Tidak Ada Transparansi, Begini Curhat Tokoh Masyarakat Wadas Kepada Wagub Jateng
Merdeka.com - Pada Sabtu (19/2), Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen berkunjung ke Desa Wadas, Kabupaten Purworejo. Hari itu, pria yang akrab disapa Gus Yasin itu datang tanpa pengawalan. Dia memang sengaja menyempatkan diri datang ke sana di sela-sela kunjungan kerjanya.
Setibanya di Masjid Nurul Huda, Wadas, Gus Yasin disambut warga masyarakat dengan lagu Yalal Wathon. Dia juga tampak akrab menyapa anak-anak yang diajak orang tuanya ke masjid.
“Saya pribadi menyatakan prihatin dengan adanya kejadian seperti kemarin. Alhamdulillah tadi saya lihat anak-anak sudah senang, sudah ceria. Masyarakat sudah kembali beraktivitas seperti sedia kala,” kata Gus Yasin dikutip dari Jatengprov.g.id.
-
Siapa yang berkunjung ke Kasad? Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menerima kunjungan kehormatan Commanding General United States Army Pacific (Danjen USARPAC), General Charles A. Flynn.
-
Siapa yang dikunjungi Bupati Ipuk di Banyuwangi? Di sela kegiatan Safari Ramadan, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjenguk seorang lanjut usia (lansia), Jumhari, yang sakit dan tinggal sebatang kara, di Kecamatan Genteng, Selasa (26/3).
-
Siapa yang menyapa warga? Raffi dan Nagita menunjukkan keakraban saat berkendara motor bersama menuju TPS 01. Kehadiran mereka segera menjadi sorotan perhatian. Raffi dan Nagita Mengenakan Helm Walaupun begitu, keduanya tetap terlihat patuh terhadap aturan dengan mengenakan helm, dan Raffi sempat menyapa warga yang telah mendukungnya.
-
Kenapa Wagub Sulut berkunjung ke Jepang? Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven OE Kandouw melakukan kunjungan kerja ke Pusat Investasi Bank Indonesia di Kota Tokyo, Jepang, Dalam pertemuan yang berlangsung penuh suasana kekeluargaan ini Wagub Kandouw memaparkan sejumlah peluang investasi di Sulut yang dapat dimanfaatkan oleh investor Jepang.
-
Kenapa Ganjar Pranowo mengunjungi rumah Tuginem dan Windarti? Ganjar hendak menuju rumah Tuginem dan Windarti, dua warga yang mendapatkan bantuan rehab rumah tidak layak huni (RTLH).
-
Siapa yang mengunjungi Waduk Jatigede? Warga menyaksikan bekas tempat tinggal mereka dari tengah waduk.
Dalam kesempatan itu hadir pula Gus Fuad, tokoh masyarakat Wadas. Dia curhat mengenai kondisi warga Wadas yang akan dijadikan situs penambangan terkait bendungan Wadas. Berikut selengkapnya:
Ada Persoalan Komunikasi
©jatengprov.go.id
Menurut Gus Yasin, persoalan antara warga dengan aparat kepolisian di Wadas terjadi karena ada persoalan komunikasi. Baginya, apabila komunikasi dibangun secara baik dan transparan maka sejak awal tidak akan menimbulkan masalah besar.
“Saya lihat tadi komunikasinya yang salah. Ayo kita perbaiki bersama. Minimal kalau ada masalah rembukan harus jelas dari awal. Saya sampaikan agar tahu semuanya. Namanya ya jual beli, harus tahu harganya, yang dibeli berapa, kelanjutannya gimana, harusnya kan gitu,” kata Gus Yasin.
Curhat Gus Fuad
©jatengprov.go.id
Dalam sesi itu, Gus Fuad, tokoh masyarakat Wadas, menyampaikan kronologi peristiwa dan penolakan sebagian warga yang tidak setuju tanah di tempatnya dijadikan tempat penambangan quarry Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener.
Menurutnya sebelumnya tidak ada transparansi dan sosialisasi dari aparat desa. Hal itu berlanjut sampai warga mencari tahu sendiri kejelasan rencana penambangan di Wadas.
“Warga resah. Mau menanam juga tidak tenang. Akhirnya para sepuh mengirim surat ke kepala desa. Tapi tidak ada balasan,” kata Gus Fuad.
Tidak Ada Keadilan
Gus Fuad mempertanyakan mengenai posisi Wadas yang dipakai sebagai situs penambangan. Padahal secara lokasi Wadas terpisah dari Bendungan Bener.
Dia juga menyoroti soal appraisal pembebasan lahan yang dirasa tidak semestinya. Menurut Gus Fuad, keadaan ini justru membuat warga semakin resah. Warga merasa tidak ada keadilan yang seharusnya didapatkan.
“Kenapa kok Wadas ini masuk ke dalam proyek strategis nasional padahal tempatnya terpisah dan mau diambil materinya. Artinya bukan lokasi proyek. Kedua appraisal ini diumumkan setelah kita menyetujui semua. Jadi bukan harganya dulu berapa setelah itu baru kita setuju. Itu yang tidak berperikeadilan yang selama ini dirasa warga. Tidak ada transparansi dan sosialisasi,” kata Gus Fuad.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suswono mengatakan, total ada 138 warga Kampung Bayam eks gusuran JIS, sebagian di antaranya tinggal di Rumah Susun (Rusun) Nangrak ditawarkan Pemprov Jakarta.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku senang bisa bertemu masyarakat yang dominan berasal atau keturunan dari Tanah Jawa.
Baca SelengkapnyaGanjar disambut meriah warga yang ingin bersalaman dan berswafoto.
Baca SelengkapnyaDia pun enggan ditanya hal-hal lain kecuali apa yang diketahui.
Baca SelengkapnyaWarga setempat, harus berjalan berkilo-kilo meter dengan membawa jeriken ke sumber air di malam hari.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan, jika kasus Wadas sudah selesai.
Baca SelengkapnyaDesa Turus Patria, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Ekspedisi Perubahan oleh Ubah Bareng, Senin (8/1).
Baca SelengkapnyaKaesang mengaku siap untuk mendengarkan keluhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKaesang mengaku tidak mengetahui kalau daerah tersebut adalah daerah kandang lawan.
Baca Selengkapnya