3 Bahaya di Facebook yang sering dianggap remeh
Merdeka.com - Masyarakat Indonesia bahkan dunia seolah sudah ketergantungan dengan media sosial khususnya facebook. Media sosial ini dicintai karena memungkinkan seseorang berhubungan kembali dengan teman lama tanpa harus bertemu muka.
Namun, media sosial saat ini sering kali disalahgunakan untuk hal yang negatif oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak orang tak sadar dan menjadi korban, jika tidak hati-hati dalam bermedsos bisa menjadi bahaya.
Berikut beberapa bahaya bermedsos di Facebook:
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Apa saja bahaya media sosial untuk anak? Belum lagi prevalensi cyberbullying, diskriminasi, ujaran kebencian, dan postingan yang mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri yang dapat berinteraksi secara teratur dengan remaja, menurut APA.
-
Kenapa media sosial bisa menjadi beban bagi orang yang sensitif? Maraknya konten yang berbau negatif di media sosial bisa menjadi beban pikiran bagi seseorang yang sensitif terhadap hal tersebut.
-
Kenapa media sosial berbahaya untuk otak anak? Otak anak-anak memiliki fungsi yang berbeda, dan dapat menjadi rentan selama fase perkembangan remaja. Kurang tidur bisa lebih berbahaya bagi remaja daripada orang dewasa, misalnya.
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
Sering dipakai untuk menyebar hoax
Bebas dan tidak terbatas sering kali dimanfaatkan sebagian orang untuk menyebar hoax di facebook. Banyaknya informasi hoax membuat masyarakat tak sadar telah teracuni infomasi yang tidak benar. Banyak sekali isinya hoax dan bernada kebencian.
Terbukti, beberapa pekan lalu polisi berhasil mengungkap akun-akun penyebar hoax. Salah satunya adalah Saracen Cyber Team. "Kelompok Saracen memiliki struktur sebagaimana layaknya organisasi pada umumnya dan telah melakukan aksinya sejak bulan November 2015," kata Kasubdit 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar.
Dari kasus tersebut, kita harus mengambil manfaat agar lebih cerdas, bijak dan berhati-hati lagi untuk menggunakan akun media sosial.
Berkenalan di media sosial
Dalam mencari teman di media sosial harus hati-hati. Banyak oknum yang tidak bertangung jawab melakukan modus penipuan mulai dari perkenalan yang berujung penyesalan. Hal ini biasanya menimpah kaum remaja yang dengan mudah termakan rayuan, berawal kenalan kemudian bertukan kontak sampai akhirnya bertemu dan sering kali berakhir dengan tidak kekerasan seksual atau pemerkosaan. Bahkan di beberapa kasus nyawa yang menjadi taruhannya.
Sebagai contoh, beberapa waktu silam, gadis berinisial S (19) dengan Rahmat di jejaring sosial Facebook. S dianiaya kemudian diperkosa oleh Rahmat dan Andre di semak-semak Desa Cileles, Kecamatan Tigaraksa. Sadisnya, pelaku juga menyayat dua urat nadi korban yang sudah tak berdaya.
Atinah, kakak korban mengatakan, adiknya mengaku berkenalan dengan pria bernama Rahmat di Facebook. Seminggu kemudian, S dijemput oleh Rahmat di rumah Atinah, Komplek Griya Cikande dengan diiming-imingi akan dibelikan baju di Tambak, Serang, Banten.
Penipuan
Media sosial sering kali dimanfaatkan orang untuk berjualan dengan harga yang jauh di bawah pasar sehingga orang tertarik untuk membeli tanpa harus berpikir panjang. Contohnya seperti TV Plasma, LCD, spare part motor dan mobil dan lain sebagainya.
Setelah korban melakukan transaksi dan proses pembayaran telah selesai, biasanya barang yang dikirim adalah barang palsu atau bahkan barang rusak atau yang lebih parah lagi, tidak mengirim apapun.
Namun ada beberapa tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk terhidar dari penipuan semacan ini. Pertama, cobalah bandingkan harga barang yang ingin Anda beli dengan berbagai sumber yang dapat dipercaya, apabila beda harga terlalu mencolok sebaiknya langsung dihindari. Kemudian Cobalah untuk selalu menelpon mereka, apabila tidak mempunyai contact phone langsung ignore saja. Apabila Anda ingin bertransaksi dalam jumlah yang besar sebaiknya bertemu langsung atau datangi tempat usahanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecanggihan teknologi satu sisi memudahkan masyarakat, sisi lainnya dari kemudahan itu justru menciptakan celah kejahatan.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaKasus penipuan modus kerja dengan like dan subscribe youtube tidak hanya menipu para korban dengan menggasak uangnya saja.
Baca SelengkapnyaModus operandi penipuan terkait keuangan ilegal juga semakin lama semakin canggih meskipun sektor jasa keuangan (SJK) terus melakukan inovasi.
Baca Selengkapnya