14 Anggota Perguruan Bela Diri di Solo Terlibat Kasus Penganiayaan, Ini 3 Faktanya
Merdeka.com - Kekerasan fisik masih saja menjadi salah satu cara menyelesaikan masalah di tengah masyarakat kita. Hal itu pula yang terjadi di Solo, Jawa Tengah. Sebanyak 14 orang diduga melakukan aksi penganiayaan terhadap seorang warga berinisial FS. Mereka melakukan penganiayaan itu di halaman SD Beton, Jalan Gotong Royong, Kampung Sewu Jebres.
Kapolres Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan FS mengalami luka lebam di bagian kepala, memar di bagian dada, tangan kiri, kaki kanan dan kiri bengkak akibat penganiayaan itu dilakukan bersama-sama.
Berikut penjelasan selengkapnya:
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Siapa yang mengalami kekerasan? Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya.
-
Apa bentuk kekerasan? Kekerasan seksual mencakup semua bentuk aktivitas seksual yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Ini termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, pencabulan, eksploitasi seksual, dan memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Kronologi Kejadian
©2016 Merdeka.com
Kombes Ade mengatakan, penganiayaan itu dilakukan secara bersama-sama. Kasus itu berawal dari korban yang mengirim sebuah video dengan memakai atribut perguruan silat di media sosial pada April 2022. Padahal para pelaku menilai saat itu korban belum menjadi anggota karena belum lulus ujian sebagai syarat masuk anggota.
Korban kemudian dihubungi melalui pesan WA dan diminta datang ke lokasi kejadian di halaman SD Beton pada Minggu (24/4) pukul 19.00. Saat itu pelaku meminta korban untuk sambung atau bertarung dengan anggota lainnya.
Dianiaya Bersama-Sama
©2015 Merdeka.com
Setelah selesai bertarung, korban disuruh duduk sebentar. Tak lama kemudian ia disuruh berdiri dan dikasih bekal oleh 14 orang anggota perguruan itu dengan pukulan, tendangan, tamparan menggunakan sendal, dan api dari putung rokok yang menyala.
“Setelah dianiaya bersama-sama, korban disuruh duduk dan diberi minum lalu disuruh pulang. Keluarga korban kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi untuk proses penyelidikan,” kata Kapolres.
Setelah menerima laporan itu, polisi melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap ke-14 pelaku di rumahnya masing-masing pada Jumat (20/5). Mereka kemudian ditahan di Mako Polresta Surakarta untuk proses hukum.
Pelaku Ada yang di Bawah Umur
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Deretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaPenetapan dua tersangka ini berdasarkan hasil keterangan saksi dan barang bukti yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam pengeroyokan tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat penganiayaan terjadi korban FF dipukul beberapa kali di bagian perut dan wajah.
Baca SelengkapnyaKasus pengeroyokan bermula dari kesalahpahaman terkait keanggotaan korban dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), salah satu perguruan silat.
Baca SelengkapnyaLemparan batu mengenai kening dan pipi Serd STV hingga memar dan dibawa ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNasib tragis dialami MZN, seorang remaja yang tiba-tiba dikeroyok sekelompok orang gara-gara kaus yang ia kenakan.
Baca SelengkapnyaKedua kelompok ini memang sudah terjadi keributan akibat dampak dari proses pembangunan.
Baca SelengkapnyaSalah satu peserta konvoi memprovokasi dengan mengatakan ada dari anggota mereka ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Motif Pelaku Pemukulan Pesilat di Gresik hingga Tewas: Gara-Gara Anak Baru
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan 4 orang tersangka dalam dugaan tindak pidana penganiayaan dan pengeroyokan itu.
Baca SelengkapnyaSetelah menjalani operasi korban masih belum sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaKorban diduga mengalami kekerasan dari seniornya. Kasus ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Selengkapnya