Pakar Tata Kota: Pemprov DKI Harus Larang Pengambilan Air Tanah
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Joga mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menghentikan pengambilan air tanah sebagai upaya penurunan muka tanah di Jakarta.
"Pemprov DKI harus segera memastikan pemberhentian atau pelarangan pengambilan air tanah (pompa) pada 2025 atau paling lambat 2030, untuk memperlambat penurunan muka tanah," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (3/9).
Ia mengatakan bahwa 40 persen wilayah DKI Jakarta dari pusat ke utara berada di bawah permukaan air laut. Salah satu penyebabnya adalah penyedotan air tanah.
-
Bagaimana DKI Jakarta mengendalikan polusi udara? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
"Penyedotan/pemompaan air tanah yang tidak terkendali mulai dari tingkat rumah tangga, gedung perkantoran/perhotelan/pembelanjaan, sampai kawasan industri. Selama pemerintah daerah (Pemda) tidak mampu menyediakan air tanah secara memadai maka penyedotan air tanah akan terus berjalan dan mempercepat penurunan muka tanah sehingga rentan tenggelam," ujarnya
Lebih lanjut ia mengatakan Pemprov DKI harus mengikuti peningkatan kemampuan penyediaan atau distribusi air baku 100 persen yang saat ini baru 55 persen ke seluruh warga/perkantoran/perhotelan/industri paling lambat 2030. Menghentikan kebocoran pipa air baku yang saat ini 30 persen mengalami kebocoran dan mengoptimalkan sumber daya air alternatif.
"Memanen air hujan, air 13 sungai yang melintas Jakarta, 109 situ/danau/embung/waduk, serta salinitas air laut pantai utara Jakarta," paparnya.
Tidak hanya itu, menurutnya Pemprov DKI harus fokus pada pembenahan 13 sungai utama yaitu dengan harmonisasi, normalisasi, naturalisasi. Serta mengantisipasi banjir kiriman, banjir lokal dan banjir rob.
"Antisipasi banjir kiriman, revitalisasi 109 situ/danau/embung/waduk dan menambah 20 waduk baru tahun 2030, menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota dari 9,9 persen menjadi 30 persen pada tahun 2030 sebagai daerah resapan air alami, rehabilitasi seluruh saluran air kota yang saat ini hanya berfungsi 33 persen," paparnya.
Terkait antisipasi banjir lokal, ia menyarankan restorasi kawasan pantai utara, merelokasi permukiman ke daratan sejauh 500 meter, membangun hutan mangrove bukan tanggul raksasa, menghentikan reklamasi untuk antisipasi banjir rob.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal memprediksi sejumlah wilayah di Jakarta Utara akan tenggelam pada tahun 2050. Sebab saat ini permukaan tanah di pesisir pantai terus mengalami penurunan.
Wilayah Muara Baru, Jakarta Utara pada tahun 2020 sudah berada satu meter di bawah permukaan laut. Tidak hanya itu, menurutnya kondisi permukaan di pesisir dan tengah Jakarta yang sama-sama sudah menurun. Serta kondisi di Jakarta tidak bisa lagi mengandalkan gravitasi, karena ada kondisi di bawah permukaan laut.
Reporter Magang: Leony Darmawan
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Studi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaBegini cara mengajukan izin menggunakan air tanah ke pemerintah.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaNyata air tanah di Jakarta saat ini tidak layak konsumsi karena sudah tercemar
Baca SelengkapnyaPenurunan muka tanah di selatan Jakarta ini karena penggunaan air tanah.
Baca SelengkapnyaTerkait keefektifan water mist, Fitri mengklaim alat ini bisa mengurangi polutan PM2,5. Namun, ia tak merinci berapa besaran polutan yang bisa dikurangi itu.
Baca SelengkapnyaHeru mengatakan, riset di China tersebut menemukan penyemprotan air malah membuat polusi udara makin parah.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaTren penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta tersebut terus mengalami perbaikan dibandingkan tahun 1997 hingga 2005.
Baca Selengkapnya"Saya minta Walkot, Camat, Lurah untuk menyadarkan masyarakat untuk tidak bakar sampah di lingkungannya," kata Heru.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur ingin para pemilik gedung memasang water mist sebelum 11 September.
Baca Selengkapnya