10 Alat peringatan dini di Gunung Merapi rusak
Merdeka.com - Berbagai langkah mitigasi bencana disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman setelah munculnya kubah lava baru di Gunung Merapi. Langkah mitigasi yang dilakukan di antaranya dengan melakukan pendataan alat peringatan dini atau early warning system (EWS).
Kasi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan, pengecekan EWS dilakukan di kawasan Pakem dan Cangkringan. EWS, kata Joko, digunakan sebagai peringatan dini terjadinya erupsi dan juga munculnya lahar hujan.
Joko menjabarkan pengecekan dilakukan kepada 30 EWS yang terpasang di puncak dan jalur lahar dingin. Dari total jumlah itu, diketahui ada 10 yang mengalami kerusakan.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Bagaimana cara kerja alat deteksi gempa dari Jogja? Dikutip dari Indonesia.go.id, alat deteksi gempa itu tersusun dari sejumlah komponen seperti dektektor perubahan level air tanah. Apabila akan terjadi gmepa, akan terjadi fenomena paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan.
-
Apa yang di luncurkan oleh Gunung Merapi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi? Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Kenapa Gempa Bantul jadi alarm? “Gempa malam ini merupakan alarm yang mengingatkan kita bahwa zona subduksi di selatan Jawa memang masih aktif,“ kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dikutip dari ANTARA.
"Dari total EWS yang dipunya diketahui ada yang mengalami kerusakan. Ada 10 EWS yang mati total," ujar Joko, Jumat (31/8).
Joko menerangkan saat ini ada 20 EWS yang bisa berfungsi normal. Bahkan untuk memastikan kondisi 20 EWS itu, ujicoba alat sudah dilakukan.
"Masih bisa terkondisikan. Sudah kami uji coba untuk yang 20 EWS, berfungsi normal dan hidup semua,” urai Joko.
Joko menambahkan walau hanya ada 20 EWS yang kondisinya normal dirinya memastikan peringatan dini akan tetap normal. Selain mengandalkan EWS, lanjut Joko, pihaknya juga menggunakan potensi SAR dan para relawan di kawasan Gunung Merapi.
"Kami juga menghimbau agar relawan dan tim SAR berperan aktif. Terutama terkait persebaran informasi hingga persiapan titik evakuasi dan pendukungnya," tutup Joko.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca SelengkapnyaPemprov NTT telah menyalurkan beras bantuan sebanyak 5 ton.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaPada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaAlat yang hilang berupa enam buah accu, dua buah solar panel, dan satu buah regulator solar panel.
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaImbauan itu seiring datangnya musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina, maupun dinamika atmosfer.
Baca Selengkapnya