Murka dan dilema Raja Yordania
Merdeka.com - Raja Yordania, Abdullah II sangat murka setelah mendengar pilot tempurnya dibakar hidup-hidup oleh ISIS. Dengan kemarahan dia menyatakan"Darah syuhada Muadh al-Kassasbeh tidak akan sia-sia dan kami akan meresponsnya. Angkatan bersenjata kami merasa kehilangan atas meninggalnya seorang anak.”
Pemerintah Yordania bahkan mengonfirmasi Raja Abdullah II akan ikut dalam operasi militer melawan kelompok militan Islamic State (ISIS). "Raja Yordania Abdullah II akan berpartisipasi secara personal pada Kamis dalam melancarkan serangan udara terhadap organisasi teroris ISIS, sebagai bentuk balas dendam eksekusi pilot Muath al-Kassasbeh," tulis perwakilan pemerintah Yordania, seperti dikutip iraqinews.com, Rabu (4/2/2015).
Dia pun bersumpah bahwa negaranya akan melakukan pembalasan setelah menyeret Sajida al-Rishawi yang dituntut kebebasannya oleh ISIS dan anggota al-Qaeda, Ziad al-Karbouli, ke tiang gantungan. Sajida al-Rishawi merupakan otak pelaku bom bunuh diri di Yordania yang menewaskan 60 orang. Banyak yang menilai bahwa tuntutan ISIS atas pembebasan Rishawi dan sebagai pertukaran dengan Muadh adalah tipuan belaka karena Rishawi adalah anggota Al-Qaeda dan ISIS bukanlah sekutunya.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Dimana kekejaman tentara Israel terjadi? Kekejaman mereka tidak hanya terekam di Jalur Gaza, tapi juga di Tepi Barat yang diduduki.
-
Siapa yang menyerang Hamas? Israel melancarkan gempuran ke Gaza.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana penganiayaan terjadi? Penganiayaan yang viral itu dikabarkan terjadi di Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
Pembunuhan brutal dengan cara pembakaran hidup-hidup pilot peswat tempur Yordania Muadh al-Kasasbeh oleh ISIS nampaknya akan berdampak panjang dan serius terhadap keikutsertaan Yordania dalam koalisi pimpinan AS menyerang para militan di Suriah.
Selama ini dukungan rakyat Yordania atas partisipasi negaranya dalam koalisi hanya hangat-hangat kuku bahkan sebelum pembantaian sang pilot itu oposisi makin menguat karena hal itu membuat ISIS yang sudah ada di perbatasan makin mengincar Yordania. ISIS secara khusus menyebut monarki Hasyim itu sebagai Tiran Yordania dan negara pengkhianat karena aliansinya dengan AS
Apa yang dilakukan ISIS terhadap pilot itu seperti sebuah tembakan salvo tepat di jantung Amman. Fakta bahwa penangkapan Muadh telah menyakiti dan menghina Yordania apalagi pembakarannya mengingat upaya pembebasan yang telah dilakukan oleh suku asal Muadh dan pemerintah Yordania.
Tapi susah dan dilematis juga untuk bagi Yordania tiba-tiba menarik diri dari koalisi. Raja Abdullah II terpaksa harus makin hati-hati sambil terus membangkitkan rasa patriotisme rakyatnya dan secara tepat menyikapi tuntutan balas dendam mereka yang meneriakkan slogan “Kami adalah Muadh”.
Beberapa hal yang menimbulkan dilema adalah, pertama, lemahnya posisi Yordania dalam koalisi melawan ISIS. Ia adalah satu dari empat anggota koalisi (Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab) yang berbatasan langsung dengan Suriah dan Iraq yang telah menampung ratusan ribu pengungsi Suriah yang sebagian malah mendukung dan bersimpati terhadap ISIS atas perlawanan mereka terhadap rejim Bashar al-Assad.
Kedua, Muadh berasal dari suku Barasheh, suku utama Yordania yang menjadi tulang punggung militer Yordania. Di kota Kerak, kota asal Muadh, masyarakatnya berdemo menyuarakan slogan anti koalisi dan meminta Raja Abdullah untuk menarik diri dari kampanye melawan ISIS.
Meski dilematis, nampaknya Raja Abdullah saat ini harus berkonsentrasi untuk “melayani” makin menguatnya tuntutan balas dendam dan makin bersatunya rakyat Yordania untuk melawan ISIS. Status syuhada Muadh bisa jadi pemicu serangan militer Yordania terhadap ISIS di wilayah Suriah, persis seperti yang diharapkan oleh ISIS.
Militer Yordania yang antara lain berkekuatan 30.000 tentara khusus lulusan King Abdulah Special Operation Training Center (KASOTC) yang terkenal itu bisa menjadi ujung tombak serangan darat koalisi. Tentu saja kekuatan darat Yordania akan didukung oleh angkatan udaranya.
Kemungkinan kita selanjutnya akan menyaksikan makin kuatnya serangan ISIS ke selatan dengan eksekusi yang makin mengerikan dan perang di media sosial. ISIS dengan dukungan ekstrimis yang berasal dari negara-negara koalisi akan menantang Yordania dalam pertempuran langsung. Namun yang akan dihadapi ISIS adalah tentara Yordania yang penuh dendam kesumat. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Raja Yordania yang disebut sebagai pengkhianat usai tembaki drone Iran yang serang israel.
Baca SelengkapnyaIran menembakkan ratusan rudal balistik dan hipersonik ke Israel pada Selasa (1/10) malam.
Baca SelengkapnyaPasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengungkapkan serangan ke markas mata-mata Israel merupakan balasan atas kematian komandan mereka, Sayyed Razi Mousavi.
Baca SelengkapnyaTiga Negara Ini Bantu Israel Hadapi Serangan Rudal dan Drone Iran, Salah Satunya Negara Arab
Baca SelengkapnyaMarkas Mossad ini berada di Erbil, wilayah semi otonomi Kurdish.
Baca SelengkapnyaRaja Xerxes I atau yang juga dikenal sebagai Xerxes Agung menjadi salah satu raja Persia yang namanya paling terkenal di dunia.
Baca SelengkapnyaPejuang yang baru direkrut menjadi bagian dari pasukan militer Houthi menyatakan siap berperang di Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael mengebom pelabuhan Hodeidah di Yaman pada Sabtu (20/7), menewaskan enam orang.
Baca SelengkapnyaTerdengar suara sirine peringatan meraung-raung di seluruh Israel.
Baca SelengkapnyaPasukan Houthi berjanji menembakkan lebih banyak rudal ke Israel jika negara zionis itu tidak menghentikan agresinya ke Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael meluncurkan dua rudal, menargetkan lokasi di mana komandan Garda Revolusi, Seyyed Razi Mousavi, tinggal.
Baca SelengkapnyaSerangan dimulai pada Selasa malam, sekitar pukul 20.15 waktu setempat
Baca Selengkapnya