Semrawut Jakarta, Banjir Hingga Macet dan Janji Jokowi Jika Jadi Presiden
Merdeka.com - Selama ini banjir dan macet menjadi masalah besar Kota Jakarta yang tak kunjung selesai. Bahkan Presiden Jokowi mengakui jika masalah besar di Jakarta adalah dua hal tersebut.
Contohnya saja, hujan mengguyur pada Selasa (17/12) lalu mengakibatkan banjir di jalan protokol. Kemudian persoalan kemacetan. Bahkan Presiden Jokowi sendiri pernah merasakan langsung terjebak kemacetan di Jakarta.
"Persoalan besar di Jakarta hanya 2 yaitu banjir, yang kedua macet," kata Jokowi saat berbincang dengan para awak media di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12).
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta jadi semakin kompleks? Sedangkan sejak 1990 hingga saat ini, kemacetan semakin kompleks akibat meningkatnya jumlah kendaraan, ketidakdisiplinan pengemudi, dan tingginya kendaraan pribadi.
-
Bagaimana Pemprov DKI atasi macet Jakarta? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
Dulu pada 2014 saat mencalonkan diri di Pilpres, Jokowi pernah berjanji mengatasi masalah kemacetan dan banjir jika berhasil menjadi Presiden. Namun, nyatanya hingga kini banjir dan macet masih menjadi masalah utama Jakarta.
Jokowi Sebut Banjir dan Macet Jakarta akan Mudah Teratasi Jika Jadi Presiden
Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2014 lalu, Jokowi pernah mengatakan permasalahan ibu kota seperti kemacetan dan banjir akan mudah teratasi jika dia menjadi presiden. Alasannya karena seorang presiden akan mudah mengatur dan memerintahkan kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama.
Jokowi menjabarkan, permasalahan Jakarta tak bisa diselesaikan tanpa bantuan daerah lain. Sebab penyebab terjadinya banjir dan macet ibu kota juga berasal dari daerah-daerah penyangga, seperti Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.
"Seharusnya lebih mudah (mengatasi kemacetan) karena kebijakan transportasi itu harusnya tidak hanya Jakarta, tapi juga Jabodetabek. Itu seperti halnya dengan masalah banjir. Banjir tidak hanya masalah Jakarta karena 90 persen air yang menggenangi Jakarta itu justru berasal dari atas (Bogor). Semua pengelolaan 13 sungai besar yang ada di Jakarta juga semuanya kewenangan pemerintah pusat," papar Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014) lalu.
Upaya Jokowi Atasi Banjir
Jokowi sudah lima tahun menjabat sebagai presiden dan memasuki periode kedua. Persoalan banjir dan macet masih saja terjadi di Jakarta.
Contohnya, pada Selasa (17/12) Jakarta diguyur hujan dan mengakibatkan jalan protokol banjir. Presiden Jokowi mengatakan saat ini pemerintah sedang melakukan penanggulangan banjir dengan cara membangun bendungan Ciawi dan Sukamahi. Bendungan tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2020.
"Di Bogor selesai kira-kira akhir tahun depan insya Allah, kalau jadi akan bisa lebih dikendalikan," kata Jokowi saat berbincang dengan para awak media di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan selain banjir, persoalan got dan Sungai Ciliwung jadi kendala di Jakarta. Jokowi menyarankan agar melakukan manajemen air hingga pengerukan waduk di Jakarta dan Pluit.
"Tapi juga sangat terganggu sekali yang namanya banjir di Jakarta pembersihan got, kemudian juga pelebaran dari Sungai Ciliwung yang sampai di Ciliwung menyempit," kata Jokowi.
Jokowi Pindahkah Ibu Kota dari Jakarta ke Kaltim
Presiden Jokowi memutuskan memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan rencana pemindahan ibu kota dapat meminimalisir banjir dan macet. Sebab akan mengurangi jumlah penduduk di Jakarta.
"Sekali lagi kalau tidak pindah ibu kota ya memang tetap akan sulit," kata Jokowi.
Jika ibu kota tidak dipindahkan, lanjut Jokowi, Jakarta akan semakin dipadati penduduk dari berbagai daerah untuk mencari pekerjaan.
"Sehingga yang terjadi kepadatan penduduk semakin nambah semakin hari, 56 persen penduduk kita di Jawa khususnya Jakarta dan sekitarnya. PDB ekonomi kita 58 persen ada di Jawa khususnya di Jakarta, sehingga perlu pemerataan ekonomi. Saya kira itu," kata Jokowi.
Jokowi Pernah Terjebak Macet
Selain banjir, masalah Jakarta lainnya adalah kemacetan. Presiden Jokowi pernah terjebak macet saat akan menghadiri acara pertemuan tahunan Bank Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Lotte Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (28/11).
Jokowi mengeluhkan akses menuju lokasi yang dipenuhi kemacetan. "Tadi ke sini macet, 30 menit berhenti," kata dia di lokasi, Kamis (28/11).
Seperti diketahui, kawasan Kuningan tersebut terkenal dengan lalu lintasnya yang selalu macet dan dipadati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Dia pun mengaitkan hal tersebut dengan keputusan untuk memindahkan Ibu Kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. "Itulah kenapa ibu kota di pindah," ujarnya.
Solusi Atasi Kemacetan
Pemerintah daerah dan pusat terus berupaya mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. Karena itu moda transportasi massal dibangun seperti MRT dan LRT yang diharapkan bisa meminimalisir kemacetan.
"Akan sangat mengurangi macet, dan tentu mengintegrasikan dari moda transportasi yang ada LRT gabungin dengan MRT gabung dengan transjakarta dengan komuter kita dengan kereta bandara nanti mungkin dengan kereta cepat jadi 6 diintegrasikan semua akan sangat-sangat mengurangi kemacetan Jakarta," ungkap Jokowi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12).
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masalah kemacetan Jakarta sudah diminimalisir berkat pembagunan MRT, LRT, kereta bandara hingga kereta cepat Whoosh.
Baca SelengkapnyaSandiaga menyebut dokter kepresidenan menjelaskan salah satunya karena kualitas udara buruk.
Baca SelengkapnyaJokowi keluhkan banyak kota di Indonesia yang mengalami kemacetan
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui kemacetan lalu lintas kini merata di semua kota
Baca SelengkapnyaKata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca SelengkapnyaJokowi menegur menantunya, Wali Kota Medan Bobby Nasution soal kemacetan di wilayahnya
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya, serta melakukan rehabilitasi hutan. Khususnya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca SelengkapnyaBanjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaJokowi merasa sudah bertahun-tahun diperbaiki selalu cepat rusak tapi tidak pernah beres.
Baca SelengkapnyaKonsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalah PM2.5 dengan konsentrasi 57 µg/m³.
Baca SelengkapnyaDi hadapan massa pendukungnya Suswono meminta agar dibantu untuk memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya