Jejak Latihan Teroris di Vila Oranye
Merdeka.com - Vila berkelir oranye itu tampak tidak terawat. Sekitar halaman rumput tumbuh begitu lebat. Aroma tak sedap juga tercium dari depan. Melangkahkan kaki masuk ke dalam, bentuk suram bangunan makin jelas. Terbengkalai. Banyak sisi yang sudah Rusak dan sangat kotor.
Memang vila berukuran sekitar 20x30 meter persegi ini lama tidak dihuni. Sang pemilik pun seakan sudah tak peduli. Hingga polisi pun mendatangi lokasi setelah mendapat kepastian lokasi itu pernah dipakai tempat latihan kelompok jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI). Warga sekitar pun geger.
Lokasi tersebut berada di Kompleks Vila Taman Raya, Dusun Gintungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Atau sekitar 1,3 Km dari Pasar Bandungan. Terdapat delapan vila beragam model dan ukuran disewakan di area tersebut. Suasana di sana memang menenangkan. Sangat sejuk dan jauh dari keramaian lantaran berada di lereng kaki Gunung Ungaran.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Siyarto, pengantar katering vila, menceritakan vila berkelir oranye pada 24 Desember lalu, Mabes Polri datang untuk memeriksa. Dia lantas diminta polisi untuk membersihkan vila dua lantai itu. Dari penjelasan yang dia dapat, diketahui banyak ruang di lokasi dijadikan area latihan.
Seperti pada ruang tengah. Diduga area itu dipakai untuk latihan fisik. Kemudian lahan lapangan di sekitar bangunan digunakan latihan perang dan ketangkasan fisik.
"Saya suruh bersihkan lokasi satu bangunan vila yang informasinya digunakan latihan teroris itu. Polisi hanya datang dan mengecek lokasi bangunan saja," kata Siyarto saat ditemui di lokasi pada Senin, 28 Desember 2020.
Vila oranye di Kompleks Vila Taman Raya merupakan satu dari 12 lokasi yang diduga dijadikan tempat latihan teroris. Biasanya kelompok teroris JI menyewa vila untuk melatih para anggota muda. Mereka dibekali bela diri, menggunakan senjata tajam hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.
Para anggota dilatih dengan gaya militer. Keterangan itu diketahui setelah Densus 88 Anti Teror membekuk Joko Priyono alias Karso, salah seorang pelatih dari kelompok JI. Karso ditangkap pada 2019 lalu. Dia mengaku ditunjuk Amir atau Pimpinan JI, Para Wijayanto. Kini Karso berstatus narapidana dengan masa hukuman 5 tahun. Sedangkan Para Wijayanto dihukum 3 tahun 8 bulan penjara.
Luas vila tempat latihan teroris JI memang bisa menampung puluhan orang. Harga per malam kala itu sekitar Rp800 ribu. Biasanya lokasi disewa para mahasiswa untuk ajang malam keakraban maupun pelatihan kepemimpinan.
Menurut Siyarto, sudah hampir setahun ini tidak ada orang menyewa. Terkahir tahun 2018 disewa untuk kegiatan bakti sosial kelompok anak remaja. Itu pun sudah mendapat izin warga sekitar. Biasanya vila ramai disewa ketika memasuki akhir pekan.
Ketua RW 05 Gintungan, Rukiman, mengaku tidak mengetahui bahwa kelompok teroris JI pernah menyewa vila di area tersebut. Namun, dari kabar yang didapat kelompok itu menyewa vila selama dua hari. "Tapi memang tidak ada yang tahu termasuk penjaga," kata Rukiman.
Bungker Tersembunyi
Hasil penelusuran kepolisian diketahui bahwa kelompok teroris pernah melakukan pelatihan sekitaran tahun 2011-2016 silam. Kapolsek Bandungan, Iptu Edi Purwanto, menyatakan di vila tersebut beberapa hari lalu sempat dilakukan olah tempat kejadian perkara oleh tim Densus 88 Polri.
"Ada seorang tersangka yang memberikan pengakuan kalau pernah memberi pelatihan di Gitungan," ungkap Edi.
Dari pengembangan tidak ditemukan jejak apapun terkait sisa latihan teroris di Vila berkelir oranye itu. Adapun pemilik vila hanya diminta wajib melaporkan ke Polsek jika ada kegiatan di properti miliknya.
Sementara itu, Mabes Polri menyebut Kelompok teroris JI menyiapkan dana sebesar Rp65 juta per bulan untuk kegiatan pelatihan. Biasanya kurun waktu masa pelatihan yang ditentukan adalah selama enam bulan. Bahkan mereka menyediakan anggaran Rp300 juta untuk keberangkatan ke Suriah.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, pengakuan adanya dana tersebut dari pelaku teroris Karso. Dana tersebut diperoleh dari anggota JI yang berjumlah 6.000 orang di seluruh Indonesia.
Densus 88 juga berhasil melakukan penangkapan terhadap 23 tersangka teroris di 4 propinsi. Di antaranya, Lampung, Jambi, Riau dan Palembang. Khusus Lampung, penangkapan terjadi di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pringsewu dan Metro. Dari penangkapan itu kepolisian mengamankan dua petinggi kelompok teroris bernama Upik Lawangga alia Taufik Bulaga dan Zulkarnain alias Arif Sunarso.
Upik merupakan dalang kasus bom Tentena, bom GOR Poso, bom Pasar Sentral dan lain sebagainya, dari tahun 2004 sampai dengan 2006. "Bahkan dijuluki 'Doktor' karena salah satu murid dari Bomber DR. Azhari," kata Rusdi.
Sedangkan Zulkarnain alias Arif Sunarso merupakan Panglima Askari JI. Sosok ini juga masuk dalam daftar pencarian orang kasus bom bali I tahun 2001. Kemampuannya dikenal bisa membuat bom high explosive, serta keterampilan senpi dan militer.
Di rumah Upik Lawangga, polisi menemukan beberapa pucuk senjata rakitan. Pelaku juga dikenal andal membuat senjata. Total sebanyak 8 pucuk baik laras panjang maupun pendek telah dibuat. Kemudian juga ditemukan juga bunker berukuran 3x2x2 meter. Area itu diduga digunakan sebagai tempat bersembunyi dan menyimpan senjata api yang sudah selesai dirakit.
"Bungker itu juga dijadikan lokasi mengetes senpi rakitannya agar tidak terdengar tetangga. Alias sebagai kamuflase," ujar dia mengungkapkan.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda dan Wakapolda Banten melakukan aksi penyamaran di hutan dengan pakaian lengkap dan berhasil melepaskan tembakan beberapa kali.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, jumlah anak yang tergabung dalam kelompok Bajing Kids ini sekitar 41 orang.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaBegini suasana latihan ala anggota Brimob yang dikenal keras sampai ditembaki laras panjang.
Baca SelengkapnyaPenangkapan kepada dua terduga teroris inisial LHM dan DW di dua tempat berbeda
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaGudang yang meledak itu diketahuinya terletak di dalam kompleks Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Baca SelengkapnyaPertamina harus memastikan keamanan seluruh infrastruktur energi untuk menjaga stok dan ketahanan energi nasional
Baca SelengkapnyaKabagbanops Densus 88 Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengungkapkan, pegawai BUMN terduga teroris ISIS berinisial DE berencana melancarkan aksi.
Baca SelengkapnyaMereka diketahui berlatih guna menghadapi situasi darurat sekaligus berbagai ancaman dari luar.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca Selengkapnya