4 Kisah Agus Salim buka tabir pria dan wanita
Merdeka.com - Bung Karno pernah tertarik dengan pemikiran Agus Salim soal usaha membuka tabir antara pria dan wanita. Bagi Bung Karno , tabir adalah simbol perdukaan yang tidak dikehendaki oleh Islam. Demikian menariknya tabir bagi Bung Karno .
Menurut Bung Karno , Agus Salim pemikirannya sudah jauh ke depan soal tabir pria dan wanita. Terutama kedudukan seorang perempuan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Tradisi tabir antara pria dan wanita terkesan ada semacam pemisahan. Pria diberikan kebebasan bergerak, sedangkan wanita sebaliknya. Saat itu pria diperbolehkan mengeyam dunia pendidikan formal dan berorganisasi. Sementara perempuan malah dibatasi.
-
Apa yang menjadikan Agus Salim terkenal? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Siapa yang mengagumi Agus Salim? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Kapan Agus Salim meninggal? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Kenapa Agus Salim terkenal dengan julukan 'Singa Podium'? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Siapa yang memerankan Salim? Selain itu, ada Mike Lucock yang juga main di Bidadari Surgamu. Memerankan tokoh Salim di sinetron tersebut, sosoknya pun menjadi sorotan tersendiri.
-
Siapa yang Agus Sarondeng kagumi? Adapun idola Agus dalam menapaki karier sebagai pencipta lagu campursari adalah sosok Manthous, Didi Kempot, dan Sonny Joss.
Zaman sekarang, pemisahan itu masih ada. Padahal, sejak dulu Agus Salim sudah berusaha menghapus tabir yang menjadi penyekat pria dan wanita. Berikut ini kisah Agus Salim membuka tabir pria dan wanita:
Agus Salim sobek kain
Pemikiran Agus Salim dalam membuka tabir ini juga didukung oleh Bung Karno . Menurut Bung Karno , pemikiran Agus Salim adalah sebuah langkah berani.Ceritanya saat itu Bung Karno hadir dalam kongres Muhammadiyah pada 1939 di Medan. Saat itu ia keluar dari sidang sebagai bentuk protes tentang tabir.Menurut Bung Karno , tabir adalah simbol perbudakan yang tidak dikehendaki oleh Islam. "Saya ingat bahwa dulu Haji Agus Salim pernah merobek tabir di salah satu rapat umum, ya merobek terang-terangan."Bagi Bung Karno , tindakan Agus Salim patut diacungi jempol. "Sebab perbuatan demikian itu minta keberanian moral yang sangat besar."Ini adalah salah satu kelebihan yang dimiliki Agus Salim. Usaha Agus Salim kini dapat dinikmati generasi masa kini.
Tolak pemisahan pria dan wanita
Pada tahun 1925, saat pelaksanaan kongres JIB di Yogyakarta kala itu tempat duduk peserta pria dan wanita dipisah. Pemisahan dilakukan menggunakan tabir.Kala itu duduknya dipisah menggunakan tabir (kain putih). Peserta perempuan tempatnya di belakang laki-laki. Pemisahan itu dilakukan karena dipengaruhi oleh kongres-kongres perkumpulan Islam yang sering diadakan di Yogyakarta.Situasi inilah yang membuat Agus Salim gelisah. Saat JIB menggelar kongres kedua di Solo pada akhir 1927, Agus Salim sebagai penasihat JIB langsung memberikan usul soal tabir."Tidak termasuk di dalamnya bahwa orang perempuan harus dipisahkan, apalagi disendirikan. Bahwa memisahkan orang perempuan itu adat kebiasaan Arab. Adat kebiasaan itu mungkin termasuk kepercayaan golongan Yahudi dan Kristen."
Perjuangkan emansipasi
Agus Salim juga pernah mengkritisi budaya dan tradisi kala itu terutama kehidupan yang sifatnya tradisional. Seperti yang dialami oleh Raden Ajeng Kartini di penghujung abad ke-19.Kala itu masih adanya kawin paksa dan tradisi dan kebiasaan tetap tinggal di rumah bagi seorang gadis yang sudah menginjak dewasa. Tentu saja tradisi itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.Menurut Salim, pada umumnya umat Islam kala itu masih terbelenggu oleh tradisi dan kebiasaan generasi sebelumnya.Salim juga meluruskan terhadap pandangan-pandangan bahwa untuk mencari Islam itu dengan melakukan sesuatu yang sebaliknya dari kebiasaan dilakukan di kalangan terpelajar pada umumnya. Salah satunya bebas melakukan pertemuan, perjamuan, bepergian dengan kendaraan umum secara terbuka tanpa tutup kepala, di mana orang perempuan menjadi pusat penglihatan laki-laki.
Gerak perempuan dibatasi
Saat itu perempuan tidak bisa leluasa. Dalam hal apapun. Baik dari pendidikan dan organisasi semuanya dibatasi. Sementara laki-laki bisa bergerak bebas.Agus Salim juga menilai, mayoritas perempuan saat itu masih diliputi oleh keterbatasan dan ketergantungan. Sehingga perempuan tidak bisa bergerak dan berpikir kreatif dan kritis.Contohnya adalah pada tahun 1925. Saat itu sedang digelar kongres JIB di Yogyakarta. Ketika kongres digelar ada tabir antara peserta perempuan pria dan wanita.Duduknya dipisah menggunakan tabir (kain putih). Peserta perempuan tempatnya di belakang laki-laki. Pemisahan itu dilakukan karena dipengaruhi oleh kongres-kongres perkumpulan Islam yang sering diadakan di Yogyakarta.Situasi inilah yang membuat Agus Salim gelisah. Saat JIB menggelar kongres kedua di Solo pada akhir 1927, Agus Salim sebagai penasihat JIB langsung memberikan usul soal tabir.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidik telah mendapatkan alat bukti yang cukup untuk melakukan penahanan terhadap tersangka Samsudin.
Baca SelengkapnyaPolisi secara marathon memeriksa sebanyak 13 orang saksi kasus konten video boleh tukar pasangan yang dibuat oleh Samsudin alias Gus Samsudin.
Baca SelengkapnyaHasil kajian MUI menyimpulkan konten tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara, Agus Arifin, terlihat disoraki oleh penonton yang hadir
Baca SelengkapnyaSelama ini sosoknya lebih dikenal dengan kontroversi-kontroversinya
Baca SelengkapnyaUsai pertemuan, Anies mengatakan pertemuannya dengan Emil Salim bukan membahas nostalgia dan romantisme masa silam tetapi bangsa Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaJika saat ini Gus Samsudin masih berstatus sebagai saksi.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut dinarasikan ada seorang pemuka agama yang memimpin jemaah tertentu
Baca Selengkapnya