5 Kejanggalan pembunuhan manager cantik Sisca
Merdeka.com - Dua orang yang mengaku sebagai pelaku pembunuhan Branch Manager PT Verena Multi Finance, Sisca Yovie, Ade dan Wawan telah berada di kantor polisi. Seorang pelaku, Ade menyerahkan diri ke Mapolsek Sukajadi pada Sabtu (10/8), dan kemudian setelah melakukan pengembangan, polisi menangkap Wawan di daerah Ciranjang.
Meski keduanya mengaku sudah mengakui pembunuhan tersebut, sejumlah kejanggalan nampak dari kasus tersebut. Kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Yesmil Anwar, merasa janggal dengan pengakuan Ade. Dia menyarankan polisi tidak begitu saja percaya dengan pengakuan Ade.
Sejumlah kejanggalan pun terlihat dari keterangan pelaku yang mengaku niat awal keduanya hanya ingin menjambret korban. Berikut beberapa kejanggalan dalam kasus Sisca:
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Mengapa Ristya curiga dengan keterangan saksi? 'Satu kata aja sih, buat keterangan saksi 100 persen bohong,' kata Ristya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin (2/9/2024).
-
Bagaimana Cut Syifa menanggapi tuduhan itu? 'Selamat pagi, Bu. Mohon doakan agar saya tetap istiqomah. Saya mohon maaf jika masih ada kekurangan, karena saya masih dalam proses belajar,' tulisnya.
-
Gimana alibi didukung? Saksi, catatan CCTV, atau bukti lainnya dapat menjadi elemen yang memperkuat alibi.
-
Apa yang disampaikan Syahrul Yasin Limpo pada penyidik? 'Apa yang diminta oleh penyidik dan lain-lain sudah saya sampaikan sampai tengah malam ini. Saya kira ini untuk kesekian kalinya. Saya itu,' kata SYL.
-
Siapa yang dituduh oleh Cut Syifa? 'Saya berharap kita dapat saling mengingatkan dengan cara yang beradab dan menggunakan kata-kata yang baik, bukan dengan tuduhan yang belum tentu benar tanpa memahami situasi orang lain,' ujar Cut Syifa.
Niat cari sumbangan tapi bawa golok
Menurut pengakuan Ahri (65), ayah dari Wawan atau kakek Ade, saat kejadian kedua pelaku awalnya akan meminta sumbangan buat perayaan 17 Agustusan. Namun, Ahri kaget saat mendengar cerita cucunya yang mengaku terlibat penjambretan."Mereka tinggal di sini (seatap). Anak saya (W) dan cucu saya (A) itu mau ambil sumbangan buat kegiatan 17 Agustusan. Tapi ternyata pulangnya malah jadi jambret," kata Ahri di dirumahnya, Minggu (11/8).Ahri menjelaskan jika penjambretan tersebut berawal dari ide W yang melihat korban tengah sendirian dan menenteng sebuah tas."Sudah agak jauh dari posisi rumah kos korban, tapi anak saya (W) nyuruh cucu saya (A) balik lagi dan langsung ngejambret," ucapnya menirukan A.Namun untuk apa Wawan dan Ade membawa golok jika ingin berniat meminta sumbangan?
Rambut nyangkut di gir
Kepada kerabatnya, Ade membantah sengaja menyeret Sisca. Menurutnya, saat dijambret, Sisca terjatuh. Saat itulah secara tak sengaja rambut Sisca masuk ke gir sepeda motor."W ngejambret, dan meminta si A memacunya motornya, nah saat itu pas mau belok, si A ngerasa motor berat, pas lihat ke belakang ada Sisca keseret, rambut Sisca ngelilit di gir. Kata A saya nggak sengaja," kata salah satu kerabat A di Mapoltabes Bandung, Minggu (11/8).Karena panik, Wawan memerintahkan Ade untuk terus menggeber motornya. Terjadilah peristiwa horor itu. Tubuh Sisca diseret 500 meter melewati jalanan menurun yang kondisinya penuh lubang.Menurut Ade, Wawan pun bukan mau membacok Sisca dengan golok. Wawan hanya mau memutus rambut Sisca yang tersangkut di gir motor.Perihal tersangkutnya rambut Sisca ke gir motor sulit dibayangkan. Bagaimana bisa rambut yang berada di atas kepala, masuk ke gir motor yang ada di bawah.Sebelum rambut Sisca masuk gir motor, diketahui memang ada peristiwa tarik menarik tas antara Sisca dan Wawan. Apakah tarik menarik sedemikian hebatnya, sampai rambut Sisca masuk ke gir motor? Belum ada yang bisa memastikan.
Ade tiba-tiba menyerahkan diri
Ade, salah satu dari dua pembunuh Branch Manager di PT Verena Multi Finance Tbk, Sisca Yofie (30), menyerahkan diri ke polisi, Sabtu pagi kemarin. Dia masih dimintai keterangan di Polrestabes Bandung.Dalam pelariannya, Ade bercerita banyak pada keluarganya. Ade mengaku pembunuhan itu terjadi karena ketidaksengajaan. "Itu nggak sengaja," ungkap kerabat A, kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Minggu (11/8).Dalam peristiwa itu, Ade mengaku hanya sopir yang diminta mengendarai motor. Sedangkan Wawan, pelaku yang ditangkap Ciranjang, sebagai eksekutor. "Otaknya itu si W. A nggak tahu apa-apa," tambahnya.Sementara itu, kakek Ade, Ahri (65) mengatakan, setelah kejadian itu, cucunya tampak seperti orang bingung. Setelah mendengar cerita Ade, dia langsung menyarankan cucunya untuk menyerahkan diri ke kantor polisi Sukajadi.
Kasus kriminal sampai jadi perhatian Kapolri
Meski beredar kabar pembunuhan itu berlatar belakang tindak kriminal penjambretan, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, tetap berkelit. Namun Kombes Agus mengakui kasus ini jadi perhatian Kapolri dan jajarannya."Sampai saat ini kasus Sisca masih diselidiki oleh teman-teman penyidik di Polrestabes Bandung. Masih kita tunggu hasilnya. Mereka sedang berupaya mengungkap kasus karena juga menjadi perhatian dari pimpinan," kata Agus dalam jumpa pers di Divhumas Mabes Polri, Minggu (11/8).Menurut Agus, sampai saat ini pihaknya mengaku belum berhasil menangkap pelaku yang diduga membunuh Sisca dengan cara menyeret dengan sepeda motor. Meski begitu, dia mengaku masih mendalami adanya pengakuan seseorang mengaku sebagai pembunuh Sisca yang menyerahkan diri."Masih kita dalami. Kalau ada pihak-pihak yang mengaku tahu soal kasus itu akan kita selidiki. Kita kan mencari keterangan," ujar Agus.
Motif Sisca cuma sebatas jambret?
Ade, pria yang mengaku sebagai salah satu pembunuh sadis Branch Manager di PT Verena Multi Finance Tbk, Sisca Yofie (30), menyerahkan diri ke Polrestabes Bandung. Pria berusia lebih kurang 24 tahun ini pun telah dimintai keterangan terkait peristiwa berdarah pada Senin (5/8) lalu.Dari informasi yang dikumpulkan, motif kasus ini mulanya hanyalah penjambretan. Namun Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Sutarno, belum mau menyimpulkan."Kita nggak mau menduga-duga dulu, kita masih terus dalami semua pengakuannya," kata Sutarno kepada merdeka.com, Minggu (11/8).Sutarno sendiri masih enggan mengungkap identitas pria yang mengaku sebagai pelaku. Dia menambahkan, pihaknya tengah fokus memburu seorang lagi yang diduga sebagai rekan pelaku."Keterangannya belum bisa kita simpulkan. Kita menunggu keterangan tambahan, karena kan pelakunya kemarin terpantau berdua," tambahnya.Sebelumnya, pria yang mengaku sebagai salah satu pembunuh Sisca menyerahkan diri pada Sabtu pagi kemarin. Sutarno berjanji segera mengungkap kasus ini.
Baca juga:Misteri hubungan asmara dan dendam Sisca dengan polisiLewat surat, Sisca caci maki anggota polisi yang dekat dengannyaIni motor Satria maut yang seret Sisca hingga tewasDuka bapak kos ditinggal Sisca yang cantik dan baik hatiKok bisa rambut Sisca nyangkut di gir motor pelaku?
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Niko Kili Kili menjadi pengacara Pegi usai diminta ibunya agar membantu sang anak yang diyakini tak bersalah.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, kepolisian harus mengantongi bukti kuat untuk menjerat Pegi Setiawan sebagai otak pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaMenurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Purn. Susno Duadji merespons soal kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.
Baca SelengkapnyaReza juga mengingatkan, korban salah tangkap mendapat ganti rugi. Demikian praktik di banyak negara.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji blak-blakan kejanggalan polisi dalam kasus kematian Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaLembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengumumkan daftar nama yang bakal diberikan perlindungan dalam kasus kematian Vina Cirebon
Baca SelengkapnyaPolda Jabar tidak membutuhkan pengakuan dari Pegi.
Baca SelengkapnyaAparat kepolisian diingatkan untuk berhati-hati dalam penanganan kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim Polri Susno Duadji menjadi salah satu sosok yang paling lantang dalam menyoroti kasus Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) Komjen Pol (Purn) Susno Duadji merespons kasus pembunuhan Vina Dewi yang terjadi di Cirebon
Baca Selengkapnya