Kisah Inspiratif Fauzan, Penderita Lemah Otot Tetap Semangat Bersekolah
Merdeka.com - Hidup dalam keterbatasan bukan halangan bagi Fauzan Akmal Maulana, (15) penderita Distrophia Muculor Progresive (DMP) atau kelemahan pada otot, untuk menempuh pendidikan formal di sekolah Terbuka.
Meski saraf-saraf ototnya semakin melemah, namun tidak melemahkan keinginan Fauzan untuk mengenyam pendidikan formal dan menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.
Lahir secara normal tanpa satu kekurangan apapun pada (31/5) lalu, Fauzan Akmal Maulana, tiba-tiba saja tak bisa bangkit dari kasur di pagi hari di tahun 2015.
-
Siapa yang bisa mengalami kebutaan sejak lahir? Risiko buta sejak lahir ini pun dapat terjadi pada siapa saja. Termasuk pada bayi yang lahir dalam keadaan premature atau telah mengalami gangguan selama di dalam janin.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Kenapa anak sulit bangun pagi? Masalah anak yang kesulitan bangun di pagi hari ini bisa membuat mereka masuk sekolah dalam kondisi tidak segar.
-
Apa yang terjadi pada Baby Adzam? Baby Adzam dilarikan ke rumah sakit. Kabar kurang bahagia datang dari Nathalie Holscher. Pasalnya anak semata wayangnya, Baby Adzam dilarikan ke rumah sakit.
-
Apa penyebab bangun kesiangan? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang bangun kesiangan, di antaranya adalah: Gangguan ritme sirkadian. Ritme sirkadian adalah jam biologis tubuh yang mengatur pola tidur dan bangun kita.
-
Kenapa anak susah bangun pagi? Anak-anak yang enggan bangun dari tempat tidur dapat menimbulkan stres dan menyebabkan pagi hari yang seharusnya lancar menjadi penuh dengan drama.
"Waktu itu kelas 5 SD, padahal kelas 1,2,3 itu enggak apa. Saya bisa ikut upacara, bisa main sepeda kaya anak-anak biasa," kenang dia, Selasa (19/3) mengawali pembicaraan dengan merdeka.com di SMP Terbuka 1 Tangerang Selatan.
Dia dan keluarga hanya bisa pasrah, sampai kemudian divonis Dokter dari RSU Fatmawati, Jakarta Selatan, Fauzan mengidap penyakit otot lemah (DMP). Yang merupakan penyakit genetik berdasarkan keturunan.
"Awalnya dapat keringanan dari kepala Sekolah di SD, tapi saya tetap mau ikut sekolah. Akhirnya bisa lulus (SD) juga," ucap dia.
Tak sampai di situ, semangat Fauzan melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi dia wujudkan, dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Terbuka 1 Tangerang Selatan.
"Karena kami juga engga mampu memasukkan Fauzan ke sekolah berkebutuhan khusus swasta, akhirnya dapat informasi ada SMP terbuka di Tangsel, dan kami mendaftar," kata Winih (49), Ibu Fauzan.
Di tengah keterbatasannya itu, Winih berupaya memenuhi keinginan Fauzan yang kuat untuk meneruskan pendidikan formalnya di sekolah.
"Dasarnya memang dia senang sekolah, dia dan kami keluarga juga tidak pernah menganggap Fauzan ini lemah, tak berdaya. Kami kuatkan, dan akhirnya bisa sekolah sampai sekarang mau Lulus SMP," terang dia.
Winih yang hanya berjualan gorengan ke toko-toko langganannya, mengaku selalu menyempatkan diri untuk mengantarkan Fauzan bersekolah, dengan berboncengan sepeda motor.
"Kalau di tempat kegiatan belajar (TKB), saya bonceng dia naik motor. Kalau ke sekolah Induk di SMP Terbuka 1 Tangsel, kami sewa angkot bersama teman-teman dari TKB kami di Pondok Aren," ucapnya.
Diceritakan sang Ibu, Fauzan amatlah bersemangat, ketika menjalani rutinitasnya belajar di sekolah. Dia juga sangat antusias dengan pelajaran-pelajaran hafalan.
"Memang kata dokter sensorik, motorik dan otaknya bagus bisa tumbuh baik. Cuma lemah pada ototnya, sehingga makin ke sini, kakinya makin mengangkat dan kecil. Tapi untuk belajar dia masih bisa menerima pelajaran," ucap janda dua anak ini.
Winih pun tak putus asa, di tengah badai cobaan, pasca ditinggal pergi sang suami yang meninggal awal Februari 2019 ini, Winih tetap semangat menghidupi dua buah hatinya Fauzan dan Nisrina Fauziah (21), yang saat ini sudah berkuliah.
"Fauzan dengan segala kekurangannya sangat bersemangat untuk sekolah. Katanya mau jadi Dokter. Apalagi saya, meski harus berjuang seorang diri, pasti saya korbankan semuanya," ucap Winih.
Saat ini Fauzan tengah duduk di bangku sekolah kelas IX SMP Terbuka Tangsel, dia dan orang tuanya juga belum mengetahui akan melanjutkan pendidikan ke mana.
"Fauzan tetap semangat untuk melanjutkan sekolah ke SMA atau SMK. Tapi saya juga belum tahu di mana sekolah yang bisa menerima dan terjangkau," ucap Winih. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkat ketekunan Faris, dia berhasil mendapatkan banyak tawaran kerja meski dengan keterbatasan fisik.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan fisik tak jadi alasan untuk tetap jadi polwan, siswi Sepolwan asal Bangka Belitung ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SMAN 1 Cawas bernama Fajar Nugroho di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah diceburkan teman-temannya ke kolam.
Baca SelengkapnyaKisah mahasiswa fakultas hukum ini sungguh menggugah. Keterbatasan tak menghalanginya menjadi sosok berprestasi.
Baca SelengkapnyaSosok Fajar Nugroho, ketua OSIS SMA N 1 Cawas yang meninggal dunia usai diceburkan ke kolam di hari ulang tahunnya ke-18.
Baca SelengkapnyaKabar duka kembali datang dari dunia pendidikan. Kali ini, seorang siswa SMAN 1 Cawas bernama Fajar Nugroho di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKisah Muqmin menyentuh hati netizen yang menonton videonya bersama sang ayah.
Baca SelengkapnyaKini, Fatoni disibukkan dengan kegiatan mengajar Qori' di 22 lembaga TPQ maupun Pondok Pesantren di wilayah Kecamatan Pasirian dan Candipuro.
Baca SelengkapnyaDi tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaFakta Ahmad Faury, penyandang disabilitas yang lolos seleksi Bawaslu Kota Serdang Bedagai.
Baca SelengkapnyaKronologi meninggalnya ketua OSIS usai diceburkan ke kolam.
Baca SelengkapnyaSetelah kedua siswa tersetrum, teman lainnya mematikan saluran listrik.
Baca Selengkapnya