Saat Jakarta darurat tikus, per kepala dihargai Rp 20 ribu
Merdeka.com - Keberadaan dan jumlah tikus di DKI Jakarta dinilai sudah membahayakan dan meresahkan. Sebab, selain menjijikan, hewan pengerat ini juga merupakan media penyakit berbahaya.
Air kencing dan gigitannya pada manusia bisa menyebabkan penyakit dan infeksi. Penyakit itu dinamakan Leptospirosis.
Gerakan Basmi Tikus pun belakangan digalakkan oleh Pemprov DKI. Adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang mewacanakan ide tersebut.
-
Bagaimana cara Pemkab Purwakarta mengatasi hama tikus? Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, punya cara tak biasa untuk menghentikan hama tikus yang merugikan petani.Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Apa yang paling ditakuti tikus? Apa yang Paling Ditakuti Tikus? Ternyata, tikus tidak menyukai bau bawang, seperti bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay. Bau bawang yang sangat kuat membuat mereka tidak nyaman.
-
Di mana tikus ditemukan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Purwakarta untuk mengatasi hama tikus? Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Dimana jalan tikus di Jakarta? Hampir di seluruh wilayah Jakarta memiliki jalan tikus.
-
Mengapa kodok ini terlihat seperti tikus tanah? Kodok ini hanya diketahui hidup hanya dalam tiga aliran musiman di pegunungan Western Ghats yang menakjubkan yang ditemukan di sepanjang pantai barat India. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya tinggal di bawah tanah di liang kecil yang dangkal, itulah kemungkinan mengapa ia terlihat seperti tikus tanah.
Djarot bahkan meminta seluruh lurah di lima wilayah kota dan satu kabupaten di Jakarta menggalakan Gerakan Basmi Tikus. Tak cuma itu, Djarot bahkan berencana akan memberikan insentif Rp 20 ribu per satu tikus untuk warga yang berhasil menangkap tikus.
"Lurah dan camat saya memintanya agar menugaskan petugas PPSU dan petugas kebersihan untuk membasmi tikus. Kalo perlu akan saya berikan intensif satu tikus kita berikan insentif Rp 20 ribu. Tikus yang berhasil ditangkap bisa dijadikan pupuk setelah dikumpulkan," kata Djarot dikutip merdeka.com timur.jakarta.go.id, Selasa (18/10).
Wacana perkepala tikus dihargai Rp 20 ribu oleh Pemprov DKI pun ramai menjadi perbincangan warga. Umumnya, warga tertarik karena bisa mengais pundi-pundi rupiah dari menangkap tikus yang mudah dijumpai di berbagai lokasi korot di Ibu Kota.
Kemarin, Djarot kembali angkat bicara soal Gerakan Basmi Tikus yang dicetuskannya. Djarot berharap dengan adanya gerakan ini masyarakat dapat aktif pada setiap kegiatan Pemprov DKI Jakarta.
"Dulu kan ke taman nyari Pokemon gitu ya, sudah habis, nyata ini. Pokemon ini sudah habis sekarang kan, udah enggak laku Pokemon ya, dulu cari Pokemon sampai ke mana-mana kan gitu kan ya, nah ini (tangkap tikus) nyata, bermanfaat, iya enggak?" katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (19/10) kemarin.
Mantan Wali Kota Blitar ini mengungkapkan, tidak ada ketentuan baku bagi warga yang ingin menangkap tikus. Hanya saja, dia melarang menggunakan senjata api untuk menangkap hewan pengerat ini.
"Nanti nembak-nembak enggak kena tikusnya kena orang lain. Tidak boleh pakai senapan lain," terangnya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun angkat bicara soal Gerakan Basmi Tikus ala Djarot ini. Ahok menganggap Gerakan Basmi Tikus masih sekadar wacana dari Djarot.
Ahok mengaku aat ini masih mengkaji, apakah program tersebut dapat direalisasikan di Pemprov DKI Jakarta. Ahok mengakui tikus memang menjadi salah satu masalah karena menjadi salah satu media penyebaran penyakit.
Namun, wacana untuk membayar Rp 20 ribu per tikus itu mungkin hanya dapat dilakukan sekali saja dan tidak berkala.
"Itu kan baru rencana wagub. Nah itu lagi dimatangkan. Kalau itu dilakukan pun hanya sekali, kalau terus menerus nanti orang beranakin tikus nanti. Nanti jualan tikus," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, tikus identik dengan lingkungan kotor dan penyakit. Karenanya, timbul kekhawatiran akan menularkan virus Leptospirosis melalui air kencing tikus, kemudian masuk ke dalam genangan air.
Apalagi beberapa bulan ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi hujan akan turun terus menerus.
"Terlalu banyak tikus. Karena dari (dinas) kesehatan kan, air kencing tikus segala macam membuat orang sakit. Apalagi musim hujan kan banyak air, ya mungkin sekali berantas, sekali turun gitu," tutupnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada banyak hewan berbahaya dan mematikan yang hidup di sekitar manusia. Cek faktanya di bawah ini!
Baca SelengkapnyaKutu busuk atau kutu kasur ini menghisap darah manusia dan menyebabkan ruam pada kulit.
Baca SelengkapnyaHewan paling bahaya di dunia bisa jadi hidup di sekitar kita, untuk itu kita harus waspada terhadap hewan di sekitar kita. Berikut hewan paling bahaya di dunia.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI terus berupaya mempertahankan Jakarta bebas rabies dan mencegah gigitan hewan penular virus rabies (GHPR).
Baca SelengkapnyaAda beragam faktor mengapa India menjadi 'sarang' ular berbisa.
Baca SelengkapnyaKarena akasan kesehatan, sejumlah hewan ekstrem dikonsumsi manusia. Walau begitu ada bahayanya.
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Jakarta tersebut terhitung sejak Januari hingga Juni 2023.
Baca SelengkapnyaBisa ular sebagian besar terdiri dari empat jenis senyawa.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaAturan pajak untuk anjing pernah diterapkan di Indonesia, saat masa kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaDinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta berupaya menstabilkan harga ayam potong di pasaran.
Baca Selengkapnya