Pemkot Jakbar batal gusur rumah warga di Mangga Besar
Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat telah melayangkan Surat Peringatan ketiga (SP-3) pada tanggal 18 Agustus 2016 lalu, agar warga di RW 02, Mangga Besar, Taman Sari, meninggalkan tempat tinggalnya. Namun meski telah melakukan surat peringatan, penggusuran belum tentu dilakukan pada Senin (22/8) ini.
"Hari ini tuh penggusuran enggak ada. Memang ada SP-3 dari Pak Wali, tapi kan SP-3 itu hanya meminta supaya mereka keluar. Kalau penggusuran nanti ada rapatnya dulu, tidak langsung digusur," kata Ketua Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Jakarta Barat, Tamo Sijabat saat konfirmasi merdeka.com melalui sambungan telepon.
Pada surat yang telah dilayangkan dalam bentuk SP-3 tersebut di terangkan bahwa para warga harus mengosongkan atau membongkar tempat tinggal mereka dalan waktu 3 x 24 jam sejak SP-3 diterbitkan. Tamo mengatakan, bahwa hal tersebut hanya sebagai bahasa formal dalam surat peringatan.
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa benteng Ulak Karang terbengkalai? Alih-alih aset peninggalan masa penjajahan menjadi potensi objek wisata sejarah, benteng Ulak Karang ini justru bernasib sebaliknya. Meski sudah berusia ratusan tahun, benteng ini masih cukup kokoh dan beberapa akses ruangan masih terlihat jelas bagaimana gambaran ketika benteng ini masih aktif digunakan oleh tentara Jepang. Kini, kondisi benteng tersebut begitu terbengkalai, kotor, dan banyak dedaunan yang mengelilingi sisi luar benteng.Hal ini kurangnya perhatian dari pemerintah setempat untuk menjaga bangunan bersejarah tersebut yang berpotensi sebagai objek wisata karena dekat dengan pantai.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Kenapa Gubug Payung terbengkalai? Sebenarnya lima tahun lalu ada wacana bahwa tempat wisata ini akan dihidupkan lagi. Namun entah kenapa hingga sekarang wacana itu belum terealisasi.
-
Mengapa rumah Genta Buana terbengkalai? Akses Masuk Telah Dipenuhi Semak Belukar Akses ke dalam rumah merah Genta Buana terhalangi oleh semak belukar yang tak terkendali. Saat Afdhal Yusman memasuki gerbang, dia harus menembus semak-semak yang tumbuh begitu lebat, bahkan setinggi dirinya.
"Memang bahasa bakunya seperti itu, begitu bahasanya. Tapi teknis di lapangannya, nanti dirapatkan dulu," ujar dia.
Pantauan merdeka.com, hingga saat ini tidak ada tanda-tanda datangnya pihak satpol PP di lokasi. Banyak para warga menggunakan pakaian serba merah sebagai tanda melawan adanya penggusuran.
Selain itu, di setiap gang terbentang spanduk berbunyi "INI RUMAH KAMI, INI TANAH KAMI, DILARANG MASUK : Lurah, Camat, Walikota, Satpol PP. SAATNYA BIROKRASI PRO RAKYAT".
"Beberapa kekuatan personel dari Satpol PP, berapa dari TNI, berapa dari PPSU, pembongkaran ini kan memerlukan pembersihan. Kan semua harus terlibat. Belum ada panggilan untuk rapat jadi gimana mau penggusuran.Kan enggak bisa main gusur-gusur begitu," tandasnya.
Sebelumnya, warga RW 02 Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat, mulai resah lantaran pada tanggal 6 Januari 2016 lalu, tiba-tiba terdapat sosialisasi kepada warga setempat bahwa tanah yang mereka tempati telah dilelang oleh Gunarto Kerta Djaja yakni selaku tuan tanah kedua kepada Deepak Rupo Chugani, Dilip Rupo Chugani dan Melissa Angryanto melalui lelang pada Kantor Pejabat Lelang Kelas II, sejak 6 April 2015 lalu.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat meminta warga untuk segera mengkosongkan tempat tinggal, yang telah mereka tinggali selama 5 generasi lebih. Karena Sertifikat Hak Milik (SHM) tanah tersebut milik Deepak Rupo Chugani. Warga mulai resah lantaran tempat yang mereka tinggali telah dilelang tanpa sepengetahuan warga dan dijadikan objek lelang.
"Waktu tuan tanah pertama, masih ada komunikasi kepada warga. Tapi waktu tuan tanah ke dua, kita tidak pernah tau aama sekali. Surat tanah sempat terlantar tahun 1993 dan telah diurua tahun 2003. Saya generasi ke empat, kakek nenek moyang aaya telah tinggal disini sejak tahun 1980 lebih," tutur Ming-ming (34) kepada merdeka.com warga RT 09 RW 02 Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (22/8).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaPengadilan Negeri Jakarta Selatan menunda melakukan eksekusi rumah Guruh Soekarnoputra.
Baca SelengkapnyaPN Jakarta Barat mengosongkan paksa 24 bangunan yang berdiri secara ilegal di tanah seluas 3.000 meter persegi.
Baca SelengkapnyaRumah singgah Bung Karno di Kota Padang, Sumatera Barat kini telah rata dengan tanah. Pembangunan kembali rumah tersebut belum juga dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca SelengkapnyaPembangunan Alfamidi tersebut sudah rampung sehingga sekarang hanya menunggu izin turun.
Baca SelengkapnyaSelain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta telah menampung sekitar 450 warga korban kebakaran Manggarai di Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput.
Baca Selengkapnya