1.245 Uang Palsu Beredar di Malang Selama Bulan Januari hingga Februari
Merdeka.com - Peredaran uang palsu (upal) di masyarakat patut diwaspadai di tahun politik 2019. Data Bank Indonesia Malang menunjukkan, peredaran jumlah uang diragukan keasliannya mengalami peningkatan.
"Teman-teman biasanya mengaitkan dengan tahun politik. Faktanya ya ini lah, mudah-mudahan sih tidak ada keterkaitan," kata Rini Mustikaningsih, Ketua Tim Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi Kantor Perwakilan BI (KPBI) Malang, Rabu (6/3).
Temuan upal mengalami peningkatan setiap tahun dari 2017 sebanyak 5.385 lembar meningkat menjadi 7.827 lembar pada 2018. Sedangkan 2019 hingga Februari tercatat sudah mencapai 1.245 lembar.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Mengapa masyarakat harus waspada terhadap uang mutilasi? Namun demikian, kewaspadaan masyarakat terhadap segala bentuk tindak pidana uang palsu perlu terus ditingkatkan, salah satunya terhadap modus menggabungkan uang rupiah asli dengan palsu tersebut.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Kenapa DPR RI ingatkan soal uang palsu? 'Untuk itu, kita harus mewaspadai hal tersebut. Apalagi motifnya semakin canggih. Ada uang yang dimutilasi, ada juga uang yang dicat ulang sehingga menyerupai pecahan uang tertentu. Khususnya pada pecahan uang rupiah baru yang sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan dengan baik,' ucap Puteri.
"Posisi Januari kalau dibandingkan Januari 2018, ternyata mirip, tapi Februari 2019 meningkat dari Februari 2018 sejumlah 441 lembar menjadi 656 lembar," lanjutnya.
BI Malang melakukan antisipasi dengan menggalakkan sosialisasi 3D yakni dilihat, diraba dan diterawang. Sosialisasi deteksi uang diragukan keasliannya itu terus dilakukan dengan peningkatan intensitas.
"Antisipasinya sosialisasi 3D digencarkan, kita selalu sosialisasi. Mudah-mudahan ini tidak dikaitkan dengan tahun politik," terangnya.
Selain itu juga dilakukan sosialisasi memperlakukan uang dengan baik dengan jargon 5J yaitu jangan dilipat, jangan disetler, jangan dicorat-coret, jangan dibasahi dan jangan diremas. Kebiasaan itu berusaha diviralkan agar nilai edar uang akan lebih lama.
"Karena uang adalah lambang negara juga jadi harus dijaga," tegasnya.
Rini mengungkapkan, BI memiliki prosedur yang disebut BI CAC atau Bank Indonesia Counterfeit Analysis Centre. Saat ditemukan uang yang diragukan keasliannya, secara online bank umum meng-input data uang tersebut.
Setelah di-input uang secara fisik yang diragukan keasliannya dibawa ke BI untuk dipastikan asli atau tidak. Saat menyerahkan, data-data yang di BI akan dicek dengan fisik uang tersebut.
"Rata-rata dapatnya dari bank umum sewilayah kerja BI Malang, Malang Raya, Pasuruan yang lumayan besar, Probolinggo," katanya.
Perlu diketahui, uang palsu sebanyak 7.827 lembar (2018) dengan rincian nominal pecahan Rp 100 ribu sebanyak 3.827 lembar, dengan rincian sebanyak 2.716 lembar emisi 2016 dan 1.111 lembar emisi 2014.
Uang palsu nominal Rp 50 ribu sebanyak 3.287 lembar dengan perincian 1.592 lembar jenis emisi 2016 dan 1.695 lembar emisi 2005. Sementara untuk nominal Rp 20 ribu sebanyak 75 lembar dengan perincian 38 lembar emisi 2004 dan 37 lembar emisi. Untuk nominal Rp 5 ribu sebanyak 18 lembar dengan perincian 9 lembar uang palsu emisi 2001 dan 9 lembar uang emisi 2016.
Rini mengatakan, uang emisi terbaru memiliki pengamanan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sehingga uang palsu untuk tahun emisi baru lebih susah dipalsu dan mudah dideteksi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami dugaan telah adanya uang palsu yang beredar jelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Baca SelengkapnyaDigandeng Polri, Begini Cara BI Cek Keaslian Uang Palsu Rp22 M yang Ditemukan di Jakbar
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, rupanya uang palsu diproduksi sesuai permintaan dari seorang berinisial P.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi pasar untuk memantau harga pangan dan mencegah peredaran uang palsu
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan puluhan karung yang berisi uang yang hancur dan sudah menjadi sampah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dibuat resah dengan peredaran uang pecahan Rp100.000 hasil mutilasi.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pihaknya masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebarkan ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca Selengkapnya