5 Penyakit Jemaah Haji yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Penyakit jemaah haji penting diketahui oleh para jemaah yang ingin menjalankan ibadah suci ini. Untuk itu, para jemaah haji dianjurkan untuk menjaga kondisi tubuh mengingat ibadah ini memerlukan kekuatan mental dan fisik.
Melansir dari Kemkes.go.id, sebagian jemaah haji Indonesia adalah jemaah dengan usia lanjut. Hal ini yang kemudian membuat mereka rentan tertular penyakit serius. Maka dari itu, sebelum berangkat, jemaah haji harus melakukan pengecekan tubuh secara intensif.
Ada sejumlah penyakit jemaah haji yang perlu diwaspadai selama menjalankan ibadah haji. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, berikut penyakit jemaah haji.
-
Kenapa jemaah haji harus menjaga kesehatan? Namun pihaknya ingin jemaah haji benar-benar sehat karena perjalanan menuju puncak haji masih cukup panjang.'Cuma kita mau dia memang benar-benar stabil, sehingga kalau kita kembalikan ke kloter itu dalam kondisi yang sehat dengan catatan,' kata Karmijono.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan jamaah haji? Karmijono meminta jemaah menjaga kondisi kesehatannya dengan selalu membawa obat di saku baju atau tas pinggang. Tak lupa sering minum air mineral, dan tidak melewatkan makan.
-
Bagaimana cara menghindari risiko saat berhaji? 'Tolong perhatikan benar, jangan asal pakai visa, cek dulu. Kalau visa haji silakan berangkat. Kalau di luar bisa haji sangat beresiko,' kata Alex.
-
Apa penyebab utama kematian jemaah haji? Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
-
Siapa yang rentan terkena penyakit menular? Anak-anak lebih mudah tertular penyakit menular karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna.
-
Kenapa banyak jamaah haji meninggal? Menurut Gentur, tingginya angka jemaah haji yang meninggal karena jemaah yang diberangkatkan pada tahun ini rata-rata usia lansia. Selain itu kondisi cuaca di Arab Saudi yang panas ekstrem juga berpengaruh terhadap kesehatan jamaah Indonesia.
Kencing Manis
©2015 Merdeka.com
Penyakit jemaah haji yang paling sering terjadi dan perlu diwaspadai adalah kencing manis atau diabetes melitus. Biasanya, kondisi ini menyebabkan jemaah haji mengalami beberapa gangguan organ tubuh. Apabila tidak segera diatasi, penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderita.
Melansir dari Healthline, diabetes melitus terjadi karena tingginya kadar gula darah yang disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi lain. Selain itu, glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat memicu terjadinya berbagai gangguan organ tubuh.
Secara umum, jemaah haji yang mengalami kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti mudah haus, sering buang air kecil pada malam hari, dan mudah lapar. Selain itu, dalam kondisi tertentu, penderita juga akan mengalami gatal-gatal, kesemutan, luka kulit sembuh, dan penglihatan yang semakin kabur.
Diare
Diare merupakan salah satu penyakit jemaah haji yang paling umum terjadi. Kondisi yang membuat para jemaah haji sering buang air besar ini biasanya disebabkan karena makanan atau minuman yang terpapar virus atau bakteri. Biasanya, penderita akan mengalami perut terasa mulas, tinja encer, pusing, dan lemas.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, diare merupakan gejala gangguan saluran pencernaan yang menyebabkan tinja seseorang berubah encer atau berair. Diare menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah kasus diare seluruh Indonesia sekitar 7 juta, dengan kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 1,2 juta kasus.
Seseorang yang mengalami beberapa gejala diare harus segera mendapatkan penanganan. Jika tidak, kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti diare kronis yang bisa berlangsung lebih dari dua minggu. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk segara berkonsultasi dengan dokter.
Jantung Koroner
Salah satu jenis penyakit jemaah haji yang sering dialami adalah jantung koroner. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung menjadi rusak.
Secara umum, penyakit jantung koroner disebabkan oleh plak kolesterol dan proses peradangan. Kondisi ini jika tidak segera diatasi maka bisa memicu terjadinya serangan jantung dan menyebabkan kematian.
Gejala penyakit jantung koroner yang paling umum dirasakan jemaah haji adalah dada terasa nyeri dan sesak. Kondisi ini kerap kali dirasakan saat beristirahat setelah melakukan aktivitas yang berat. Apabila nyeri dan ada tekanan di bagian dada ini terus berulang, maka hal menjadi potensi seseorang mengalami penyakit jantung koroner.
Selain sesak dan nyeri dada, gejala penyakit jantung koroner berikutnya ialah pusing dan mudah lelah. Bahkan gejala seperti ini berlangsung tanpa melakukan aktivitas fisik yang berat.
Hipertensi
Penyakit jemaah haji yang perlu diwaspadai lainnya, yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan yang meningkatkan risiko penyakit kronis pada jemaah haji. Beberapa gejala yang paling sering dirasakan penderita hipertensi seperti sakit kepala, lemas, masalah penglihatan, hingga sesak napas.
Jemaah haji yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi juga sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi. Akibatnya, hal ini dapat memicu beragam penyakit lain, seperti jantung dan stroke. Sehingga apabila Anda memiliki tekanan darah tinggi sebaiknya segera diatasi.
Bagi sebagian penderita hipertensi, konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup untuk mengatur tekanan darah. Namun, ada beberapa cara alami yang dapat digunakan untuk menurunkan darah tinggi, salah satunya mengonsumsi sayuran.
Gangguan Stres
Penyakit jemaah haji yang perlu diwaspadai selanjutnya, yaitu gangguan stres. Pemicu jemaah haji di Arab Saudi, yaitu banyaknya manusia, perbedaan cuaca, letak hotel yang jauh, dan lain sebagainya.
Ada sejumlah gejala yang sering muncul pada jemaah haji yang mengalami stres, yaitu takut, sedih, bingung, sulit tidur, tidak semangat, dan mudah tersinggung. Untuk itu, para jemaah haji dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang sehat. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengawasan diperketat karena 407 jemaah atau 90,6 persen masuk kategori risiko tinggi
Baca SelengkapnyaJemaah yang tidak lolos syarat kesehatan akan ditunda keberangkatannya pada tahun berikutnya.
Baca Selengkapnya15 jemaah haji yang meninggal dunia sebelum pelaksanaan puncak haji
Baca SelengkapnyaUntuk jemaah hilang saat masa puncak haji yang belum ditemukan hingga kini berjumlah satu orang.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar nama jemaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi sampai tanggal 25 Mei 2024.
Baca Selengkapnya"Akan dipantau kesehatannya selama 21 hari oleh dinas kesehatan setempat," kata Widi
Baca SelengkapnyaDalam sehari ada sekira 60 jemaah haji yang mendapatkan pelayanan rawat jalan.
Baca SelengkapnyaSaat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, jemaah haji yang mengidap demensia pada penyelenggaraan haji tahun 2023 mengalami peningkatan drastis.
Baca SelengkapnyaCalon jemaah haji asal Jawa Timur dan Jawa Tengah wajib divaksin polio sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKemenag akan melakukan verifikasi untuk mengetahui kesehatan dan kesiapan jemaah.
Baca SelengkapnyaKemenag tahun ini kembali mengusung tagline "Haji Ramah Lansia" seperti tahun sebelumnya, karena masih banyak jemaah haji berusia 65 tahun ke atas.
Baca Selengkapnya