Polisi sulit tetapkan tersangka kasus PNS DKI diduga cabuli siswi
Merdeka.com - Kepolisian telah memeriksa belasan saksi terkait kasus dugaan pencabulan dilakukan tiga orang PNS terhadap M (17), siswi magang, di kantor wali kota Jakarta Pusat. Pelbagai keterangan sejauh ini belum bisa menetapkan terduga pelaku sebagai tersangka.
"Sampai saat ini keterangan saksi belum bisa dijadikan bukti kuat, sebab tidak ada yang melihat langsung peristiwa itu. Rata-rata tidak ada yang tahu secara persis karena tidak ada di lokasi," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung ketika dikonfirmasi, Minggu (7/8).
Ketiga terduga pelaku diketahui berinisial H, Y, dan A. Mereka merupakan PNS di Dinas Pariwisata Jakarta Pusat. Adapun belasan saksi diperiksa, kata Tahan, merupakan rekan pelapor.
-
Dimana polisi melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan. Sementara dua temannya diminta menunggu di luar.
-
Siapa polisi yang melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan.
-
Kapan polisi melakukan pencabulan? Peristiwa ini bermula ketika korban yang ingin mencari perlindungan setelah menjadi korban persetubuhan di salah satu panti asuhan pada Rabu (15/5) lalu sekira pukul 20.30 WIB.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Kenapa polisi mencabuli korban? Setelah melakukan pelecehan, pelaku memperlakukan korban seolah tak terjadi apa-apa. Korban dipersilakan keluar ruang dengan sebelumnya diancam agar tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain.'Setelah itu korban keluar dari ruangan tersebut dan menyuruh mereka pulang ke panti asuhan,' ujar Ipda Wahyu.
"Sebelas saksi telah diperiksa. Sebelas saksi itu meliputi teman magang korban, petugas kebersihan gedung, dan pegawai Dinas Pariwisata Jakpus, diperiksa secara bergantian, di Mapolres Metro Jakarta Pusat," ungkapnya.
Selama penyelidikan pihaknya menemukan beberapa keganjilan dalam laporan korban. Salah satunya, soal terduga pelaku berinisial A. Dalam pemeriksaan saksi, A disebut tidak berada di lokasi kejadian.
"Kebanyakan saksi mengatakan kalau pegawai berinisial A ketika itu tidak ada di tempat. Saat itu A sedang ada tugas di luar kantor. Yakni A datang di pagi hari pukul 07.00 WIB untuk absen, dan tidak kembali lagi ke kantor," ungkapnya.
Untuk terduga pelaku H dan Y, lanjut Tahan, keduanya merupakan petugas keamanan. Sehingga, dirinya merasa aneh bila keduanya melakukan tindakan pencabulan. "H dan Y bertugas sebagai petugas keamanan. Jadi sangat sulit rasanya kalau mereka melakukan pelecehan seksual di lantai 6," terangnya.
Seperti diketahui, kasus pencabulan ini terungkap setelah M melaporkan dugaan pencabulan itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Metro Jakarta Pusat. Dia mengaku diperkosa tiga pria berinisial H, Y, dan A, Rabu (4/8) lalu.
Dalam laporannya, M mengaku tengah menyelesaikan tugasnya di sebuah ruangan di kantor wali kota. Tiba-tiba dia merasa ada orang membekapnya hingga tak sadarkan diri. Ketika terbangun, M sadar keadaan sudah telanjang bulat. Mengetahui kejadian ini, kedua orang tua korban langsung melaporkan kejadian itu kepada polisi, Kamis (4/8) lalu.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaKonfrontir tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim Polri Susno Duadji menjadi salah satu sosok yang paling lantang dalam menyoroti kasus Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaKasus ini mencuat setelah viral pengakuan ibu korban putrinya dilecehkan ayah kandung.
Baca SelengkapnyaKompolnas akan mengecek bagaimana proses penangan kasus yang dimulai dari Polres Cirebon Kota.
Baca SelengkapnyaKata Susno masyarakat pasti bertanya-tanya dengan kasus Vina ini, bagaimana polisi bisa menangani kasus-kasus besar, sedang kasus Vina tidak terungkap.
Baca SelengkapnyaSeorang pejabat negara inisial S (55) dilaporkan ke polisi karena diduga mencabuli seorang siswi SMP.
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca SelengkapnyaKorban diduga dicabuli oleh saudara sepupunya sendiri, mahasiswa ilmu kesehatan berinisial I-O, berkuliah di salah satu kampus terkemuka di Jember.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum menduga ada intimidasi terkait kasus tersebut dan mendesak Polda Metro Jaya untuk segera menuntaskan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaKeputusan menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan karena penyidik telah menemukan adanya unsur tindak pidana.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca Selengkapnya