Kondisi Terkini Gunung Merapi, Volume Magmanya Lebih Besar dari 2006
Merdeka.com - Hingga hari ini, Jumat (13/11), Gunung Merapi masih berstatus siaga. Walau begitu, aktivitas seismik yang berhasil diamati lebih besar dari kondisi sebelum munculnya kubah lava di tahun 2006. Itulah yang dikemukakan Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG), Hanik Humaida.
Hanik memprediksi, tingkat keaktifan Gunung Merapi saat ini tidak sedahsyat seperti yang terjadi pada tahun 2010. Tapi, karena kubah lavanya belum muncul, volume magma itu belum diketahui secara jelas.
“Volume magma-nya belum. Ini yang melebihi dari 2006 itu data-data seismik-nya. Untuk volume kubah lava-nya belum muncul. Jadi kita belum tahu,” ungkap Hanik dikutip dari Liputan6.com pada Jumat (13/11).
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Mengapa Gunung Semeru masih berstatus siaga? Berdasarkan kondisi ini, PVMBG masih menempatkan status Gunung Semeru pada Level III atau Siaga.
-
Kenapa Gunung Marapi dinyatakan berstatus Siaga? Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi, pertama masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
-
Kapan Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar? Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
Lalu seperti apa perbandingan data seismik kondisi Gunung Merapi pada tahun 2006, 2010, dan data terkini? Berikut selengkapnya:
Data Seismik Merapi
Pada perbandingan data yang dikemukakan Hanik, pada tahun 2006, kondisi gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu, dalam tiga hari terakhir, sebelum kubah lava muncul pada 26 April 2006 adalah sebagai berikut: VA: 0, VB: 6, MP, 193, LF: 1, RF: 20, dengan laju pemendekan dari Babadan sebanyak 1 cm per hari.
Sementara itu, kondisi Merapi dalam tiga hari terakhir menjelang erupsi pada tanggal 26 Oktober 2010 adalah VA: 7, VB: 120, MP: 579, LF: 1, RF: 227, dengan laju pemendekan dari Kaliurang sebesar 23cm/hari.
©2018 Merdeka.com
Sedangkan kondisi 3 hari hingga Rabu (11/11) adalah VA: 0, VB: 33. MP: 341, LF: 2, RF: 45, dengan laju pemendekan dari Babadan sebesar 12 cm/hari.
Karena statistiknya sudah lebih besar dari tahun 2006, potensi erupsi eksplosif masih ada. Diyakini erupsi itu tidak akan sebesar pada tahun 2010.
Daerah Rawan Bencana
Menurut Hanik, wilayah yang terdampak apabila Merapi erupsi berada pada jarak 5 km dari Gunung Merapi. Berdasarkan sejarah letusan, wilayah terdampak letusan kemungkinan tak akan sampai 5 km.
Selain itu, Hanik juga membuat skenario banyaknya magma yang mencapai permukaan bumi melonjak hingga 100 ribu meter per hari dan kubah lava yang memenuhi kawah mencapai 10 juta meter kubik dengan lontaran material yang dikeluarkan sebanyak 50 persen.
©2020 Liputan6.com/Gholib
Maka, bila skenario itu terjadi, bahaya yang terjadi adalah di Kali Woro sejauh 6 km, Kali Gendol sejauh 9 km, Kali Opak 6 km, Kali Kuning 7 km, Kali Boyong 6,5 km, Kali Putih 5 km, Kali Senowo 8 km, Kali Trising 7 km, dan Kali Apu 4 km.
Penambangan dan Pendakian Dihentikan
©2017 Merdeka.com
Untuk sementara ini, guguran lava yang terjadi dominannya menuju ke Kali Senowo, Kali Lamat, dan Kali Gendol dengan jarak maksimal 3 km. Untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan, sejumlah hal harus dilakukan seperti menghentikan penambangan di alur-alur sungai yang berhulu di Merapi dan tidak melakukan pendakian serta beraktivitas di daerah berbahaya.
“Selain itu segera mengungsi bila terjadi guguran lava atau awan panas yang terus menerus,” imbau Hanik dikutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Guguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaMorfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaHendra mengatakan, tinggi kolom asap letusan maupun hembusan maksimum 700 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca SelengkapnyaGunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi sejak 3 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTeramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca SelengkapnyaStatus gunung api itu naik dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga, terhitung sejak kemarin sore, 6 November 2024.
Baca Selengkapnya