Kawanan Monyet di Gunungkidul Serang Kebun Kacang Warga, Ini Penampakannya
Merdeka.com - Dalam hidup di muka bumi ini, manusia hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya. Terkadang hubungan antara manusia dan makhluk hidup lain bisa menguntungkan manusia, tapi ada pula hubungan yang justru merugikan. Hal inilah yang terlihat dari hubungan antara warga desa di Gunungkidul dengan monyet-monyet yang tinggal di hutan tak jauh dari perkampungan penduduk.
Bahkan viral di media sosial bagaimana monyet-monyet itu berlarian menyeberang jalan menghindar dari kejaran penduduk. Sementara itu, terlihat kebun kacang hancur akibat serangan kawanan monyet.
Seperti diketahui monyet-monyet itu mengambil hasil pertanian warga padahal kacang di ladang itu hampir panen. Berikut selengkapnya:
-
Mengapa kanguru menyerang petani? 'Biasanya, serangan kanguru terjadi karena kanguru jantan yang dominan salah mengidentifikasi manusia sebagai saingan dalam merebut betina,| kata Karl Vernes, profesor eckologi di Sekolah Lingkungan dan Sains Pedalaman di Universitas New England, Australia, kepada Newsweek.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
-
Hewan apa yang ditemukan di perangkap petani? Seorang petani di Beachport, Australia Selatan, melakukan penemuan luar biasa ketika memasang perangkap untuk menangkap predator yang berpotensi memangsa ternaknya. Pao Ling Tsai tadinya berharap menangkap musang atau rubah, tetapi justru dia dikejutkan dengan seekor hewan yang terakhir kali terlihat di Australia Selatan lebih dari 130 tahun yang lalu.
-
Siapa yang memburu hiu monyet? Namun, manusia memburu mereka untuk olahraga, sup sirip hiu, pengambilan daging, dan ekstraksi minyak hati.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
Semakin Sering Terjadi
©Instagram/@ceritagunungkidul
Melansir dari akun Instagram @ceritagunungkidul pada Kamis (31/3), tayangan video memperlihatkan kawanan monyet ekor panjang tampak menyeberang di jalanan Kalurahan Purwodadi, Tepus.
Diketahui mereka mengambil hasil pertanian yang hampir panen. Dalam caption video itu dijelaskan akhir-akhir ini konflik antara monyet dan manusia di sana semakin sering terjadi.
“Semoga BKSDA Yogya dan Pemkab Gunungkidul bisa membantu masyarakat,” tulis @ceritagunungkidul dalam caption-nya.
Petani Merugi
©Instagram/@ceritagunungkidul
Merespons serangan kawanan monyet, warga sekitar langsung menuju ke ladang dengan membawa senapan. Namun telat, saat mereka di ladang, para monyet telah melarikan diri.
Dalam video itu tampak pula tanaman kacang yang rusak akibat serangan para monyet. Kejadian ini membuat para petani merugi karena tanaman kacang itu sebentar lagi akan memasuki masa panen. Raut muka kekecewaan tak bisa disembunyikan oleh para petani itu.
Warganet Bela Monyet
©Instagram/@ceritagunungkidul
Video tersebut viral dan mengundang komentar warganet. Ada dari mereka yang mengatakan bahwa monyet-monyet itu sudah menjadi hama bagi petani. Sekalinya turun, mereka langsung menghabiskan banyak buah hasil petani yang telah diupayakan dengan jerih payah.
Namun sebagian besar warganet justru membela para monyet. Mereka mengatakan bahwa kawanan monyet itu nekat turun gunung karena habitat mereka yang telah dirusak manusia.
“Ulah manusia sendiri. Jangan salahkan mereka yang tak mengerti apa-apa. Makhluk hidup juga butuh makan,” tulis @fathynardi.
“Mungkin mau memasuki musim kemarau stok makanan mereka habis makanya turun gunung,” tulis @riyn_12.
“Semoga dari BKSDA Yogya dan pengelola hutan di Gunungkidul bekerja sama memulihkan hutan dengan ditanami buah-buahan sebagai sumber pangan kera ekor panjang. Agar mengurangi resiko konflik manusia dengan kera ekor panjang,” tulis @iswanto770.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaMereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaWarga juga melakukan berbagai upaya untuk melindungi rumah mereka dari serangan monyet.
Baca Selengkapnya