sang Pencipta. 'Karena kejujuranmu, kamu minta 1 dollar, tapi Allah akan beri kamu lebih banyak. Karena Dia penciptamu, tahu yang kamu butuhkan,' katanya.
Sementara itu, IR mengaku meminta sumbangan setelah pulang sekolah. Ia tergiur oleh upah yang diberikan.
"Kalau misalkan dapat Rp 150 ribu saya dapat Rp 25 ribu, tapi jika dapat Rp 50 ribu, maka dapat Rp 5 ribu," ungkapnya.
Lebih lanjut, dikatakan IR, uang hasil sumbangan tersebut diberikan kepada Komar yang merupakan ketua panitia pembangunan musala.
Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial (Yanresos) Sudin Sosial Jakarta Pusat, Dewi mengatakan, pihaknya akan memanggil orangtua bocah dan Komar sebagai ketua panitia pencari sumbangan. Sebab mereka telah mempekerjakan anak di bawah umur.
"Setelah orangtua datang akan kami pulangkan, karena anak ini memiliki keluarga dan sekolah," singkatnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walau usianya masih di bawah umur, mereka rela menyisihkan tabungannya demi membantu orang lain.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaKeluhan tersebut ramai dikomentari dan menjadi pembahasan.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono.
Baca SelengkapnyaPelaku menikam berkali-kali karena kesal korban tak menepati janji soal upah oral seks.
Baca SelengkapnyaPengakuan itu disampaikan Supriyani saat diperiksa Propam Polda Sultra.
Baca SelengkapnyaMendengar pengakuan siswa tersebut, raut wajah Ganjar terlihat marah dan kecewa ada sekolah negeri yang melakukan pungutan ke sekolah.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, polisi tidak memaksa. Namun, Kanit PPA Polres Tebo mengatakan pada LM akan mencari pinjaman dana untuk penanganan kasus.
Baca SelengkapnyaKumpulan uang itu adalah tabungan uang jajan. Uang itu ingin mereka berikan sebagai donasi.
Baca SelengkapnyaAndri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaParah! Dua pelaku begal di Cikarang Barat mengaku baru lulus SD. Pengakuan keduanya terungkap usai diamankan warga setelah melancarkan aksi perampasan.
Baca Selengkapnya