28.000 Warga di Cilacap rawan terdampak kekeringan dan air bersih
Merdeka.com - 28.862 Warga di Kabupaten Cilacap rawan terdampak kekeringan dan akses air bersih. Puluhan ribu warga tersebut tersebar di 22 desa di 9 kecamatan.
Puluhan warga ini, mayoritas mengalami air sumur yang berubah payau saat kemarau. Dan sebagian lain di kawasan selatan Cilacap, air bersih tergantung tadah hujan sebab tak adanya mata air.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Martono mengatakan warga lantas banyak melakukan pembelian air bersih dalam galon. Seperti di Desa Binangun Baru Dusun Pekalongan Kecamatan Bantarsari semisal, warga biasanya membeli air galon dari penjual keliling Rp 5000 perjerigen. Hal ini juga secara umum terjadi di beberapa desa di 9 kecamatan yakni di Kawunganten, Bantarsari, Patimuan, Gandrungmangu, Kesugihan, Karangpucung, Cimanggu, Jeruk legi dan Adipala.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Dimana kekeringan di Cilacap terjadi? Berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa di 20 kecamatan yang rawan kekeringan pada musim kemarau.
-
Apa jenis kekeringan di Cilacap? Salah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Kenapa Cilacap berpotensi kekeringan? Ia menjelaskan, kekeringan meteorologis merupakan kondisi kekeringan akibat curah hujan yang kurang.
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
"Hari ini kami distribusikan air bersih di RT 02 RW l 11 Desa Binangun Baru. Warga terdampak 50 KK atau 150 jiwa. Apabila tidak ada air bantuan, warga biasanya membeli dari penjual keliling Rp 5000," kata Martono pada merdeka.com, Selasa (12/9).
Martono menjelaskan, warga paling terdampak di daerah rawan kekeringan di kecamatan Patimuan sebanyak 13.323 jiwa dari 4.441 keluarga. Di wilayah ini BPBD dari Agustus sampai awal September ini telah mengirimkan bantuan sebanyak 38 tangki.
"Pertangki kapasitas 5000 liter," katanya.
Di kecamatan Patimuan sendiri, wilayah yang terdampak kekeringan meliputi 9 desa. Penduduk terbanyak di desa Cemrutu sebesar 2745 jiwa dan Bulupayung sebesar 2475 jiwa. Secara total BPBD sendiri telah distribusikan air bersih sebanyak 102 tangki ke 22 desa terdampak sejak satu bulan ke belakang.
"Update posko kekeringan BPBD Cilacap di 22 Desa. Agustus kemarin 66 tangki. September ini 36 tangki. Untuk pemerataan pengiriman ke wilayah rawan kekeringan kami akui memang belum maksimal", ujar Martono. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bantuan air bersih sudah dibagikan pada beberapa desa yang terdampak kekeringan.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino membuat musim kemarau di Indonesia berlangsung lebih panjang dari biasanya.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaSumur-sumur milik warga Desa Pabuaran mulai mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa memanfaatkan aliran kali untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca SelengkapnyaAir Kali Cihoe kerap dijadikan sumber mata air andalan bagi Warga Cibarusah saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSalah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
Baca SelengkapnyaSumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.
Baca Selengkapnya