Warga Lereng Merapi di Boyolali Belum Mau Dievakuasi, Ternyata Ini Alasannya
Merdeka.com - Gunung Merapi resmi berstatus siaga sejak Kamis (5/11). Walau begitu, belum banyak warga yang mengungsi. Bahkan ada pula warga yang berasal dari kategori rentan yang belum mau dievakuasi ke tempat pengungsian.
Hal inilah yang terjadi di Dukuh Sepi dan Kajor, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali. Padahal, kedua dukuh itu hanya berjarak sekitar 3 hingga 3,5 km dari puncak Merapi. Di tempat tinggalnya, mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa di ladang.
"Warga di dua dukuh itu, belum mau dievakuasi ke tempat yang lebih aman di TPPS Balai Desa Jrakah. Warga masih perlu pemahaman tentang status Gunung Merapi. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa di ladang, tetapi tetap siaga jika Merapi terjadi erupsi," kata Tumar, Kepala Desa Jrakah dikutip dari ANTARA pada Kamis (12/11). Berikut selengkapnya:
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Kenapa Gunung Marapi dinyatakan berstatus Siaga? Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi, pertama masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
-
Mengapa Gunung Semeru masih berstatus siaga? Berdasarkan kondisi ini, PVMBG masih menempatkan status Gunung Semeru pada Level III atau Siaga.
-
Kenapa warga Kampung Stabelan tidak panik saat erupsi Merapi? Terkait dengan ancaman erupsi Merapi, warga setempat mengaku bahwa hal itu sudah biasa. Jadi mereka tidak panik sama sekali.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kenapa warga Kampung Teko tetap tinggal di kampung yang tenggelam? Masyarakat di kampung apung disebut tak ingin meninggalkan daerah tersebut karena merupakan tanah kelahiran. Selain itu, alasan lainnya adalah daerah tersebut merupakan tempat mencari nafkah sehingga sulit jika harus pindah ke tempat baru.
Warga Jaga Kearifan Lokal
©2019 Merdeka.com/Arie Basuki
Pemerintah Desa bersama Tim Siaga Desa (TSD) Jrakah sudah memberikan sosialisasi soal perkembangan status Merapi yang dinaikkan menjadi Siaga (level III) sejak 5 November 2020 hingga sekarang. Namun mereka tetap menjaga kearifan lokal, yaitu tidak akan mengungsi sebelum ada tanda-tanda soal bahaya Merapi.
Oleh karena itu, Tumar merasa perlu ada sosialisasi langsung dari BPPTKG yang bisa memaparkan bukti-bukti soal kondisi Merapi saat ini. Pihak Pemdes Jrakah kemudian menindaklanjuti hal itu dengan langsung mengirimkan surat ke BPPTKG untuk memberikan penyuluhan kepada warga di Jrakah terkait kondisi status Merapi terkini.
Relawan TSD dan Pemerintah Desa Jrakah telah menyiapkan sebanyak 24 ruangan di TPPS Balai Desa Jrakah untuk tempat penampungan sementara yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi. Jumlah itu mampu untuk menampung sebanyak 96 orang pengungsi sebelum mereka dipindahkan ke tempat pengungsian desa persaudaraan di Karanggeneng Boyolali Kota. Namun tempat itu hingga kini masih kosong belum ada penghuninya.
Hanya Menggeser Tempat
©2018 Merdeka.com/Purnomo Edi
Sementara itu di Desa Klakah, Kecamatan Selo, total warga rentan yang harus dievakuasi ada sebanyak 200 jiwa. Hingga Kamis siang (12/11), total warga yang sudah mengungsi baru 70 orang. Kepala Desa Klakah, Marwoto, mengatakan bahwa pihaknya tidak mengungsikan warga, tetapi hanya menggeser mereka yang rentan ke TPPS balai desa yang jaraknya sekitar 6,5 kilometer dari puncak Merapi.
Di sana, Warga menempati ruangan dengan disekat-sekat ukuran 2 x 3 meter sebanyak 37 bilik untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pada setiap biliknya, ruangan itu mampu menampung empat orang dewasa, sehingga total memiliki kapasitas 148 orang.
Namun, jika di TPPS Balai Desa Klakah sudah penuh akan disiapkan lagi di gedung SMP Negeri 2 Selo untuk tempat penampungan sementara kebetulan terletak di wilayah Klakah. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Jumat (30/5) siang.
Baca SelengkapnyaDari hasil pengukuran yang dilakukan melalui aplikasi di telepon pintar, kemiringan jalan motor di sana mencapai 25 sampai 33 derajat.
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca SelengkapnyaTidak kurang dari 47 pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaStatus gunung api itu naik dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga, terhitung sejak kemarin sore, 6 November 2024.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi saat ini berada pada level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca Selengkapnya