12 Oktober: Peringatan 19 Tahun Pasca Peristiwa Bom Bali 1, Ini Kisahnya
Merdeka.com - Dalam perjalanannya, sejarah Indonesia telah diwarnai oleh beberapa peristiwa teror yang berhasil mencekam masyarakat dan merenggut nyawa banyak orang. Rangkaian peristiwa Bom Bali hingga saat ini masih menjadi aksi mematikan yang menghantui sejarah Indonesia, khususnya di bidang pariwisata dan politik.
Hari ini, 12 Oktober 2021, menandai 19 tahun tragedi Bom Bali 1 yang adalah aksi teroris oleh sebuah kelompok keagamaan yang menyasar klub malam di kawasan Kuta, Bali. Aksi teror yang dikenal dengan sebutan Bom Bali 1 berhasil menyedot perhatian tak hanya masyarakat lokal namun juga internasional, khususnya Australia.
Pasalnya, banyak korban dari aksi pengeboman ini adalah turis-turis yang merupakan warga negara Australia. Peristiwa Bom Bali 1 dicatat memakan korban jiwa sebanyak 204 orang, termasuk 2 pelaku bom bunuh diri dan melukai 200 orang lainnya.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa pelaku pembunuhan wanita di Bali? Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan ini. Tersangka bernama Anjas Purnama (23), warga Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Dia merupakan seorang anak buah kapal (ABK).
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
Anggota Jemaah Islamiyah, sebuah kelompok Islam ekstremis, diketahui menjadi dalang di balik peristiwa ini. Para anggota lantas dihukum karena pengeboman dan pada November 2008 Imam Samudra, Amrozi Nurhasyim dan Huda bin Abdul Haq dieksekusi oleh regu tembak.
Latar Belakang Aksi Pengeboman
Benih-benih rencana Bom Bali 1 pada 12 Oktober 2002 mungkin telah ditaburkan pada sebuah kamar hotel di selatan Thailand 10 bulan sebelumnya. Pada pertemuan rahasia para agen dari jaringan militan Asia Tenggara Jemaah Islamiah (JI), Riduan Isamuddin, juga dikenal sebagai Hambali, diyakini telah memerintahkan strategi baru untuk mencapai sasaran empuk, seperti klub malam dan bar daripada situs-situs terkenal seperti kedutaan asing.
Namun baru pada Agustus 2002, Bali dipilih sebagai tempat tujuan aksi. Melansir dari bbc.com, menurut Ali Imron, yang dipenjara seumur hidup pada 2003 karena terlibat dalam penyerangan, dalam sebuah pertemuan di sebuah rumah di Solo, Jawa Tengah, "panglima lapangan" Imam Samudra mengumumkan rencana pengeboman Bali, dan pemimpin utama agen di plot pertama datang bersama-sama.
Kota Bali dipilih karena sering dikunjungi oleh orang Amerika dan rekan-rekan mereka, mengutip ucapan Ali Imron. Dikutipnya juga, Imam Samudra mengatakan itu adalah bagian dari jihad, atau perang suci, untuk "membela rakyat Afghanistan dari Amerika". Namun faktanya, lebih banyak orang Australia dan Indonesia yang meninggal daripada orang Amerika, memicu spekulasi bahwa para komplotan itu tidak diberi tahu atau dimanipulasi oleh orang lain.
Hambali, yang saat ini berada dalam tahanan AS di Teluk Guantanamo, diyakini sebagai kontak Asia Tenggara untuk jaringan al-Qaeda Osama Bin Laden. Meski demikian ia dianggap tidak berperan aktif dalam plot Bali.
Misi Bunuh Diri
Para pengebom rupanya memiliki peran masing-masing. Seorang pria bernama Idris, yang kemudian dipenjara karena serangan bom lainnya, dituduh mengumpulkan dana dan mengatur transportasi dan akomodasi untuk para pengebom. Amrozi mengaku membeli bahan kimia dan minivan yang digunakan dalam ledakan di Sari Club.
Dia juga menyebut Dulmatin sebagai orang yang membantu merakit bom. Dia juga mengatakan bahwa seorang pria bernama Abdul Ghoni mencampur bahan peledak. Pria lain, Umar Patek, juga dihukum pada Juni 2012 karena membantu membuat bahan peledak.
Ali Imron mengatakan dia membantu membuat bom utama yang digunakan di Sari Club. Dia mengatakan sebuah van yang penuh dengan bahan peledak telah dibawa ke Sari oleh seorang pria bernama Jimi, yang tewas dalam ledakan itu. Seorang pria bernama Iqbal mengenakan rompi dengan bom di dalamnya, yang diledakkan di Paddy's Bar.
"Tugas mereka adalah meledakkan bom," kata Ali Imron. "Mereka siap mati." Iqbal diketahui meninggal di Paddy's Bar. Tapi Ali Imron juga mengatakan kepada polisi bahwa kedua bom itu meledak sebelum waktunya, yang membuat Iqbal terlambat keluar, jadi tidak jelas apakah dia sedang dalam misi bunuh diri atau bukan.
Pariwisata Bali Pasca Pengeboman
Serangan teroris 12 Oktober 2002 di Bali tak ayal merupakan kejutan yang mengerikan bagi Indonesia dan masyarakat internasional, sekaligus menghancurkan citra Bali yang damai dan tentram. Di luar korban jiwa yang tragis, pengeboman tersebut berdampak buruk pada mata pencaharian banyak orang di dalam dan di luar Bali, yang mana sangat memukul orang miskin dan rentan.
Mengutip laporan dari worldbank.org, dampak sosio-ekonomi keseluruhan dari pemboman Oktober 2002 sangatlah signifikan dan mendalam, terutama pada paruh pertama tahun 2003. Di luar penurunan awal yang tajam dalam kedatangan wisatawan dan dampaknya pada industri hotel dan perjalanan, ada penurunan langsung dalam permintaan untuk industri lain yang secara langsung melayani pariwisata, seperti supir taksi dan produsen kerajinan lokal.
Perusahaan kecil juga tampaknya menjadi yang paling terpukul. Terutama kabupaten-kabupaten yang lebih miskin di Bali, dan daerah-daerah yang saling terkait di tempat lain, merasakan dampak yang kuat terhadap pendapatan dan lapangan kerja pasca peristiwa bom Bali 1. Saat ini, meski telah 19 tahun berlalu, memori tentang peristiwa mematikan ini masih sesekali membayangi masyarakat Bali. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat sejak 19-23 Januari 2024, teror KKB menyebabkan satu anggota Polri meninggal dunia, 4 KKB meninggal dunia, dan 3 KKB luka tembak.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaMuseum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringatan 19 tahun bencana tsunami Aceh yang menewaskan 230.000 jiwa diwarnai isak tangis keluarga dan kerabat yang berdoa di pemakaman massal.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Baca Selengkapnya5 Agustus menandai beberapa peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaRentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua terjadi sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1). Lima anggota KKB tewas dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaHari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
Baca Selengkapnya