415 Wilayah di Indonesia Berisiko Tinggi Polio, Kemenkes Gencarkan BIAN
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, 415 kabupaten/kota pada 30 provinsi masuk kategori risiko tinggi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Untuk mencegah penyebaran virus polio, Kemenkes akan menggencarkan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
"Kita ada BIAN ya dan percepatan vaksinasi yang belum lengkap bisa segera vaksinasi walau sudah lewat dari jadwalnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada merdeka.com, Kamis (24/11).
Nadia memastikan stok vaksin untuk imunisasi polio aman. Adapun, vaksinasi polio hanya dapat diberikan kepada balita. Empat kali tetes (bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV) imunisasi polio pada usia 1,2,3,4 bulan dan dua kali suntikan (Inactivated Polio Vaccine/IPV) imunisasi polio di usia 4 dan 9 bulan.
-
Kenapa vaksin polio penting? Vaksin polio, yang efektif dan aman, telah membantu mengurangi jumlah kasus polio secara signifikan di seluruh dunia dan bahkan memimpin beberapa negara untuk menghapus penyakit ini secara total.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Bagaimana cara mencegah polio? Langkah paling efektif untuk mencegah polio adalah dengan melakukan imunisasi.
Di lain kesempatan, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra juga meminta pemerintah untuk menggencarkan vaksinasi polio. Menurutnya, vaksinasi merupakan cara ampuh untuk menciptakan kekebalan alami guna melawan virus polio.
"Vaksinasi menjadi cara ampuh untuk menimbulkan kekebalan alami dari risiko virus polio. Kita walaupun sudah mendapatkan sertifikat eradikasi di tahun 2014 tetap harus waspada tinggi," kata Hermawan.
Untuk diketahui, eradikasi polio merupakan upaya pemutusan rantai penularan virus polio. Selain dengan vaksin, Hermawan juga menilai pemerintah perlu memperhatikan sanitasi warga.
"Ada problema sanitasi yang besar. Oleh karenanya, di samping vaksinasi, sanitasi yang baik dan benar melalui higienitas itu langkah terbaik untuk pencegahan polio," tambah Hermawan.
Terakhir, menurut Herawan, penting juga kesadaran orang tua untuk melakukan pemerikasaan dan mendapatkan vaksinasi polio bagi anaknya.
"Yang paling penting adalah kesadaran orang tua untuk memeriksakan sekaligus mendapatkan vaksinasi anak bayi dan balitanya," kata Hermawan.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaKetahui jadwal pelaksanaan PIN Polio Tahap 2, di mana bisa memperolehnya, serta ditujukan pada siapa saja.
Baca SelengkapnyaUntuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), pemerintah terus mendorong program imunisasi polio dengan menggelar PIN.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaPemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca SelengkapnyaPemkot Tarakan melaksanakan Kick Off pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca Selengkapnya