Pemprov DKI Jelaskan Soal Pembangunan Sumur Resapan di Atas Trotoar
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa pembuatan sumur resapan di Jakarta ditentukan berdasarkan lokasi rawan genangan saat hujan. Terpenting, Riza berharap keberadaan sumur resapan tidak mengganggu kenyamanan publik.
"Sumur resapan yang ada di trotoar ada yang sebagian di pinggir trotoar, di taman, itu memang disesuaikan dengan kondisi dan tempat yang ada. Tentu harapan kami pengerjaannya harus sesuai dengan spek, harus baik, harus kuat tidak boleh menimbulkan masalah baru," ucap Riza di Balai Kota, Rabu (1/12) malam.
Kendati pembangunan sumur resapan terus menuai kritik, Riza bergeming. Menurutnya, sumur resapan cukup membantu menekan dampak banjir saat musim hujan.
-
Di mana sumur resapan dibuat? 'Di sini walaupun sudah musim kemarau seperti ini, tapi mata air di sekitar kita masih mengalir meskipun tidak seperti saat musim hujan. Jadi sebenarnya sumur resapan sangat penting untuk kelangsungan mata air yang ada di daerah kita,' kata Joko Waluyo, penggerak sumur resapan Desa Patemon.
-
Kenapa warga Patemon membuat sumur resapan? Seiring kemarau datang setiap tahun, warga merasakan begitu besar kekuatan daya magis sumur resapan itu.
-
Kenapa Dukuh Nusupan rawan banjir? Dukun Nusupan yang berada di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, merupakan daerah rawan banjir. Dukuh itu diapit dua sungai, yaitu Kali Premulung dan Kali Bengawan Solo. Lokasi geografis itulah yang membuat Dusun Nusupan rentan terendam banjir.
-
Mengapa Pemprov DKI melakukan revitalisasi taman? Heru menyampaikan, revitalisasi justru dilakukan guna memperindah taman dan gedung TK Gudang Peluru. Warga, kata Heru hanya dipindahkan sementara karena revitalisasi sedang berlangsung. 'Kita memperbaiki taman dan gedung itu supaya lebih bagus. Mereka boleh di situ setelah dirapikan, silakan menjalankan kegiatan belajar mengajar di TK,' ucap Heru.
-
Mengapa AQUA membuat 70 sumur resapan? Untuk meningkatkan daya resap air dan mengendalikan banjir, AQUA juga membuat 70 sumur resapan, 2.650 lubang biopori, dan 930 rorak.
-
Bagaimana RTH di Jakarta bisa membenahi lingkungan? Program yang ditujukan di setiap kelurahan ini bisa menjadi batu loncatan untuk membenahi dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di kawasan permukiman padat.
Perihal kualitas penutup sumur resapan menimbulkan ketidaknyamanan bagi publik, Riza menjelaskan bahwa tutup tersebut bersifat temporer. Kontraktor pekerjaan sumur resapan akan menggantinya dengan penutup permanen.
"Akan diatur nanti di bawah koordinasi dinas yang harus bertanggung jawab terhadap sumur resapan ini. Harus sesuai dengan spek yang baik," ujarnya.
Kualitas sumur resapan di beberapa lokasi kemudian menimbulkan pendapat bahwa Pembangunan sumur resapan oleh Pemprov DKI Jakarta dinilai hanya kejar target. Akibatnya, lokasi pembuatan sumur resapan banyak yang tidak tepat.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mengkritik, pemilihan lokasi sumur resapan yang asal menyebabkan fungsi sumur tidak berjalan semestinya.
"Efektivitas sumur resapan sangat tergantung dengan pemilihan lokasi, sebaiknya pemilihan lokasi memperhatikan cekungan air dan kejenuhan tanah," ucap August kepada merdeka.com, Rabu (1/12).
Pembuatan sumur resapan di pinggir jalan pun menurut August mengganggu kendaraan yang berlalu lintas. Bahkan, efektivitas sumur diragukan.
Politikus PSI itu pun mengapresiasi keputusan DPRD yang memangkas anggaran Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk kegiatan sumur resapan.
"Rasanya memang tepat ketika DPRD DKI Jakarta mengurangi anggaran untuk sumur resapan di APBD 2022," ujarnya.
August mengingatkan, agar Pemprov mengoptimalkan anggaran penanggulangan banjir untuk kegiatan normalisasi sungai.
"Jangan mengorbankan anggaran miliaran rupiah tapi pemilihan lokasinya berikut pengerjaannya asal-asalan, sehingga pada akhirnya masyarakat lagi yang merugi," kritik August.
Membahayakan Pengguna Jalan
Salah satu pembangunan sumur resapan yang menjadi sorotan di Jalan Lebak Bulus III, Jakarta Selatan.
Sumur-sumur resapan ini berada di jalan yang menurun. Ada sekitar 23 sumur resapan, 8 sumur terletak sebelum Gereja Sumber Kasih dan sisanya terletak di depan gereja tersebut.
Sumur resapan akan dipasang sejajar sepanjang 300 meter di jalan tersebut. Bagian atapnya tertutup lat besi. Meski ada pengerjaan, kendaraan di sekitarnya tetap melaju cepat.
Sumur resapan di titik itu belum semuanya selesai. Tampak seorang pekerja masih menggali sumur yang berlokasi tepat di depan Gereja Sumber Kasih. Para pekerja itu mengaku baru hari mulai bekerja melakukan penggalian.
"Ini saya sedang memasukkan pipa ke dalam sumur sumur ini," kata pekerja galian, Aziz kepada merdeka.com.
Dia tidak tahu apakah sumur resapan yang menyebabkan kerusakan jalan akan diperbaiki atau tidak. Dia hanya mendapatkan tugas untuk memasang pipa resapan.
"Saya tidak ada hubungannya soal ngerapihin sumur ini atau memperbaiki jalanan ini. Saya hanya disuruh untuk masukin pipa ke dalam sumur ini," tambahnya.
Irwan, warga setempat menilai keberadaan sumur resapan membahayakan pengguna kendaraan bermotor. Belum lagi ketika malam hari, penerangan di Jalan Lebak Bulus III kurang terang.
"Memang cukup membahayakan jalanan di sini, karena motor sama mobil banyak yang ngebut. Kalau malam juga lampu penerangan di sini sangat kurang " kata irwan.
Ia mengungkapkan, belum lama ini terjadi kecelakaan yang diakibatkan sumur resapan tersebut. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa. Untuk itu, Irwan meminta Pemprov DKI Jakarta memperbaiki jalan yang rusak akibat sumur resapan.
"Ya semoga lah diperbaikin biar jadi rata jalanannya, biar semakin rapi dan bagus jalanannya," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek pengerjaan perbaikan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman banjir.
Baca SelengkapnyaWaduk Lebak Bulus diharapkan mampu menampung luapan debit air bertambah akibat curah hujan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaMenangani permasalahan banjir Jakarta tak bisa sendiri, perlu kolaborasi pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaMenurut RK, warga masih khawatir dengan banjir yang kerap terjadi lima tahunan.
Baca SelengkapnyaTanggul pantai setinggi 4,8 meter tersebut mampu melindungi pesisir utara Jakarta dari banjir rob.
Baca SelengkapnyaTeguh bilang, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaWaduk Melati menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRano Karno mengakui masalah banjir di ibu kota tidak bisa diselesaikan oleh Pemprov DKI saja.
Baca SelengkapnyaGalian tersebut tidak ditutup dan diperbaiki seperti semula. Sehingga kerap kali bekas galian itu cepat rusak dan kondisi itu sangat meresakan warga.
Baca Selengkapnya