Angka Kematian Capai 500 Korban dalam Sebulan, Ini 4 Fakta Covid-19 di Surabaya
Merdeka.com - Angka kematian akibat Covid-19 di Kota Surabaya pada Juni hingga awal Juli 2021 mencapai 697 orang. Tingginya angka kematian ini berdampak pada terjadinya antrean pemulasaraan jenazah di rumah sakit serta ketersediaan peti mati.
"Mau tidak mau, mulai Juni 2021 sampai sekarang, sudah 500 orang lebih meninggal. Bahkan pemulasaraannya antre, petinya antre. Sampai kita buat peti di Balai Kota Surabaya untuk membantu," tutur Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Minggu (4/7/2021).
Kelangkaan Peti Mati
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Wali Kota Eri menjelaskan, dalam satu bulan saat angka kematian mencapai 500, ketersediaan peti mati juga harus mengimbangi jumlah tersebut. Pasalnya, sesuai prosedur protokol kesehatan, orang yang meninggal karena Covid-19 harus dimakamkan menggunakan peti mati.
"Bayangkan kalau selama 30 hari sudah 500 (meninggal), peti ini juga harus tersedia. Siapa yang beli peti? Mosok wong Suroboyo wes susah terus cari peti baru untuk dimakamkan (masak orang Surabaya sudah susah cari peti baru untuk dimakamkan)," ujarnya.
Bikin Peti di Balai Kota
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Melihat kondisi di lapangan, Pemkot Surabaya berinisiatif membuat peti mati sendiri di halaman belakang balai kota. Hal ini dilakukan sebagai upaya meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Eri berharap, warga yang mengalami kesusahan dan membutuhkan pemakaman dengan protokol kesehatan tidak perlu membeli peti untuk jenazah keluarganya yang meninggal akibat Covid-19.
"Sehingga pemkot akan melakukan apapun, termasuk membuat peti ketika ada keluarga yang meninggal karena Covid-19 dan di pemulasaran Keputih tidak perlu lagi membeli peti," terang Wali Kota Eri.
Lebih lanjut mengenai pemulasaraan, akibat kondisi rumah sakit sudah tidak memungkinkan lagi, kini pemulasaraan jenazah dilakukan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih.
Selter Isolasi
Di samping itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Surabaya ini mengaku mengerahkan seluruh jajaran di lingkup Pemkot untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Seluruh jajaran pemkot akan mati-matian berjuang untuk warga Surabaya," ungkap politikus PDI Perjuangan itu, mengutip dari liputan6.com.
Pemkot Surabaya sedang menyiapkan lapangan tembak yang berada di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak sebagai rumah sakit untuk merawat warga yang akan melakukan isolasi mandiri.
“Paling tidak ini (lapangan tembak) bisa memberikan kekuatan kepada warga Surabaya yang takut melakukan isolasi di rumah karena tidak ingin menularkan kepada keluarganya. Jadi bisa dilakukan di sini, langsung di bawah pengawasan dokter,” tutur dia.
Petugas Kewalahan
©2021 Liputan6.com/Angga Yuniar
Sementara itu, data Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya per 2 Juli 2021 mencatat total ada 100 jenazah yang dimakamkan dengan prokes. Rinciannya, sebanyak 55 jenazah dimakamkan di TPU Keputih, 22 di TPU Babat Jerawat, empat di Krematorium dan 19 di pemulasaraan.
“Jadi per tanggal 2 Juli 2021 saja ada total 100 jenazah yang harus dimakamkan secara prokes. Sehingga hal ini juga membuat para petugas pembuatan peti jenazah di pemkot kewalahan,” tutur Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara.
Menurutnya, banyaknya jenazah yang harus dimakamkan dengan prokes harus diimbangi dengan ketersediaan peti mati.
"Jadi pembuatan peti di halaman belakang balai kota itu sifatnya darurat untuk membantu biar cepat. Karena di TPU Keputih saat ini juga digunakan untuk pemulasaraan jenazah,” pungkasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaData Kemenkes per 14 April 2024 menunjukkan ada 62.001 pasien DBD dengan jumlah kematian 475 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya