Mimpi menikmati Pulau Reklamasi
Merdeka.com - Kabar akan ada pulau buatan atau dikenal dengan reklamasi di Teluk Utara Jakarta rupanya begitu membangkitkan hasrat Fellicita Susantio. Banyak mimpi yang ingin dia wujudkan sembari memandang lautan lepas dari rumah tepi laut itu.
Felli mencari informasi lebih banyak. Ragam iklan dan spanduk yang dia lihat di sekitar perumahan elit Pantai Indah Kapuk, membuatnya makin semangat membeli.
Pada 2011, dia mantap membeli sebuah kavling di salah kompleks di Pulau D reklamasi. Tepatnya di Golf Island. Harganya fantastis. Rp 5,2 miliar. Felli bersama pembeli lainnya berniat menjadikan lahan kavling itu sebagai investasi.
-
Siapa yang membeli rumah tersebut? Inilah bagian depan dari rumah milik Frans Faisal kakak dari Fuji dan Fadly Faisal yang baru saja resmi dibeli.
-
Siapa yang menjual sebagian lahan rumah? Sebagai hasilnya, keduanya sepakat untuk memecah lahan yang mereka miliki dan menjual lebih dari sebagian lahan tersebut kepada keluarga yang sekarang menjadi tetangga.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Siapa yang membeli rumah mewah? Tak kalah dari pencapaian adiknya, Fuji, yang baru-baru ini membeli rumah mewah. Tampak depan rumah Fadly Faisal memikat dengan keanggunan dan gaya Amerika yang mencolok.
-
Siapa yang membeli rumah baru? Kediaman baru yang baru saja dibeli adalah bagian depan dari kediaman Frans Faisal, kakak Fuji dan Fadly Faisal.
Tak ada perasaan curiga sama sekali. Felli cukup yakin dengan janji yang ditawarkan pengembang. Kavling bernilai miliaran rupiah itu dia putuskan dicicil selama 36 kali dengan nilai cicilan perbulan Rp 144 juta.
Beberapa bulan setelah proses tanda jadi, Felli makin semringah. Dari kejauhan dia melihat lalu lalang kapal membawa urukan. Dataran mulai terlihat di pulau buatan. Dia melihat pembangunan pondasi rumah dan ruko. Pikirnya saat itu, Pulau D segera terealisasi dan kavling yang dicicil jadi miliknya.
"Enggak ada masalah sih, kita juga ngelihat mereka prosesnya membangun, nguruk itu kan, makanya percaya. Saya tinggal di sana dan saya juga pembeli propertinya mereka, itukan base on trust. Dia juga grup besar, ya udah kita rutin bayar. Sudah kelihatan fisik. Kita sudah mimpi nanti mau tinggal di sana," kata Felli kepada merdeka.com, Rabu (24/1).
Selama ini, Felli jadi penghuni di salah satu kompleks kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang dikelola Agung Sedayu Grup. Sejauh ini, berjalan lancar tanpa masalah.
Bulan demi bulan berlalu. Cicilan kavling di Pulau D hampir rampung. Pada 2013, Felli memutuskan menambah investasi di pulau reklamasi. Dia membeli salah satu hunian di kompleks Walk Island yang berdiri di Pulau C. Harganya Rp 8,5 miliar. Keputusan diambil setelah berdiskusi dengan suaminya.
Pihak marketing menjanjikan rumah mahal itu akan menyajikan pemandangan tak biasa. Felli tergoda. Dia rela menjual rumahnya di PIK dan mengontrak sembari menunggu 'istana' megahnya selesai dibangun di Pulau Reklamasi.
Felli sudah membayangkan hari-hari indahnya menikmati rumah di River Walk Island. Bagaimana tidak, dari dalam rumahnya nanti, dia bisa memandang taman hijau dan air danau yang tenang.
"Kalau rumahnya kayak gitu kan enak. Saya sudah sempat bikin planning sama temen-temen, 'eh besok main ya ke rumah, nanti kita ngeteh-ngeteh cantik di depan sambil lihat taman'," ujarnya sambil tersenyum.
Sudah empat tahun lebih proyek itu berjalan. Cicilan kavlingnya di Pulau D sudah lunas. Sedangkan di Pulau C masih berjalan. Namun tidak ada kepastian kapan pembeli bisa memiliki surat menyurat rumah yang mereka beli. Bahkan hunian di River Walk Island semakin tak jelas nasibnya.
Felli dan pembeli lain gelisah. Mendadak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menarik pembahasan dua raperda reklamasi. Mantan Menteri Pendidikan itu berencana mencabut Hak Guna Bangunan (HGB) untuk Pulau C, D dan G. Felli makin resah.
Kini, dia hanya bisa gigit jari dan menunggu keputusan Pemprov DKI. Huniannya di PIK sudah dijual. Beberapa tahun terakhir dia terpaksa mengontrak rumah. Ada ribuan orang pembeli yang bernasib sama seperti Felli. Mereka makin resah dalam penantian.
Informasi diterima merdeka.com, setidaknya sudah ada 4.500 unit yang terjual di kedua pulau reklamasi itu. Bahkan sudah ada 2.220 unit yang lunas pembayarannya. Pulau C dan D dikerjakan pengembang PT Kapuk Naga Indah (KNI) yang menjadi anak perusahaan dari Agung Sedayu Group.
Di Pulau C, PT KNI menawarkan tiga konsep hunian dengan harga terendah Rp 6,5 miliar dengan konsep boulevard. Kemudian Rp 8,5 miliar dengan pemandangan taman dan dekat dengan danau. Termahal Rp 10 miliar dengan pemandangan menghadap ke laut.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usulan tersebut diajukan oleh Bupati Kepulauan Seribu Junaedi kepada Heru Budi Hartono.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan memberikan sertifikat hak milik untuk warga Pulau Rempang yang mau direlokasi.
Baca SelengkapnyaDapat uang panai 2M, satu set perhiasan berlian dan tanah 50 are, wanita ini pecahkan rekor.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan akan mengkaji usulan pulau reklamasi PIK 2 masuk wilayah Kepulauan Seribu.
Baca SelengkapnyaRizky Billar dan Lesti Kejora berkunjung ke rumah Crazy Rich Pantai Indah Kapuk yakni Helena Lim. Rumahnya super mewah bagai istana.
Baca Selengkapnyagambaran desain villa Lesti Kejora dan suaminya, Rizky Billar, yang akan mereka bangun di Bali.
Baca SelengkapnyaRK percaya, selama reklamai tidak merusak lingkungan, maka hal itu menjadi sesuatu yang baik seperti dicontohkan negara maju lainnya.
Baca SelengkapnyaTak gembar-gembor di media sosial, Rizky Billar dan Lesti Kejora tengah membangun villa di Bali
Baca SelengkapnyaRizky Billar investasi di sektor properti dengan membangun dua villa modern di Bali. Simak selengkapnya berikut ini!
Baca Selengkapnya"Hampir 400KK yang sudah mendaftar sukarela. 27 KK sudah berada di rumah transit sementara dan sisanya masih proses," kata Bahlil
Baca SelengkapnyaFuji dan Fadly kini sama-sama memiliki mobil mewah. lalu seperti apa perbandingan rumahnya?
Baca SelengkapnyaRumah megah tersebut memiliki dermaga dan kapal yang diduga mencapai harga Rp20 hingga Rp50 miliar.
Baca Selengkapnya