15.300 Jemaah Haji RI 2022 Idap Komorbid Hipertensi, Diingatkan Jaga Kesehatan
Merdeka.com - Sejumlah penyakit penyerta atau komorbid terdeteksi pada jemaah haji Indonesia tahun ini. Komorbid yang paling banyak diderita jemaah adalah hipertensi dengan jumlah temuan 15.300 orang dari total jemaah 100.051.
"15.300 hipertensi orang. Begitu melunasi kita periksa, yang jantung 1.700, diabetes 5.600. asma 430, gagal ginjal 148 orang," kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Imran Saleh, kepada Media Center Haji.
Terhadap jemaah yang memiliki penyakit komorbid, Imran berpesan agar pintar-pintar menjaga kesehatan. Salah satunya tidak memaksakan diri beraktivitas jika kondisi badan tak memungkinkan. Apalagi yang memiliki riwayat hipertensi, karena merupakan pemicu risiko penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal.
-
Siapa yang berisiko hipertensi? Faktor keturunan. Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, diabetes tipe 2, atau kolesterol tinggi lebih berisiko mengalami hipertensi.
-
Siapa yang berisiko Hipertensi? Hal ini sangat relevan bagi anak-anak yang pernah mengalami infeksi saluran kemih yang melibatkan ginjal atau mereka yang memiliki kelainan bawaan pada ginjal, seperti kista ginjal atau penyempitan arteri ginjal,' tambah Dalla-Pozza.
-
Bagaimana cara menghindari risiko saat berhaji? 'Tolong perhatikan benar, jangan asal pakai visa, cek dulu. Kalau visa haji silakan berangkat. Kalau di luar bisa haji sangat beresiko,' kata Alex.
-
Siapa yang paling berisiko terkena hipertensi? Tekanan darah tinggi memengaruhi sepertiga dari populasi dewasa di Indonesia, menurut pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang disampaikan pada Hari Hipertensi Sedunia 2023.
-
Kenapa hipertensi bahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
"Mereka rata-rata sudah punya program, umrah berapa kali. Kita komunikasi dengan KBIH-nya," jelasnya.
Kepada jemaah yang belum berangkat ke Tanah Suci, dia mengimbau agar membawa obat-obat yang biasa dikonsumsi atau diresepkan dokter.
"Kita juga siapkan obat-obatan, kontrol dan emergensi. Tapi pencegahan berikutnya konsultasi dengan spesialis," jelasnya.
Data per 16 Juni 2022, sebanyak lima jemaah mendapatkan perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah. Dari lima orang tersebut, satu sudah kembali ke kloternya, empat lainnya butuh perawatan lebih lanjut.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam sehari ada sekira 60 jemaah haji yang mendapatkan pelayanan rawat jalan.
Baca SelengkapnyaJemaah haji harus mempertimbangkan kondisi di Arab Saudi yang berbeda dengan Indonesia
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Baca SelengkapnyaKondisi jemaah haji mulai stabil. Namun KKHI ingin benar-benar pulih karena perjalanan menuju puncak haji masih sangat jauh.
Baca SelengkapnyaUntuk menghindari kepadatan di terminal bus, jemaah diminta agar mengatur waktu kembali ke hotel 30 menit hingga satu jam setelah salat.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar nama jemaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi sampai tanggal 25 Mei 2024.
Baca Selengkapnya"Akan dipantau kesehatannya selama 21 hari oleh dinas kesehatan setempat," kata Widi
Baca Selengkapnya15 jemaah haji yang meninggal dunia sebelum pelaksanaan puncak haji
Baca SelengkapnyaJemaah yang tidak lolos syarat kesehatan akan ditunda keberangkatannya pada tahun berikutnya.
Baca SelengkapnyaPengawasan diperketat karena 407 jemaah atau 90,6 persen masuk kategori risiko tinggi
Baca SelengkapnyaInti dari pelaksanaan ibadah haji yaitu di Arafah, Muzdalifah dan Mina mulai tanggal 15 Juni mendatang.
Baca SelengkapnyaJemaah haji yang memiliki penyakit penyerta diminta untuk selalu bawa obat-obatan
Baca Selengkapnya