Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rela digusur, warga Muara Karang minta rusun dan uang kerohiman

Rela digusur, warga Muara Karang minta rusun dan uang kerohiman Warga bantaran Kali Karang bongkar rumah. ©2015 merdeka.com/muchlisa choiriah

Merdeka.com - Ratusan warga di Bantaran Kali Karang, Pluit, Muara Karang, RT 22/08, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin ini (9/3) sibuk membongkar bangunan rumah mereka. Pembongkaran yang mereka lakukan lantaran terkena proyek normalisasi Kali Karang.

Menurut Camat Penjaringan, Yani Wahyu Purwoko, sikap sadar warga yang seperti itu patut diacungi jempol, karena mereka sadar apa yang harus mereka lakukan.

"Kurang lebih sebanyak 240 bangunan harus dibongkar oleh warga. Sebelum warga membongkar, pihak kami sudah melakukan sosialisasi sebelumnya. Kami memberikan mereka waktu 7x24 jam. Dan perlu diingat, bahwa tanah itu bukan tanah mereka, tapi tanah negara. Itu bantaran kali," ujar Yani di lokasi saat diwawancarai, Senin (9/3).

Yani juga menjelaskan bahwa terkait hal ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Sudin Bina Marga untuk pembuatan jalan inspeksi, Sudin Taman untuk dibuat Ruang Terbuka Hijau, dan Sudin Tata Air untuk melakukan pengerukan sedimen di kali itu.

Di lain sisi, sebagian warga mengeluh karena tidak mendapatkan uang kerohiman ataupun pemberian rumah susun (rusun) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Marsuki (41) yang merupakan salah seorang warga di lokasi dan korban proyek normalisasi kali, dirinya kesal terhadap pihak pemerintah terkait yang memandang sebelah mata warga RT 22/08 ini. Marsuki mengaku pemerintah tak memberikan keringanan terhadap warga Bantaran Kali Karang.

"Saya tahu, kami memang tinggal di sini salah. Mungkin menurut mereka (pemerintah), tinggal di Bantaran Kali Karang ya salah. Cuma tolonglah, masak iya kami ditelantarkan seperti ini. Kami harap ada pemberian rusun untuk kami. Kita bingung nih mau tinggal di mana," ujar Marsuki saat diwawancarai, Senin (9/3).

Warga lainnya, Hendi (38) juga mengaku bahwa seluruh warga sudah berupaya sadar diri dengan membongkar sendiri bangunannya. Dia berharap pemerintah juga sadar akan penderitaan warganya.

"Bayangkan saja, kami diberi waktu 7x24 jam untuk pindah. Pindah ke mana? Memangnya mencari tempat tinggal itu butuh waktu sebentar? Belum lagi mindahin anak sekolah," ujar Hendi dengan nada emosi.

Sampai saat ini warga masih berupaya membongkar sendiri bangunannya. Tak satupun terlihat petugas penertiban gabungan seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, maupun Polisi di lokasi.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Tuntutan Warga Rusun Marunda yang Atapnya Roboh, Sebelum Pindah ke Nagrak
Ini Tuntutan Warga Rusun Marunda yang Atapnya Roboh, Sebelum Pindah ke Nagrak

"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.

Baca Selengkapnya
Rusunawa Marunda Dijarah, Ini Tindakan Heru Budi
Rusunawa Marunda Dijarah, Ini Tindakan Heru Budi

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara dijarah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kondisi Terkini Rusunawa Marunda Jadi Sasaran Penjarahan: Pintu, Jendela, hingga Kloset Raib
FOTO: Kondisi Terkini Rusunawa Marunda Jadi Sasaran Penjarahan: Pintu, Jendela, hingga Kloset Raib

Sejak ditinggal para penghuninya yang direlokasi ke tempat lain, bangunan tersebut menjadi sasaran penjarahan.

Baca Selengkapnya
Ini Tempat Relokasi Warga Korban Kebakaran di Manggarai
Ini Tempat Relokasi Warga Korban Kebakaran di Manggarai

Relokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.

Baca Selengkapnya
Kakek Pencari Rongsokan Beli Nasi Rp2 Ribu Demi Ganjal Perut, Cuma Dikasih Sesendok dan Air Putih Bikin Pilu
Kakek Pencari Rongsokan Beli Nasi Rp2 Ribu Demi Ganjal Perut, Cuma Dikasih Sesendok dan Air Putih Bikin Pilu

Begini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Cerita Pilu Desa di Pantura yang Nyaris Tenggelam
Menyusuri Cerita Pilu Desa di Pantura yang Nyaris Tenggelam

Tidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.

Baca Selengkapnya
Air Mata dan Sekarung Pakaian Warga Aceh untuk Pengungsi Rohingya
Air Mata dan Sekarung Pakaian Warga Aceh untuk Pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah

DPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah

Baca Selengkapnya
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah

"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”

Baca Selengkapnya
Rusun Nagrak, Asa Warga Kampung Bayam di Tengah Penantian Hampa Tanpa Kepastian
Rusun Nagrak, Asa Warga Kampung Bayam di Tengah Penantian Hampa Tanpa Kepastian

Ada 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Suasana Kampung Susun Bayam Usai Ricuh, Warga Digeruduk Sekuriti JakPro dan Diperintahkan Angkat Kaki
FOTO: Suasana Kampung Susun Bayam Usai Ricuh, Warga Digeruduk Sekuriti JakPro dan Diperintahkan Angkat Kaki

Warga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.

Baca Selengkapnya