Deddy Mizwar: Saya jadi apa saja bisa
Merdeka.com - Keinginan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar untuk kembali maju di Pilgub Jawa Barat 2018 nanti, sudah bulat. Modal sebagai incumbent membuatnya cukup percaya diri. Kini dia tengah rajin sowan. Mencari dukungan.
Baru satu partai resmi mendukung. Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi pihak pertama mendukung Deddy. Kursinya hanya empat di DPRD Jawa Barat. Masih jauh dari syarat. Dalam pertarungan ini, minimal bakal calon harus mempunyai dukungan 20 kursi.
Nasibnya sebagai incumbent tidak mudah. Tidak semua partai berminat. Salah satunya Gerindra. Partai dikabarkan sudah pasti mengusung justru berbalik. Dukungan ditunda. Semua keputusan kini di tangan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Dede Sunandar di dunia politik? Dirinya diketahui hanya mendapatkan 10 suara.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Apa yang terjadi pada pemilu di Demak? Banyak TPS yang terendam banjir hingga proses pencoblosan harus ditunda.
-
Siapa yang memberikan tituler kepada Deddy Corbuzier? Deddy Corbuzier, seorang selebriti Indonesia, diberi pangkat Letnan Kolonel Tituler TNI Angkatan Darat dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menawarkan uang ke Ganjar? Ganjar lalu bercerita saat dirinya sempat didatangi seseorang dan ditawari uang usai memperingati agar tak ada lagi setoran.
-
Apa yang berubah dari penampilan Deddy? Penampilan Deddy sempat bikin pangling karena diet ketatnya berhasil
Deddy juga mengungkapkan mengenai mahar politik. Dia tak menampik pernah menyerahkannya. Namun bentuk dan isi maharnya berbeda. Mahar ini dia serahkan langsung kepada para ketua umum partai.
Pertemuan kami dengan aktor film Naga Bonar ini tidak banyak. Agendanya tengah penuh hari itu. Di sela waktu, kami diberikan kesempatan. Sambutannya hangat. Penuh tawa. Tampak santai menjalani beban berat sebagai orang nomor dua di Jawa Barat ini.
Kepada wartawan merdeka.com, Angga Yudha Pratomo dan Randy Ferdi Firdaus, dia menceritakan kesiapannya menghadapi Pilgub Jabar 2018. Kami diterima di ruangan wakil gubernur berada di Gedung Sate, Bandung, Rabu, 25 Oktober 2017
Sudah hampir satu periode membangun Jawa Barat, apa yang menurut Anda masih kurang?
Banyak dan enggak bisa ngomong begini. Harus pemaparan. Ruwet nanti. Ya ada beberapa isu-isu strategis.
Sebenarnya ada tiga aspek yang bisa fokus dan bisa terukur pembangunannya. Repotkan ngomong teknis.
Ada kemiskinan, pengangguran terbuka, generasio, iklim investasi, pertumbuhan ekonomi, pendidikan.
Selama menjadi wakil gubernur, Anda sudah mengerjakan apa saja?
Gubernur dan wakil gubernur itu satu kotak. Salah mengambil contoh. Di mana gubernur dan wakil gubernur pecah. Ini tidak, ambil yang ideal.
Saya adalah wakil gubernur yang harus mendukung setiap kebijakan gubernur. Proses pengambilan kebijakan tadi, bisa melalui proses diskusi. Jadi ketika gubernur memutuskan, seluruhnya harus mendukung kebijakan gubernur. Jangan gubernur ke kanan, wakil gubernur ke kiri. Kacau terus.
Bila maju ke Pilgub Jawa Barat, karakter yang bagaimana Anda inginkan?
Ya itu tadi, pada saat seseorang seperti saya maka bertindaklah, berucaplah, berpikirlah sebagai wakil gubernur jangan seperti gubernur.
Dalam penugasan saja, misalnya gubernur tengah berhalangan, wakil tidak boleh memutuskan putusan yang strategis. Tetapi mengambil keputusan seusai arahan gubernur. Itulah komitmen.
Artinya tadi adalah penjelasan soal sosok kriteria wakil gubernur Anda nanti?
Salah satu. Itu masalah sikap. Tapi yang penting clean, harus bersih. Kemudian harus bisa berkomunikasi politik dengan partai politik atau politisi lain.
Partai yang paling intens komunikasi dengan Anda baru-baru ini?
Semua saya datangi. Saya ke Hanura, PKS. PKS saya sering komunikasi, Demokrat saya sering. Bahkan dengan Perindo, bertemu dengan Park Hary Tanoe (Ketum Perindo), walau belum bisa ikut kontestasi Pilkada tapi kan bisa langsung Pileg, Pilpres.
Apalagi saya sebagai wakil gubernur, pembina politik di daerah. Kok kalau tiap datang ke partai politik dicurigai, kayak apa saja. Itukan hal biasa.
Sebenarnya untuk Pilgub Jawa Barat ini bagaimana Anda menyikapinya?
Sudah ada gubernurnya tahun 2018. Yakin tidak? Kalau yakin ya sudah. Kita hanya ada upaya dengan baik. Kemudian berdoa dengan baik-baik, sungguh-sungguh, dan berkorban. Setiap perjuangan ada pengorbanan.
Bisa diceritakan bagaimana akhirnya PAN bisa mendukung Anda?
Ya surprise saja. Tiba-tiba mendadak Pak Zulkifli ngomong, ya sudah. Tidak ada dalam benak kita.
Ketemu, ngobrol, terus dia bilang besok saya dukung. Ya alhamdulillah. Tapi saya tidak bisa lama-lama. Saya ada rapat. Itu kan hal biasa kan.
Anda sudah dapat kursi dari PAN, langkah selanjutnya apa?
Terus. Ke Demokrat, PKS ya terus. Tadi curah gagas di PDIP juga di undang. Kan enggak mendaftar tapi diundang, ya harus menghargai. Curah Gagasan itu bagus, dengar berbagai pendapat yang dianggap memadai oleh PDIP, untuk memaparkan pemikiran-pemikirannya.
Sehingga mereka bisa rangkum semuanya dan menjadi bekal jadi calon gubernur yang didukung PDIP. Tradisi yang cukup bagus. Seperti halnya kunjungan safari saya kan selalu diskusi bagaimana Jawa Barat. Itulah kenapa saya mengunjungi berbagai parpol.
Selain bertemu ketum PAN, siapa lagi yang sudah Anda temui?
Pak Oso (Ketua Umum Hanra), teman saya. Semua. Pak SBY (Ketua Umum Partai Demokrat) juga temen saya. Pak Prabowo malah sahabat lama saya.
Prabowo sahabat lama Anda, lalu kenapa bisa tidak keluar surat rekomendasinya?
Kan tidak apa-apa. Kita harus hargai. Malah kalau harus keluar itu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).
Kalau soal Gerindra, kenapa mereka menunda memberikan dukungan?
Tidak apa-apa. Ini yang membuat partai besar tadi itu, susah. Jadi keputusan atau sikap partai harus kita dihargai, jangan paksakan diri.
Orang bilang ini politik. Hari ini bilang A, besok bisa bilang B. Politik itu tidak ada yang kekal, yang kekal itu kepentingannya. jadi enjoy saja. Tapi tiba-tiba bisa balik lagi, biasa terjadi. Jadi enjoy saja.
Apa yang sebenarnya DPD Gerindra Jawa Barat mempermasalahkan?
Tanya sama mereka, ya tanya sama dia saja lah.
Apa karena Anda tidak mau jadi kader Gerindra?
Itu nanti susah, jadi ngomongin orang. Bukan hal yang prinsip.
Secara pribadi Anda ingin menjadi kader Partai Gerindra?
Tanya Prabowo kalau itu. Kejar prabowo kalau itu. Mau ngomong enggak? Jangan saya. Jadi objektif kalau gitu.
Apa ini artinya syarat menjadi kader ditolak?
Tanya Prabowo lah. (tertawa)
Enggak usahlah. Nanti jadi ribut lagi. Kita lupakanlah Partai Gerindra, dengan permasalahannya sendiri dengan problemnya sendiri, dengan sikapnya sendiri, kita harus hargai. Itu saja. Dan tetap berteman.
Tahu kau, pilgub ini tidak lebih penting dari silaturahmi. Silaturahmi tadi kunci untuk membuka pintu surga. Pilgub enggak bisa. Apalagi dimulai dengan cara-cara yang tidak baik. Yang tadi, selesai.
Karena saya dan Prabowo teman lama. Pak Mulyadi (Ketua DPD Gerindra Jabar) juga.
Artinya sudah selesai dengan Partai Gerindra untuk Pilgub Jawa Barat ini?
Ya itu besok bisa berubah lagi. Mana tahu kita. Kita hargai saja keputusan orang. Selesai kan.
Sebenarnya apa susahnya jadi kader Gerindra?
Tanya Pak Prabowo.
Terus kenapa menolak?
Ya yang menolak siapa? Makanya jangan tanya saya. Tanya Pak Prabowo. Tanya Pak mulyadi, kenapa menolak.
Makanya saya tak mau persoalkan itu. Lupakan saja itu. berteman saja. Bersahabat. Kan bersahabat biasa itu. Siapa tau nanti cinta lagi.
Saya dengan teman-teman Gerindra luar biasa akrabnya. Bawa hadiah, mahar, Zam-zam dan kurma. Mahar itu kan simbol saja. Mahar itu harus dimudahkan kata nabi. Supaya mencegah maksiat. Kalau mahar dimahal-mahalkan, tidak ada yang kawin-kawin. Maksiat.
Deddy Mizwar bersama Prabowo ©2017 merdeka.com/Andrian Salam Wiyono
Di sisi lain, terkait sosok bakal calon wakil Anda, politisi PKS Ahmad Syaikhu, bagaimana?
Baik-baik saja. Beliau itu sahabat saya.
Artinya sosok ini sudah cocok menjadi wakil Anda?
Apanya yang dikomplain. Jangan cari-cari kesalahan. Kan Aneh.
Beliau seorang hafiz alquran, seorang mantan auditor di BPKP, pengalaman di pemerintahan, di departemen dan clean.
Jadi nama yang disodorkan itu memang kriteria yang benar-benar kita pikirkan. Enggak ada masalah. Mudah-mudahan bukan kambing, ini orang. Kalau kambing kan susah juga itu.
Paling Intens partai yang berkomunikasi dengan anda?
Ya PAN, PKS, Demokrat dan Gerindra. Realistis.
Biasanya juga ditawarkan nama wakil, bagaimana Anda menyikapinya?
Ya dibahas saja. Bukan urusan saya itu. Bahas. Partai-partai kan punya kepentingan, bukan saya. Setelah itu ada kesepakatan baru ke saya. Saya mau atau tidak. Kalau tidak mau ya sudah. Silakan pilih gubernur yang lain. Kan saya enggak perlu juga.
Saya mau jadi apa saja bisa. Mau jadi presiden? Enam bulan jadi presiden saya. Tinggal bikin film jadi presiden. Selesai. Yang enggak dimiliki politisi manapun soalnya. Mau jadi hantu juga bisa saya.
Dalam partai politik kan biasanya ada mahar, apakah ada hal yang Anda berikan kepada mereka?
Itulah diplomasi kurma dan zam-sam.
Makanya saya berdoa, Ya Allah balikan hati. Langsung malam itu pak zulkifli menghubungi, alhamdulillah. Ini diplomasi kurma dan zam-zam.
Kurma itu obat. Zam-zam itu sesuai dengan kehendak yang meminumnya.
Mereka ada yang pernah minta hingga miliaran?
Enggak ada yang berani ngomong itu sama saya. Alhamdulillah sampai hari ini. Karen saya tidak pernah melakukan itu dalam hidup saya. Clean semuanya.
Karena itu harus diperjuangkan. andai kata tidak keluar SK karena kita bersih, itulah yang paling baik. Bila kita tidak didukung karena kita bersih, itulah yang paling baik.
Untuk di Jawa Barat, selama Anda memimpin kemiskinan sudah dibenahi?
Ya ini kan turun naik. Kemiskinan turun, tapi tidak signifikan. Kenapa? karena menuju pada IPM. Kenapa? Karena metodenya baru penghitungannya. Tetapi ini tidak bisa berhenti. Sampai dunia ini meledak.
Sedangkan pemerataan di Jawa Barat bagaimana?
Terus dilakukan, harus terus. Ini kan kita bicara generasio, bagaimana regulasi harus dilakukan. Bagaimana kewirausahaan, koperasi, mendapat akses keuangan. Bagaimana kemitraan pengusaha besar dan pengusaha kecil. Itu kita harus regulasi terus menerus. Karena peradaban terus berkembang.
Deddy Mizwar hadiri apel Operasi Lilin 2016 di Bandung ©2016
Benarkan ada kendala juga berasal dari bupati/wali kota yang sulit diatur?
Salah satunya itu. Itu tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Bukan dengan keluhan.
Ini adalah konsekuensi otonomi daerah yang diatur oleh undang-undang. jangan mengeluh, tegur saja. kalau saya tegur saja. Ini adalah sistem ketatanegaraan yang kita sepakati.
Apa ada solusi untuk masalah di Jawa Barat ini?
Harus ada dong. Tetapi ini kan enggak bisa berpikir sama dengan situasi yang berbeda. Yang salah bukan kadang-kadang salah. Tidak. Adalah paradigma yang berubah setiap zaman. Jadi jangan berpikir salah. Wah, kalau kau berpikir sama setiap keadaan. Ya tertinggal.
Jadi jangan salahkan yang lalu. Dia hidup di zamannya. Dengan problem-problem. Sekarang ada paradigma baru, ada perkembangan baru dari peradaban. Paradigmanya harus berbeda dari yang lalu.
Bukannya yang lalu itu jelek. Yang lalu tadi paradigmanya tadi memang demikian. Karena problemnya begitu.
Apakah pernah selesai? Makanya ada visi. Visi itu tidak pernah terjangkau. Dia tidak pernah teraih. Begitu di sana, berubah lagi. Visi itu tantangan ke depan. terus jalan. Kayak kuda.
Mengapa tidak banyak wilayah dimekarkan di Jawa Barat?
Persoalannya akan terjadikah itu? Pada saat daerah tidak punya potensi mendapat PAD yang memadai, maka pemekaran hanya menciptakan bencana-bencana baru. Saya realistis. Saya tidak anti pemekaran. Yang dimekarkan, mekarkan sekarang. Kabupaten khususnya.
Itulah Jawa Barat, kabupaten/kotanya paling sedikit. Dibanding Jawa Tengah, Jawa Timur. Makanya APBD-nya, padahal APBD-nya nomor besar nomor dua setelah Jakarta, tapi kalau dikumpulin kabupaten/kotanya, sedikit.
APBD provinsi ditambah kabupaten/kota, Jawa Timur paling banyak. Tetapi provinsinya, APBD-nya Jawa Barat paling besar setelah DKI Jakarta. Penyebabnya karena kurang cepat pemekaran di Jawa Barat maka infrastruktur di kabupaten lebih buruk dari Jawa Timur. Karena wilayahnya luas banget. Telat pemekaran.
Ada tiga wilayah di jawa barat akan dimekarkan. Bogor, Sukabumi dan Garut. Belum disahkan hingga sekarang. Ada problem apa? Kalau dalam konsep kita ada 42 yang seharusnya dimekarkan. Ini bukan top down, pemekaran tadi adalah button up. Bukan maunya gubernur, maunya masyarakat. Itu pemekaran.
Papua dan Papua Barat, jumlah penduduknya 5 juta. Bogor 6 juta. Itulah jawa barat, jadi jangan berpikir sama di situasi berbeda. Tidak ada yang bisa Apple to Apple. Apalagi Jakarta, dia lain. Harus dipilih gubernur.
Dalam pemilihan kepala daerah para biasanya ada tangan pengusaha. Anda dianggap keras terhadap Meikarta, apakah tidak khawatir dijegal dalam Pilgub Jawa Barat ini?
Tiba-tiba kita bergantung dengan selain Allah, ini sangat berat. Mati, masuk neraka kita.
Lalu bagaimana bila anda nanti tidak terpilih di Pilgub Jawa Barat ini?
Itulah yang terbaik. Karena Allah memutuskan yang terbaik untuk kita.
Apa agenda selanjutnya?
Ya menjadi orang yang lebih baik.
Kembali menjadi aktor?
Ya tempat terbaik tadi tidak harus jadi gubernur. Pasti Allah siapkan yang lebih baik kalau sudah putuskan seperti itu. Keputusan Allah pasti lebih baik dari apa yang kita pikirkan.
Tetapi Anda tetap yakin maju di Pilgub Jawa Barat?
Insya Allah. Masih lama. Besok bisa berubah. Bisa 18 kali perubahan.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dedi Mulyadi mengaku siap jika ditugaskan maju pada Pilgub Jabar
Baca SelengkapnyaDi jajaran Ketua-ketua partai politik di Bali, Made Muliawan Arya bisa disebut sebagai yang paling muda usianya.
Baca SelengkapnyaMahfud pun terkesima karena partai-partai koalisi itu memilih sosok yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaDedi sesumbar, menjelang Pilgub atau Pilkada serentak tahun 2024, cukup banyak tokoh, komunitas dan kelompok masyarakat yang memberikan dukungan untuknya.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku terkejut dengan tawaran langsung sebagai bacawapres.
Baca Selengkapnya