Polisi periksa 30 orang terkait tawuran antarwarga di Dewi Sartika
Merdeka.com - Kepolisian Resor Jakarta Timur memeriksa 30 orang terkait tawuran antarwarga Budi Asih dengan Bataliyon Siliwangi (BS) di Jalan Raya Dewi Sartika, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/4).
"Ada 30 orang yang masih diambil keterangannya. Setelah dipisahkan, kami gelar razia," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Andri Wibowo kepada wartawan, Selasa (25/4).
Mereka yang diperiksa bukan warga asli dari dua kampung yang terlibat tawuran, melainkan diajak temannya untuk ikut tawuran.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Di mana tawuran pelajar biasanya terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
"Ternyata ada orang-orang di luar Dewi Sartika ngajak-ngajak temannya itu," ujarnya.
Hingga kini polisi masih memeriksa 30 warga tersebut. "Ya saya minta anggota meng-interview secara singkatlah. Kenapa kamu di situ, siapa yang ngajak. Kami ya me-manage secara keseluruhan apa sih masalahnya," ucapnya.
Saat tawuran, seorang pemuda bernama Albert mengalami luka bacok senjata tajam di bagian kepala. Bahkan celurit menancap di kepala ketika korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Beruntung, nyawa pemuda usia 16 tahun tersebut selamat usai menjalani operasi.
Tawuran yang kembali pecah semalam merupakan imbas dari hubungan panas antarwarga. Polisi hingga kini masih mencari akar persoalan.
"Ya sebenarnya dipicu masalah sepele saja. Sudah ada unsur historisnya, unsur soliditasnya, unsur jagoanismenya. Variabelnya banyak. Itu jadinya udah kompleks. Kalau sudah kaya gitu, dipicu apapun bisa terjadi. Cepet merambatnya," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih mendalami penyebab tawuran di Underpass Manggarai.
Baca SelengkapnyaTawuran ini sempat viral di media sosial, karena memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaPagi tadi tawuran kembali pecah. Padahal, hari minggu sebelumnya tawuran juga telah terjadi
Baca SelengkapnyaTawuran yang melibatkan antardua kelompok kembali memakan korban.
Baca SelengkapnyaSegala upaya telah dilakukan secara preemtif untuk mencegah terjadi tawuran.
Baca SelengkapnyaTawuran antar-warga kerap terjadi berulang di lokasi dekat pasar gembrong
Baca SelengkapnyaDikutip melalui akun instagram @jktinfo, terekam sejumlah masyarakat yang dari kedua sisi jalan saling menyerang dengan batu dan petasan
Baca SelengkapnyaBelasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Baca SelengkapnyaPemuda ini malamnya gagah perkasa. Saat ditemui anggota polri, dia langsung berubah jadi Ultramen.
Baca SelengkapnyaAksi tawuran ini viral di media sosial setelah dua kelompok tersebut tertangkap CCTV. Salah satunya diunggah akun Instagram @info_sawahbesar.
Baca SelengkapnyaAnggota Brimob yang terluka langsung dirujuk ke RS Polri Kramatjati untuk mendapat tindakan medis.
Baca SelengkapnyaMelihat korban terkapar dengan kondisi luka, pelaku RS kemudian melarikan diri.
Baca Selengkapnya