Rela digusur, warga Muara Karang minta rusun dan uang kerohiman
Merdeka.com - Ratusan warga di Bantaran Kali Karang, Pluit, Muara Karang, RT 22/08, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin ini (9/3) sibuk membongkar bangunan rumah mereka. Pembongkaran yang mereka lakukan lantaran terkena proyek normalisasi Kali Karang.
Menurut Camat Penjaringan, Yani Wahyu Purwoko, sikap sadar warga yang seperti itu patut diacungi jempol, karena mereka sadar apa yang harus mereka lakukan.
"Kurang lebih sebanyak 240 bangunan harus dibongkar oleh warga. Sebelum warga membongkar, pihak kami sudah melakukan sosialisasi sebelumnya. Kami memberikan mereka waktu 7x24 jam. Dan perlu diingat, bahwa tanah itu bukan tanah mereka, tapi tanah negara. Itu bantaran kali," ujar Yani di lokasi saat diwawancarai, Senin (9/3).
-
Apa yang dilakukan warga Majalengka untuk mengatasi kekeringan? Selain Abibah, warga lain juga turut memanfaatkan air sungai di desanya itu, salah satunya dengan membuat bendungan sederhana dari bebatuan.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Bagaimana Mbah Marsiah memasak? Dapur rumah itu ukurannya kecil. Mbah Marsiah masak masih menggunakan tungku. Persediaan kayu bakar untuk memasak juga ia simpan di dalam dapur itu.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
Yani juga menjelaskan bahwa terkait hal ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Sudin Bina Marga untuk pembuatan jalan inspeksi, Sudin Taman untuk dibuat Ruang Terbuka Hijau, dan Sudin Tata Air untuk melakukan pengerukan sedimen di kali itu.
Di lain sisi, sebagian warga mengeluh karena tidak mendapatkan uang kerohiman ataupun pemberian rumah susun (rusun) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Marsuki (41) yang merupakan salah seorang warga di lokasi dan korban proyek normalisasi kali, dirinya kesal terhadap pihak pemerintah terkait yang memandang sebelah mata warga RT 22/08 ini. Marsuki mengaku pemerintah tak memberikan keringanan terhadap warga Bantaran Kali Karang.
"Saya tahu, kami memang tinggal di sini salah. Mungkin menurut mereka (pemerintah), tinggal di Bantaran Kali Karang ya salah. Cuma tolonglah, masak iya kami ditelantarkan seperti ini. Kami harap ada pemberian rusun untuk kami. Kita bingung nih mau tinggal di mana," ujar Marsuki saat diwawancarai, Senin (9/3).
Warga lainnya, Hendi (38) juga mengaku bahwa seluruh warga sudah berupaya sadar diri dengan membongkar sendiri bangunannya. Dia berharap pemerintah juga sadar akan penderitaan warganya.
"Bayangkan saja, kami diberi waktu 7x24 jam untuk pindah. Pindah ke mana? Memangnya mencari tempat tinggal itu butuh waktu sebentar? Belum lagi mindahin anak sekolah," ujar Hendi dengan nada emosi.
Sampai saat ini warga masih berupaya membongkar sendiri bangunannya. Tak satupun terlihat petugas penertiban gabungan seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, maupun Polisi di lokasi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaRumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara dijarah.
Baca SelengkapnyaSejak ditinggal para penghuninya yang direlokasi ke tempat lain, bangunan tersebut menjadi sasaran penjarahan.
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca SelengkapnyaBegini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca Selengkapnya