9 Kisah Perjuangan Dokter Moewardi, Pahlawan Kesehatan Pembela Kaum Miskin
Merdeka.com - Di tengah merebaknya virus corona,para dokter dan tenaga medis adalah para pahlawan. Mereka berada di garda terdepan untuk bertarung melawan ganasnya serangan Covid-19 walau nyawa jadi taruhannya.
Di zaman masa kemerdekaan, banyak para dokter yang mendapat gelar sebagai pahlawan nasional. Dokter Cipto Mangunkusumo misalnya, dia adalah sosok pahlawan nasional yang berani mengobati para warga miskin yang menderita penyakit Pes saat wabah merebak dan menelan ribuan jiwa.
Selain itu ada pula sosok dokter Moewardi. Sama seperti dokter Cipto Mangunkusumo, dokter Moewardi juga mendapat gelar sebagai pahlawan nasional.
-
Apa profesi dokter Soebandi sebelum gugur? Raden Mas (RM) Soebandi merupakan seorang dokter sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia pada era Agresi Militer I dan Agresi Militer II.
-
Siapa yang dirayakan pada Hari Dokter Nasional? Tujuan adanya peringatan ini untuk menghargai jasa-jasa para dokter dan tenaga medis yang begitu besar.
-
Siapa yang memperingati Hari Dokter Nasional? Sejak saat itu, 24 Oktober kemudian ditandai sebagai peringatan Hari Dokter Nasional.
-
Apa saja yang dilakukan Dokter Terawan? 'Prof Terawan Hanya melayani Tindakan Digital Substraction Angiography (DSA), dan Immunotherapy Nusantara,' kata Okta.
-
Kenapa dr. Moewardi disebut 'dokter gembel'? Selain itu, ada pula tokoh pahlawan nasional dari kalangan dokter. Di Jateng ada nama dr. Moewardi. Oleh teman-temannya, ia dijuluki 'dokter gembel' karena sering mengobati orang-orang miskin tanpa meminta biaya pengobatan.
Namanya bahkan digunakan sebagai salah satu rumah sakit di Kota Solo. Rumah sakit dr. Moewardi kini juga sedang berjuang dalam menangani wabah Covid-19.
Gelar pahlawan nasional yang melekat pada namanya membuktikan bahwa pengabdiannya sebagai dokter tidak main-main. Selain menjalankan profesi sebagai dokter THT, dokter Moewardi tak pernah lelah untuk membantu rakyat miskin.
Aksi kemanusian tersebut membuat dokter Moewardi mendapat julukan sebagai “dokter gembel”. Selain itu, dia juga turut berjuang dalam pertempuran melawan penjajah.
Namun pada peristiwa pemberontakan PKI di tahun 1948, dokter Moewardi hilang secara misterius. Berikut ini adalah 7 kisah perjuangan dr. Moewardi, seorang dokter pembela kaum miskin.
Masa Pendidikan
kemendikbud
Dr. Moewardi lahir di Pati, 30 Januari 1907. Ia adalah putra dari seorang guru.
Pada tahun 1921, ayahnya menyekolahkan Moewardi di Sekolah Dokter STOVIA. Dilansir dari laman Kemendikbud.go.id, selain menjalani hari-hari di bangku sekolah, Moewardi juga aktif di gerakan kepanduan dan organisasi lain.
Karena aktif berorganisasi, sekolahnya sedikit terbengkalai dan kelulusannya terus tertunda. Pada tahun 1933 Moewardi baru lulus sekolah setelah menempuh pendidikan selama 12 tahun.
Aktif di Kepanduan
2019 Merdeka.com
Selama bergerak di kepanduan, Moewardi dikenal sebagai seorang pandu yang aktif dan disiplin. Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai pandu, Moewardi mempunyai prinsip pandu yang satu menjadi saudara buat pandu yang lainnya.
Hal inilah yang menjadi kesepakatan bahwa Pandu Kebangsaan, Pandu Sumatra, Indoneisch nationale Padvinders Organisatie melebur jadi satu organisasi kepanduan dengan nama Kepanduan Bangsa Indonesia. Oraganisasi tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Pramuka.
Ikut Mengikrarkan Sumpah Pemuda
2018 Merdeka.com/Imam Buhori
Selain aktif di gerakan kepanduan, semasa sekolah, Moewardi juga aktif berorganisasi di Jong Java. Bahkan karena kecintaannya pada dunia jurnalistik Ia sempat menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Jong Java pada tahun 1922.
Pada tahun 1925 Ia dipercaya menjabat sebagai ketua Jong Java Cabang Jakarta. Kemudian pada Kongres Pemuda Nasional di Jakarta pada 28 Oktober 1928 Moeswardi terpilih menjadi salah satu utusan Jong Java untuk ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Mendapat Julukan "Dokter Gembel"
kemendikbud
Setelah sebelumnya sempat menjadi asisten dokter selepas lulus dari STOVIA, Moewardi kemudian bekerja sebagai seorang dokter swasta di Jakarta selama lima tahun
Selama tinggal di Jakarta, Moewardi dikenal dekat dengan golongan bawah. Bahkan pada tahun 1930, namanya terkenal di seantero wilayah Tanah Abang sebagai Dokter Gembel. Hal itu karena Moewardi lebih senang bergaul dengan kalangan gembel dari pada kalangan golongan atas.
Ikut Berperang Melawan Penjajah
2015 merdeka.com/kresna
Pada 13 Agustus 1945 saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, Moewardi melepaskan pekerjaannya sebagai dokter THT. Ia mencurahkan 100 persen tenaganya untuk ikut dalam perjuangan kemerdekaan di dalam barisan pelopor.
Saat itu Moewardi menyediakan rumah pribadinya di Jalan Cik Di Tiro No. 7 Jakarta sebagai markas untuk mengadakan rapat mempersiapkan strategi kemerdekaan Indonesia. Bahkan kala itu, Moewardi rela menjual beberapa barang miliknya untuk perjuangan para pemuda.
Membangunkan Soekarno-Hatta untuk Pergi ke Rengasdengklok
2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Dalam peristiwa mengamankan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Moewardi mendapat tugas untuk membangunkan dua tokoh proklamator bersama Sayuti Melik dan para pemuda lainnya.
Bahkan pada saat pembacaan proklamasi akan dilakanakan, Moewardi mendesak sampai marah kepada Soekarno untuk segera menbacakan teks proklamasi tersebut.
Namun Soekarno menolak dan marah karena pada saat itu Bung Hatta belum datang. Untungnya, tepat pukul 10.00 Bung Hatta datang.
Terlibat dalam Peristiwa Bandung Lautan Api
2020 Merdeka.com
Dilansir dari Kemendikbud.go.id, pada tahun 1946 dokter Moewardi ikut bergabung dalam Barisan Benteng. Saat itu Barisan Benteng banyak mengadakan inspeksi ke daerah Jawa Barat seperti wilayah Purwakarta, Leles, dan Bandung.
Kegiatan selama inspeksi di Jawa Barat itu membuat Moewardi ikut serta dalam peristiwa Bandung Lautan Api pada tanggal 23 Maret 1946. Ia bersama tokoh-tokoh Barisan Benteng lainnya seperti Toha, A.H Nasution, dan Suprayogi.
Hilang Secara Misterius
Akhir hayat Moewardi bukan merupakan kisah yang indah untuk dikenang. Dalam buku Madiun 1948: PKI Bergerak dituliskan bahwa pada tanggal 13 September 1948, pada saat ia sedang sibuk mengoperasi seorang anak di Rumah Sakit Jebres, pintu kamarnya diketuk.
Setelah itu empat orang pemuda masuk dan bilang pada Moewardi kalau di luar sana ada seseorang yang terluka parah. Tanpa kecurigaan Moewardi keluar dari kamarnya dan mengikuti pemuda-pemuda tadi.
Di luar ternyata ia kemudian ditodong oleh para pemuda itu dan membawanya kabur dengan sebuah mobil open-kap berwarna hijau.
Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit
rsud moewardi
Sejak peristiwa penculikan itu, nasib dokter Moewardi tidak pernah diketahui hingga kini. Namun sebagai tanda jasa terhadap negara, Moewardi mendapat gelar pahlawan nasional pada tahun 1964.
Bahkan pada tanggal 10 November 1988, namanya digunakan sebagai nama rumah sakit yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Jebres, tempat ia pernah menjadi dokter di sana. Nama Moewardi pun digunakan sebagai nama rumah sakit hingga kini. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca SelengkapnyaKabar Duka, Dokter Dermawan Lo Siaw Ging Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaJenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok
Baca SelengkapnyaIa punya prinsip hidup jadi dokter bukan jalan untuk kaya raya.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, dokter ini menaruh perhatian penuh pada masalah-masalah sosial masyarakat
Baca SelengkapnyaPotret sosok yang kecilnya makan ubi dan jagung namun bisa menjadi seorang Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaTelah berusia lanjut, sang dokter diketahui punya sederet cerita mengagumkan.
Baca SelengkapnyaHelmi meninggal dunia akibat serangan jantung usai melakukan pelayanan kesehatan kepada 10 pasien.
Baca Selengkapnya"Orang miskin gak usah macem-macem pakai kuliah segala" kata-kata hinaan dari seseorng yang memacu semangatnya.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com kembali menghadirkan Merdeka Awards sebagai ajang penghargaan kepada mereka yang telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan negeri dan kemanusiaan.
Baca Selengkapnya