Tantangan berat Anies-Sandi di pekan pertama jadi pemimpin DKI
Merdeka.com - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Keduanya dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (16/10) lalu.
Sebagai pejabat yang baru menduduki kursi empuk seorang pimpinan, seharusnya Anies-Sandi bisa bekerja dengan tenang. Sekaligus beradaptasi dengan tugas-tugas baru, mengenal semua bawahannya, perbanyak koordinasi dan memantau ragam proyek yang ditinggalkan pendahulunya.
Namun yang terjadi sebaliknya. Di pekan pertama kepemimpinan mereka, Anies dan Sandi sudah di hadapkan sejumlah tantangan. Kesabaran dan kekompakan mereka diuji.
-
Siapa yang Anies ajak untuk bekerja sama? 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
-
Bagaimana Anies ingin mewujudkan perubahan? 'Bagi semuanya siap untuk kerja bersama, siap untuk menjangkau semua, siap untuk mendatangi tetangga, siap mendatangi keluarga kerjakan sekarang. Supaya Insya Allah 14 Februari Republik Indonesia akan menyaksikan perubahan,' kata Anies memungkasi.
-
Siapa yang memimpin Tim Sukses Anies? Mantan Jaksa Agung HM Prasetyo dan mantan Kepala Pusat Pidana Khusus Kejaksaan Agung Edwin Pamimpin Situmorang ditunjuk sebagai dewan pembimbing.
-
Mengapa Anies menekankan pentingnya perubahan? 'Sinar matahari itu malah membangkitkan semangat bapak dan ibu. Izinkan pada kesempatan ini sekalian kita mendorong perubahan.' Dalam orasinya, Anies menanyakan kepada kader PKS apakah tegang saat hendak masuk ke pasar. 'Ibu-ibu kalau ke pasar tegang tidak? Kenapa tegang? Harganya mahal,' tuturnya.
-
Siapa yang terbiasa menjadi pemimpin? Melansir dari bustle.com, suatu tinjauan studi besar yang dilakan di University of Goergia menemukan bahwa anak pertama cenderung memegang posisi pemimpin dalam ranah pekerjaan.
-
Apa yang Anies tekankan kepada kader PKS? Anies mengaku perubahan bukan hanya untuk satu orang, partai, dan koalisi, tetapi hajat seluruh masyarakat Indonesia. 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
Sejak resmi dilantik, pasangan diusung Partai Gerindra dan PKS itu sudah dirongrong banyak pertanyaan kapan bisa mewujudkan janji semasa kampanye. Seperti setop penggusuran, penutupan Hotel Alexis, hingga penghentian proyek reklamasi di Teluk Utara Jakarta.
Tak hanya itu, kantor Anies dan Sandi di Gedung Balai Kota DKI Jakarta mulai direcoki sejumlah massa yang berunjuk rasa. Pada Rabu 18 Oktober kemarin, massa yang mengatasnamakan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menuntut Anies dan Sandi bisa menaikkan upah buruh menjadi Rp 7 juta.
Tuntutan yang mereka suarakan bukan sekadar asal bicara. Mereka justru menagih janji Anies-Sandiaga semasa kampanye.
"Saya yakin gubernur kita menepati janji kampanyenya, katanya upah minimal Rp 7 juta. Kita harap itu terealisasi," ujar Ketua Konfederasi Serikat Buruh Kamiparho, Alson Naibaho saat berorasi, Rabu (18/10).
Ujian lainnya, soal penampilan Sandi yang dianggap melanggar aturan tentang seragam dinas. Berniat tampil santai menggunakan sepatu kets ke kantor, Sandi dianggap tak patuh Pergub DKI No. 23 tahun 2016 tentang pakaian dinas itu turunan aturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2016.
Sandi mengaku tidak tahu ada aturan soal tata cara mengenakan seragam dinas. Meski telah melakukan kekeliruan, Sandi tak mau menanggapi berlebihan.
"Undang-undang? Oh ya? Ini 'pantofel' sekarang yang bisa dipakai jalan," kata Sandi saat kunjungan di SDN 03 Pagi Cawang, Jakarta Timur, Rabu (18/10).
Sandi beralasan, penggunaan sepatu kets supaya diterima di kalangan generasi millenial. "Biar kita relevan kalau enggak yang millenial bilang, ah norak, atau bukan gubernur zaman now," kelakar Sandi saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah.
Lain dengan kisah Sandi, tantangan berat juga tengah dihadapi Anies. Dia dilaporkan ke polisi karena kata 'pribumi' yang dipakai saat pidato politik pertama usai pelantikan.
Sebagian orang menilai penggunaan kata pribumi oleh Anies menunjuk pada golongan tertentu. Apalagi, penggunaan kata pribumi itu sendiri sebenarnya sudah lama dilarang untuk digunakan kembali sejak dikeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 tahun 1998 oleh Presiden BJ Habibie. Aturan tersebut menjelaskan tentang penggunaan istilah pribumi dan non-pribumi.
Pelapor pertama adalah Banteng Muda Indonesia DKI Jakarta. Anies dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya pada pada Senin (16/10) kemarin.
Selang dua hari setelahnya, Anies kembali dilaporkan sekelompok orang yang mengatasnamakan Federasi Indonesia Bersatu.
"Sebenarnya ini tidak kita inginkan laporan ini, tapi sebagai gubernur terpilih harusnya lebih bijak, arif, mengayomi keseluruhan, bukan parsial, dia kan gubernur untuk semua, bukan hanya konstituennya," ujar salah satu kuasa hukum kelompok itu Rinto Wardana saat dihubungi merdeka.com, Kamis (19/10).
Rinto melaporkan Anies ke Bareskrim Mabes Polri dengan nomor LP/1082/X/2017/Bareskrim tanggal 19 Oktober 2017.
Kata Rinto, pidato Anies sangat sensitif. "Ada juga undang-undang larangan diskriminasi dan ras, kemudian KUHP diatur pasal 157, undang-undang ITE juga 28 ayat dua. Yang sifatnya ras kan dilarang, kenapa seorang gubernur bicara begitu. Harusnya pasca dilantik dia menenangkan semua pihak, mengkondusifkan perbedaan, situasi panas sejak pilkada. Tapi itu memantik kembali. Akhirnya dia mau bangun Jakarta atau berpolemik seperti itu," jelasnya.
Sebenarnya, beberapa saa sebelum dirinya dipolisikan, Anies sudah memberikan klarifikasi atas pidatonya yang kemudian menuai polemik. Dia menjelaskan istilah 'pribumi' tersebut digunakan pada konteks penjajahan.
"Karena saya menulisnya pada era penjajahan dulu karena Jakarta kota yang paling merasakan, kalau kota-kota lain itu nggak merasakan Belanda secara dekat," kata Anies di ruang Pola, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/10).
Pidato yang dia sampaikan, lanjut Anies, sebenarnya mencerminkan kota Jakarta saat di jajah Belanda. Karena wilayah-wilayah lain di Indonesia tidak merasakan dijajah Belanda secara langsung.
"Pokoknya itu digunakan untuk menjelaskan era kolonial Belanda karena itu memang kalimatnya di situ," jelasnya.
Meski beragam masalah terus menguji keduanya, Anies dan Sandi tetap beraktivitas seperti biasanya di Balai Kota.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies menyebut perjalanan bersama PKB sudah dijalani lama sejak lima tahun memimpin di Jakarta pada periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Anies saat berinteraksi dengan masyarakat dalam program Desak Anies, saat ditanyakan perihal cara penyelesaian kasus isu Wadas.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN juga dari jauh-jauh hari membantu Anies menyiapkan materi debat sejak tema resmi disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Baca SelengkapnyaMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut, pembangunan IKN sudah mencapai 26 persen.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan, menghadiri dialog rakyat yang digelar Partai Demokrat di Bandung, Minggu (6/8).
Baca SelengkapnyaAnies menilai usulan itu menjadikan sebuah keluarga bahagia. Ketika ada istri baru melahirkan maka suami bisa menemani mengurus bayinya di awal kelahiran.
Baca SelengkapnyaAnies mengapresiasi langkah berani DPW PKB DKI Jakarta mengusungnya maju sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku merealisasikan puluhan janji politiknya
Baca SelengkapnyaKetika menjadi gubernur, Anies merekrut puluhan orang sebagai anggota TGUPP
Baca SelengkapnyaAnies menerima dukungan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku saat ini dirinya lebih fokus memikirkan masyarakat Jakarta
Baca Selengkapnya